AS Demo Black Lives Matter, Amerika Bersatu Serukan Persatuan Indonesia
Jum'at, 05 Juni 2020 - 20:58 WIB
DALLAS - Setiap warga negara Indonesia (WNI) di Amerika Serikat (AS) diimbau menggunakan momentum demonstrasi Black Lives Matter sebagai pengingat bahwa Kebhinnekaan Indonesia menjadi kekuatan yang mempersatukan. Imbauan itu disampaikan masyarakat Indonesia yang tergabung dalam organisasi Amerika Bersatu.
"Saya mengimbau seluruh WNI untuk berhati-hati, jangan sampai terpancing suasana yang panas, dan tetap menjaga persatuan dan kesatuan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia),” ujar Ronny Rusli dari Dallas, Texas, selaku Ketua Umum Amerika Bersatu.
Imbauan itu sebagai tanggapan organisasi Amerika Bersatu atas demonstrasi massal di seluruh AS yang mulai dikaitkan isu adanya gerakan separatis yang ingin memecah-belah NKRI. “Hati-hati memakai nama Indonesia untuk menanggapi kejadian di negara asing,” katanya, dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews.com, Jumat (5/6/2020).
Di saat yang sama, Amerika Bersatu mengajak para WNI di AS untuk mengikuti imbauan dari perwakilan RI demi keselamatan. "Meskipun ada kebebasan berpendapat di Amerika Serikat, mari kita ikuti imbauan dari perwakilan RI untuk tidak mengikuti unjuk rasa demi keselamatan dan keamanan,” ujar Melkysedek Tirtasaputra, salah satu tokoh masyarakat Indonesia di Philadelphia yang juga memiliki seorang menantu berkulit hitam.
Tirtasaputra mengecam pihak-pihak yang menggunakan isu rasisme hanya untuk kepentingan sendiri maupun kelompok, serta menutup mata terhadap upaya penyelesaian kasus-kasus itu sendiri. (Baca: Kerusuhan AS Berlanjut, Sudah 13 Tewas dan 10.000 Orang Ditangkap )
“Sebagai manusia, sangat jelas kita mengecam segala tindakan rasisme di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Namun jangan jatuh pada narasi 'kalau tidak ikut demonstrasi, maka tidak menghargai HAM', karena Black Lives Matter mempunyai sejarah yang berbeda,” paparnya.
Organisasi Amerika Bersatu turut mengapresiasi langkah Pemerintah Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang telah meratifikasi International Convention on the Elimination of all Forms of Racial Discrimination 1965 melalui UU Nomor 29 Tahun 1999 yang meneguhkan komitmen Indonesia untuk mengutuk segregasi/pemisahan rasial dan bertindak untuk mencegah, melarang, dan menghapus seluruh praktik diskriminasi di wilayah hukumnya.
Sementara itu, dokter Alvinsyah Pramono; Ketua Tim Satuan Tugas Covid-19 Permias Nasional, mengatakan dia prihatin atas risiko kesehatan yang ditimbulkan pada demonstrasi di AS.
“Kami memprediksi, akan terjadi peningkatan kasus Covid-19 pada minggu yang akan datang karena demonstrasi yang dilakukan ini tidak mematuhi protokol kesehatan," ujarnya.
"Karena itu, mari kita sama-sama mengimbau masyarakat kita untuk tetap tinggal di rumah demi kesehatan," imbuh dia.Pada saat ini tercatat hampir 2 juta kasus positif Covid-19, dengan angka kematian melebihi 110.000 jiwa di AS.
"Saya mengimbau seluruh WNI untuk berhati-hati, jangan sampai terpancing suasana yang panas, dan tetap menjaga persatuan dan kesatuan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia),” ujar Ronny Rusli dari Dallas, Texas, selaku Ketua Umum Amerika Bersatu.
Imbauan itu sebagai tanggapan organisasi Amerika Bersatu atas demonstrasi massal di seluruh AS yang mulai dikaitkan isu adanya gerakan separatis yang ingin memecah-belah NKRI. “Hati-hati memakai nama Indonesia untuk menanggapi kejadian di negara asing,” katanya, dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews.com, Jumat (5/6/2020).
Di saat yang sama, Amerika Bersatu mengajak para WNI di AS untuk mengikuti imbauan dari perwakilan RI demi keselamatan. "Meskipun ada kebebasan berpendapat di Amerika Serikat, mari kita ikuti imbauan dari perwakilan RI untuk tidak mengikuti unjuk rasa demi keselamatan dan keamanan,” ujar Melkysedek Tirtasaputra, salah satu tokoh masyarakat Indonesia di Philadelphia yang juga memiliki seorang menantu berkulit hitam.
Tirtasaputra mengecam pihak-pihak yang menggunakan isu rasisme hanya untuk kepentingan sendiri maupun kelompok, serta menutup mata terhadap upaya penyelesaian kasus-kasus itu sendiri. (Baca: Kerusuhan AS Berlanjut, Sudah 13 Tewas dan 10.000 Orang Ditangkap )
“Sebagai manusia, sangat jelas kita mengecam segala tindakan rasisme di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Namun jangan jatuh pada narasi 'kalau tidak ikut demonstrasi, maka tidak menghargai HAM', karena Black Lives Matter mempunyai sejarah yang berbeda,” paparnya.
Organisasi Amerika Bersatu turut mengapresiasi langkah Pemerintah Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang telah meratifikasi International Convention on the Elimination of all Forms of Racial Discrimination 1965 melalui UU Nomor 29 Tahun 1999 yang meneguhkan komitmen Indonesia untuk mengutuk segregasi/pemisahan rasial dan bertindak untuk mencegah, melarang, dan menghapus seluruh praktik diskriminasi di wilayah hukumnya.
Sementara itu, dokter Alvinsyah Pramono; Ketua Tim Satuan Tugas Covid-19 Permias Nasional, mengatakan dia prihatin atas risiko kesehatan yang ditimbulkan pada demonstrasi di AS.
“Kami memprediksi, akan terjadi peningkatan kasus Covid-19 pada minggu yang akan datang karena demonstrasi yang dilakukan ini tidak mematuhi protokol kesehatan," ujarnya.
"Karena itu, mari kita sama-sama mengimbau masyarakat kita untuk tetap tinggal di rumah demi kesehatan," imbuh dia.Pada saat ini tercatat hampir 2 juta kasus positif Covid-19, dengan angka kematian melebihi 110.000 jiwa di AS.
(min)
tulis komentar anda