Demonstran Nakal AS Tawarkan Seks pada Polisi yang Bersedia Mundur

Jum'at, 05 Juni 2020 - 06:56 WIB
Gambar video para petugas polisi di Amerika Serikat saat digoda seorang demonstran perempuan. Foto/Tangkapan layar YouTube
NEW YORK CITY - Seorang demonstran perempuan di Amerika Serikat (AS) menawarkan diri untuk melakukan hubungan seks dengan setiap polisi yang bersedia berhenti dari pekerjaannya.

Tawaran demonstran nakal ini disampaikan langsung di hadapan para polisi yang berkonsentrasi menghadapi para pengunjuk rasa yang menuntut keadilan atas kematian pria kulit hitam George Floyd .

Identitas pengunjuk rasa perempuan di New York City ini belum terungkap. Namun, video aksinya sudah menyebar luas di media sosial sejak Kamis (4/6/2020).

"Tawaran bagus ini sampai akhir malam," kata sang demonstran sambil berjalan di hadapan barisan polisi berseragam dengan alat pelindung diri.



"Letakkan sendiri senjata sialan Anda, letakkan lencana militer Anda, jadilah manusia," lanjut dia, seperti diberitakan New Zealand Herald. "Saya punya kartu nama," katanya lagi.

Salah satu polisi yang didekati mengatakan kepadanya; "Saya sudah menikah, maaf".

"Apakah Anda pikir polisi yang sudah menikah tidak melihat pelacur? Anda semua mencintai pelacur," balas demonstran perempuan itu.

"Jika Anda berhenti hari ini, saya akan meniduri Anda dengan sesuka hati. Dan saya juga baik-baik saja," imbuh dia.

Menurut laporan New Zeland Herald, rekaman video itu di-posting di Twitter dan telah ditonton lebih dari seperempat juta kali.

Seperti diberitakan sebelumnya, pria kulit hitam bernama George Floyd tewas tak lama setelah lehernya dicekik polisi kulit putih dengan lututnya di kota Minneapolis, Minnesota, pada 25 Mei 2020. Dia awalnya ditangkap empat polisi atas tuduhan membeli rokok di sebuah toko dengan uang kertas palsu.

Dalam video yang memicu kemarahan publik AS, Floyd terlihat tersungkur di tanah di dekat sebuah mobil. Dalam kondisi tangannya diborgol, leher Floyd dicekik dengan lutut seorang polisi bernama Derek Chauvin. Floyd sempat mengucapkan kalimat terakhir; "Saya tidak bisa bernapas" sebelum akhirnya dinyatakan tewas setelah dibawa ke rumah sakit.

Empat petugas polisi yang terlibat dalam kejadian itu telah dipecat. Mereka juga didakwa di pengadilan. Namun, tindakan hukum terhadap empat polisi itu belum meredam kemarahan publik Amerika. Demo yang diwarnai kerusuhan masih berlanjut di beberapa wilayah di negara tersebut.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More