Taiwan: China Coba Lemahkan Kami dengan Kirim Misi Militer Berulangkali
Selasa, 30 November 2021 - 02:30 WIB
TAIWAN - Militer China dituding berusaha melemahkan Angkatan Bersenjata Taiwan dengan cara mengirim misi militer berulangkali di dekat wilayah Taiwan, tapi Taiwan mampu meresponsnya. Demikian ditegaskan Menteri Pertahanan Taiwan, Chiu Kuo-cheng, Senin (29/11/2021).
"Niat mereka perlahan-lahan habis, untuk memberi tahu Anda bahwa kami memiliki kekuatan ini," kata Kuo-cheng, ketika ditanya tentang serangan terbaru. "Pasukan nasional kami telah menunjukkan, bahwa meskipun Anda mungkin memiliki kekuatan ini, kami memiliki tindakan balasan," lanjutnya, seperti dikutip dari Reuters.
Pernyataan yang dilontarkan Kuo-cheng di sela-sela rapat parlemen itu untuk menanggapi lonjakan baru dalam aktivitas Angkatan Udara China. Pada akhir pekan kemarin, Taiwan mengerahkan pesawat tempurnya setelah 27 pesawat Angkatan Udara China kembali memasuki zona identifikasi pertahanan udara, atau ADIZ.
“Misi China terbaru termasuk 18 jet tempur, ditambah lima pembom H-6 berkemampuan nuklir, serta yang luar biasa, sebuah pesawat pengisian bahan bakar udara Y-20,” sebut pernyataan Kementerian Pertahanan Taiwan.
Pembom dan enam pesawat tempur terbang ke selatan Taiwan ke Selat Bashi yang memisahkan pulau itu dari Filipina, kemudian keluar ke Pasifik sebelum kembali ke China, menurut peta yang disediakan kementerian.
Pesawat-pesawat itu disertai dengan pesawat pengisian bahan bakar, menunjukkan China mengisi bahan bakar pesawat tempur jarak pendek. Kemampuan Angkatan Udara negara itu terlihat, untuk memproyeksikan kekuatan lebih jauh dari pantai China.
Taiwan kemudian mengirim pesawat tempur untuk memperingatkan pesawat China, sementara sistem rudal dikerahkan untuk memantau mereka, kata Kementerian Pertahanan Taiwan. Sebelumnya, China mengatakan kalau misi semacam itu dirancang untuk melindungi kedaulatan negara.
Selama ini, Taiwan, yang diklaim Beijing sebagai miliknya dan tidak mengesampingkan mengambil dengan paksa. Chiu, yang menggambarkan situasinya sebagai "sangat serius," mengatakan Taiwan akan terus menganalisis jenis pesawat yang digunakan China untuk menginformasikan rencana masa depan.
"Niat mereka perlahan-lahan habis, untuk memberi tahu Anda bahwa kami memiliki kekuatan ini," kata Kuo-cheng, ketika ditanya tentang serangan terbaru. "Pasukan nasional kami telah menunjukkan, bahwa meskipun Anda mungkin memiliki kekuatan ini, kami memiliki tindakan balasan," lanjutnya, seperti dikutip dari Reuters.
Pernyataan yang dilontarkan Kuo-cheng di sela-sela rapat parlemen itu untuk menanggapi lonjakan baru dalam aktivitas Angkatan Udara China. Pada akhir pekan kemarin, Taiwan mengerahkan pesawat tempurnya setelah 27 pesawat Angkatan Udara China kembali memasuki zona identifikasi pertahanan udara, atau ADIZ.
“Misi China terbaru termasuk 18 jet tempur, ditambah lima pembom H-6 berkemampuan nuklir, serta yang luar biasa, sebuah pesawat pengisian bahan bakar udara Y-20,” sebut pernyataan Kementerian Pertahanan Taiwan.
Pembom dan enam pesawat tempur terbang ke selatan Taiwan ke Selat Bashi yang memisahkan pulau itu dari Filipina, kemudian keluar ke Pasifik sebelum kembali ke China, menurut peta yang disediakan kementerian.
Pesawat-pesawat itu disertai dengan pesawat pengisian bahan bakar, menunjukkan China mengisi bahan bakar pesawat tempur jarak pendek. Kemampuan Angkatan Udara negara itu terlihat, untuk memproyeksikan kekuatan lebih jauh dari pantai China.
Taiwan kemudian mengirim pesawat tempur untuk memperingatkan pesawat China, sementara sistem rudal dikerahkan untuk memantau mereka, kata Kementerian Pertahanan Taiwan. Sebelumnya, China mengatakan kalau misi semacam itu dirancang untuk melindungi kedaulatan negara.
Selama ini, Taiwan, yang diklaim Beijing sebagai miliknya dan tidak mengesampingkan mengambil dengan paksa. Chiu, yang menggambarkan situasinya sebagai "sangat serius," mengatakan Taiwan akan terus menganalisis jenis pesawat yang digunakan China untuk menginformasikan rencana masa depan.
(esn)
tulis komentar anda