Dibebaskan dari Penjara AS, Ilmuwan 'Mata-mata' Iran Pulang ke Negaranya
Jum'at, 05 Juni 2020 - 00:59 WIB
Departemen Luar Negeri AS belum menanggapi permintaan AFP untuk mengomentari pembebasan ilmuwan negara para Mullah tersebut.
Namun Ken Cuccinelli, Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, menyatakan di Twitter bahwa AS telah berusaha mendeportasi Asgari sejak tahun lalu tetapi telah terhenti setiap langkah oleh pemerintah Iran.
Baik Iran dan Amerika Serikat memiliki sejumlah tahanan dan kedua pihak baru-baru ini menyerukan agar tahanan kedua pihak dibebaskan di tengah pandemi Covid-19.
Iran sedang memerangi wabah paling mematikan di Timur Tengah tersebut, sedangkan AS telah melaporkan jumlah total kematian tertinggi di dunia akibat penyakit ini.
Republik Islam Iran menahan setidaknya lima orang Amerika dan AS diketahui memiliki 19 orang Iran dalam tahanan sebelum pembebasan Asgari. Data ini disusun oleh AFP berdasarkan pernyataan resmi otoritas kedua negara dan laporan media.
Ketegangan antara Teheran dan Washington meningkat pada tahun 2018, setelah Presiden Donald Trump secara sepihak menarik AS dari perjanjian nuklir multinasional tentang Iran dan menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan ekonomi negara para Mullah tersebut.
Kedua negara yang jadi musuh bebuyutan itu juga hampir dua kali terlibat perang besar-besaran dalam satu tahun terakhir.
Pada Januari, Iran menembakkan rentetan rudal ke pasukan AS yang ditempatkan di Irak, tanpa menimbulkan korban jiwa, sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak AS yang menewaskan Qasem Soleimani, seorang jenderal top Iran.
Namun Trump menahan diri untuk tidak mengambil tindakan militer sebagai tanggapan. (Baca juga: 11 Kapal Iran Kepung Beberapa Kapal Perang AS dalam Jarak 9 Meter )
Keduanya terkadang bertukar tahanan meskipun tidak memiliki hubungan diplomatik resmi.
Namun Ken Cuccinelli, Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, menyatakan di Twitter bahwa AS telah berusaha mendeportasi Asgari sejak tahun lalu tetapi telah terhenti setiap langkah oleh pemerintah Iran.
Baik Iran dan Amerika Serikat memiliki sejumlah tahanan dan kedua pihak baru-baru ini menyerukan agar tahanan kedua pihak dibebaskan di tengah pandemi Covid-19.
Iran sedang memerangi wabah paling mematikan di Timur Tengah tersebut, sedangkan AS telah melaporkan jumlah total kematian tertinggi di dunia akibat penyakit ini.
Republik Islam Iran menahan setidaknya lima orang Amerika dan AS diketahui memiliki 19 orang Iran dalam tahanan sebelum pembebasan Asgari. Data ini disusun oleh AFP berdasarkan pernyataan resmi otoritas kedua negara dan laporan media.
Ketegangan antara Teheran dan Washington meningkat pada tahun 2018, setelah Presiden Donald Trump secara sepihak menarik AS dari perjanjian nuklir multinasional tentang Iran dan menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan ekonomi negara para Mullah tersebut.
Kedua negara yang jadi musuh bebuyutan itu juga hampir dua kali terlibat perang besar-besaran dalam satu tahun terakhir.
Pada Januari, Iran menembakkan rentetan rudal ke pasukan AS yang ditempatkan di Irak, tanpa menimbulkan korban jiwa, sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak AS yang menewaskan Qasem Soleimani, seorang jenderal top Iran.
Namun Trump menahan diri untuk tidak mengambil tindakan militer sebagai tanggapan. (Baca juga: 11 Kapal Iran Kepung Beberapa Kapal Perang AS dalam Jarak 9 Meter )
Keduanya terkadang bertukar tahanan meskipun tidak memiliki hubungan diplomatik resmi.
tulis komentar anda