Putin Setuju Rusia Membom Nuklir Musuh Meski Bersenjata Konvensional

Rabu, 03 Juni 2020 - 17:08 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto/REUTERS/Maxim Zmeyev
MOSKOW - Rusia menetapkan aturan penggunaan senjata nuklir jika terjadi perang sebagai bagian dari doktrin militer terbarunya. Aturan yang disetujui Presiden Vladimir Putin pada Selasa (2/6/2020) ini memungkinkan Moskow menjadi pengguna pertama senjata atau bom nuklir terhadap musuh yang bersenjata konvensional sekalipun.

Aturan baru ini merinci musuh yang boleh dibom nuklir adalah mereka yang serangannya mengancam keberadaan negara Rusia, entah itu musuh bersenjata atom maupun konvensional.

Mengutip laporan The Newsweek, Rabu (3/6/2020), dalam dokumen doktrin militer baru ada empat skenario yang mengharuskan Moskow menggunakan senjata pemusnah massal. Yakni; serangan musuh pada objek-objek kritis Rusia, agresi terhadap Rusia dengan senjata konvensional, serangan yang mengancam keberadaan negara, penggunaan nuklir atau senjata pemusnah massal lainnya terhadap Rusia atau pun sekutunya. (Baca: Rusia Ancam AS dengan Serangan Nuklir Habis-habisan )

Lebih rinci, dua ketentuan baru dari empat skenario itu tersebut mencakup kasus-kasus di mana pemerintah menerima informasi yang dapat dipercaya bahwa serangan rudal balistik sudah dekat atau musuh merusak fasilitas kritis dan militer negara tersebut sehingga kemampuan membalas dendam dengan senjata nuklir terganggu.

Dokumen tersebut menjelaskan tentang menahan dan mencegah agresi terhadap Rusia sebagai di antara prioritas nasional tertinggi. Pada akhirnya, kebijakan senjata nuklir Moskow digambarkan sebagai "bersifat defensif" dan dirancang untuk melindungi kedaulatan negara terhadap musuh potensial.



Sementara itu, Amerika Serikat (AS) tetap ambigu tentang prinsip-prinsip ambang batasnya sendiri untuk menggunakan senjata nuklir. Dokumen Nuclear Posture Review (NPR) Amerika terbaru, yang diterbitkan pada tahun 2018, menyatakan negara itu mempertimbangkan untuk menggunakan senjata nuklir hanya dalam kasus-kasus ekstrem ketika dipaksa untuk mempertahankan AS, sekutu atau pun mitranya.

Namun, dalam dokumen yang dihapus dengan cepat yang dibagikan tahun lalu oleh Kepala Staf Gabungan AS, mengindikasikan aplikasi yang lebih berpotensi lebih luas untuk senjata pemusnah massal semacam itu. "Menggunakan senjata nuklir dapat menciptakan kondisi untuk hasil yang menentukan dan pemulihan stabilitas strategis," bunyi salah satu rincian dokumen tersebut.

"Secara khusus, penggunaan senjata nuklir akan secara fundamental mengubah ruang lingkup pertempuran dan menciptakan kondisi yang memengaruhi bagaimana komandan akan menang dalam konflik."

Baik Uni Soviet—nama negara Rusia sebelumnya—dan Amerika Serikat menumpuk puluhan ribu senjata nuklir selama Perang Dingin mereka yang berlangsung selama beberapa dekade dan meskipun kedua negara telah mengambil langkah-langkah signifikan menuju non-proliferasi, mereka tetap memiliki simpanan senjata nuklir terbesar di dunia.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More