AS, Inggris, dan Kanada Diminta Tempatkan Pasukan di Ukraina
Senin, 06 Desember 2021 - 17:32 WIB
KIEV - Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Kanada harus “secara nyata” mengerahkan pasukan di Ukraina, dekat perbatasan Rusia. Langkah tersebut dianggap sebagai dukungan bagi Kiev untuk mencegah potensi konflik militer dengan Moskow.
Permintaan itu diungkapkan Menteri Pertahanan Ukraina Alexey Reznikov.
Berbicara kepada The Globe and Mail yang berbasis di Toronto, pada Minggu (5/12/2021), Reznikov meminta "sekutu Anglo-Saxon" memberikan bantuan ke Ukraina di luar struktur NATO, termasuk mengirim lebih banyak pelatih militer ke negara itu.
“Akan menyenangkan jika instruktur Kanada… akan dikerahkan di Kharkiv, Mariupol, Kramatorsk, Odessa, dan Pulau Zminiy,” papar menteri pertahanan Ukraina.
Semua lokasi yang disebutkan berada di timur dan selatan Ukraina, dekat perbatasan dengan Rusia.
“Bersama dengan orang-orang Inggris, dengan orang-orang Amerika Serikat, dalam platform bilateral, tanpa NATO. Tiga bendera yakni bendera Kanada, bendera Amerika Serikat dan bendera Inggris, harus berkibar di sekitar wilayah ini. Itu juga akan menjadi pertanda baik bagi Rusia bahwa Anda ada di sini,” ujar dia kepada surat kabar itu.
Menurut Resnikov, Ukraina telah berfokus pada permintaan bantuan dari Anglosphere dan tidak mengharapkan bantuan militer dari Jerman dan Prancis, karena kedua negara ini bermaksud mempertahankan hubungan ekonomi mereka dengan Rusia.
Permintaan Reznikov datang di tengah meningkatnya kekhawatiran atas dugaan penumpukan militer di perbatasan Rusia dengan Ukraina.
Sejak awal November, beberapa media Barat mengklaim Moskow sedang merencanakan invasi ke tetangganya.
Kremlin telah berulang kali membantah tuduhan itu, menunjukkan bahwa Rusia hanya memindahkan pasukan di dalam wilayahnya sendiri. Adapun Kiev telah meminta dukungan militer kepada NATO yang dipimpin AS sebagai tanggapan atas aksi Rusia.
Namun, menurut beberapa ahli, saran Reznikov hanya akan memperburuk keadaan. Menulis di Twitter, analis politik Rusia Vladimir Frolov mengecam gagasan itu.
“Ini akan memperburuk keadaan, bukan lebih baik, selain menjadi sia-sia secara militer,” papar dia.
Baru-baru ini, Washington dan sekutu NATO-nya telah meningkatkan aktivitas militer di wilayah tersebut, termasuk di Laut Hitam.
Tindakan NATO menjadi keprihatinan bagi Moskow, yang telah berulang kali menentang kehadiran militer asing di wilayah tersebut.
Pekan lalu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan bahwa, “NATO telah mendorong latihan yang tidak direncanakan… di dekat perbatasan (Rusia).”
Permintaan itu diungkapkan Menteri Pertahanan Ukraina Alexey Reznikov.
Berbicara kepada The Globe and Mail yang berbasis di Toronto, pada Minggu (5/12/2021), Reznikov meminta "sekutu Anglo-Saxon" memberikan bantuan ke Ukraina di luar struktur NATO, termasuk mengirim lebih banyak pelatih militer ke negara itu.
“Akan menyenangkan jika instruktur Kanada… akan dikerahkan di Kharkiv, Mariupol, Kramatorsk, Odessa, dan Pulau Zminiy,” papar menteri pertahanan Ukraina.
Semua lokasi yang disebutkan berada di timur dan selatan Ukraina, dekat perbatasan dengan Rusia.
“Bersama dengan orang-orang Inggris, dengan orang-orang Amerika Serikat, dalam platform bilateral, tanpa NATO. Tiga bendera yakni bendera Kanada, bendera Amerika Serikat dan bendera Inggris, harus berkibar di sekitar wilayah ini. Itu juga akan menjadi pertanda baik bagi Rusia bahwa Anda ada di sini,” ujar dia kepada surat kabar itu.
Menurut Resnikov, Ukraina telah berfokus pada permintaan bantuan dari Anglosphere dan tidak mengharapkan bantuan militer dari Jerman dan Prancis, karena kedua negara ini bermaksud mempertahankan hubungan ekonomi mereka dengan Rusia.
Permintaan Reznikov datang di tengah meningkatnya kekhawatiran atas dugaan penumpukan militer di perbatasan Rusia dengan Ukraina.
Sejak awal November, beberapa media Barat mengklaim Moskow sedang merencanakan invasi ke tetangganya.
Kremlin telah berulang kali membantah tuduhan itu, menunjukkan bahwa Rusia hanya memindahkan pasukan di dalam wilayahnya sendiri. Adapun Kiev telah meminta dukungan militer kepada NATO yang dipimpin AS sebagai tanggapan atas aksi Rusia.
Namun, menurut beberapa ahli, saran Reznikov hanya akan memperburuk keadaan. Menulis di Twitter, analis politik Rusia Vladimir Frolov mengecam gagasan itu.
“Ini akan memperburuk keadaan, bukan lebih baik, selain menjadi sia-sia secara militer,” papar dia.
Baru-baru ini, Washington dan sekutu NATO-nya telah meningkatkan aktivitas militer di wilayah tersebut, termasuk di Laut Hitam.
Tindakan NATO menjadi keprihatinan bagi Moskow, yang telah berulang kali menentang kehadiran militer asing di wilayah tersebut.
Pekan lalu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan bahwa, “NATO telah mendorong latihan yang tidak direncanakan… di dekat perbatasan (Rusia).”
(sya)
tulis komentar anda