Keroyok China, Delapan Negara Bentuk Aliansi Baru

Sabtu, 06 Juni 2020 - 09:23 WIB
Delapan negara membentuk aliansi baru untuk mengahadapi China. Foto/American Journal of Transportation
WASHINGTON - Sekelompok legislator senior dari delapan negara membentuk aliansi lintas parlemen baru guna melawan pengaruh China terhadap perdagangan global, keamanan, dan hak asasi manusia.

Aliansi Antar-Parlemen untuk China, yang diluncurkan Jumat, datang ketika Amerika Serikat (AS) berjuang untuk mengumpulkan aliansi yang kohesif guna menghadapi kekuatan ekonomi dan diplomatik China yang terus meningkat. Selain sejumlah negara juga mengutuk langkah Beijing untuk memberlakukan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong yang mengancam otonomi kota itu.

Kelompok itu mengatakan bertujuan untuk membangun tanggapan yang tepat dan terkoordinasi, dan untuk membantu menyusun pendekatan proaktif dan strategis pada masalah yang berkaitan dengan Republik Rakyat China.

Senator Partai Republik AS Marco Rubio dan Partai Demokrat Bob Menendez, mantan menteri pertahanan Jepang Gen Nakatani, anggota komite urusan luar negeri Parlemen Eropa Miriam Lexmann dan anggota parlemen terkemuka dari Inggris, Iain Duncan Smith, semuanya adalah ketua bersama kelompok yang baru diluncurkan itu.

Aliansi itu mengatakan peningkatan ekonomi China menempatkan tatanan global berdasarkan aturan berada dalam tekanan dan negara-negara yang berusaha melawan Beijing sebagian besar melakukannya sendiri - dan sering dengan "biaya besar". Daftar negara yang berpartisipasi meliputi AS, Jerman, Inggris, Jepang, Australia, Kanada, Swedia, Norwegia, serta anggota parlemen Eropa.



Beberapa dari negara-negara tersebut telah menghadapi konsekuensi ekonomi atau politik yang kuat karena melintasi ambisi strategis China.

Upaya tegas pemerintah Trump untuk menulis ulang hubungan perdagangan bilateral dengan China telah mendorong perang dagang yang berlarut-larut yang telah memiliki konsekuensi global, sementara upaya-upaya lain telah membuat jurnalis AS diusir dari China.

Sementara Kanada melihat dua warganya - Michael Kovrig dan Michael Spavor - ditahan tanpa pengadilan sebagai hasil dari penangkapan seorang eksekutif perusahan China, Huawei Technologies Co. Norwegia melihat hubungan perdagangan dengan China tergelincir selama enam tahun - dan ekspor salmon menurun - setelah seorang pembangkang China dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian.

Upaya Australia untuk meminta pertanggungjawaban China atas pandemi Covid-19, yang pertama kali meletus di kota Wuhan, telah menyebabkan tarif baru pada jelai Australia dan larangan daging. (Baca: Bukan Gertak Sambal, China Realisasikan Ancamannya pada Australia )
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More