Anggota Parlemen dan Warga Yordania Protes Kesepakatan PLTS dengan Israel

Sabtu, 27 November 2021 - 12:20 WIB
Warga Yordania berdemo menentang kerjasama pembangunan PLTS dengan Israel. FOTO/Al Jazeera
AMMAN - Ratusan orang berkumpul di ibu kota Yordania , Amman, untuk memprotes kesepakatan air-untuk-energi antara Yordania dan Israel. Kesepakatan itu, jika diimplementasikan, akan menjadi salah satu proyek kerja sama terbesar sejak kedua negara menandatangani kesepakatan damai 27 tahun lalu.

Seperti dilaporkan Al Jazeera, Jumat (26/11/2021), berdasarkan kesepakatan itu, Yordania akan menerima 200 juta meter kubik air desalinasi dari Israel, dengan imbalan 600 megawatt listrik yang dihasilkan dari pembangkit energi surya yang didanai UEA di Yordania.



Warga Yordania pun menolak kesepakatan itu. Selain kian membawa negara itu menuju normalisasi hubungan dengan Israel, demonstran juga memperingatkan bahwa kesepakatan itu akan memaksa Yordania untuk bergantung pada Israel.



“Kami memiliki hak untuk hidup; Palestina memiliki hak untuk hidup,” ujar Nasreen, seorang pengunjuk rasa kepada Al Jazeera. “Kami, orang Yordania mendukung Palestina. Dan, kami peduli dengan Yordania, itulah sebabnya kami ada di sini hari ini.”

Nasreen memegang poster buatan ketiga anaknya. “Ini tentang menjadi MANUSIA,” bunyi tulisan pada poster itu. “Deklarasi niat” proyek ditandatangani pada hari Senin di Dubai oleh menteri air Yordania, menteri energi Israel, dan menteri perubahan iklim UEA, di hadapan Utusan Iklim AS John Kerry.



“Kami tidak mempercayai pendudukan,” tegas Anggota Parlemen Yordania, Saleh al-Armouti, merujuk pada Israel. “Jika pendudukan Israel menandatangani perjanjian, biasanya mereka tidak melakukan apa yang dinyatakan.”

Perjanjian tersebut dimaksudkan untuk mengatasi kebutuhan mendesak Yordania akan air dan tujuan Israel untuk memperluas bauran energi terbarukan. Israel telah secara drastis meningkatkan kapasitasnya untuk desalinasi air dan Yordania memiliki daerah gurun yang luas yang cocok untuk pertanian energi surya.



Juru bicara Kementerian Air Yordania Omar Salameh mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ide proyek tersebut berasal dari meningkatnya permintaan Yordania akan sumber daya air permanen, diperburuk oleh pertumbuhan populasi kerajaan selama beberapa tahun terakhir.

Yordania saat ini adalah negara yang paling minim suplai air kedua di dunia, menurut UNICEF. Pasokan air per kapitanya diperkirakan akan berkurang setengahnya pada akhir abad ini, menurut laporan Laboratory News baru-baru ini.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More