Colin Powell Meninggal, antara Penjahat Perang Irak dan Pahlawan AS
Selasa, 19 Oktober 2021 - 07:22 WIB
Di ruang Dewan Keamanan PBB, dia menampilkan foto dan diagram yang dimaksudkan untuk merinci senjata pemusnah massal Irak, serta terjemahan dari penyadapan intelijen AS. Pada satu titik, Powell mengacungkan sebuah botol kecil berisi satu sendok teh simulasi antraks, memperingatkan bahwa Irak tidak menyumbang “puluhan demi puluhan ribu sendok teh” patogen mematikan itu.
Faktanya, tidak ada senjata seperti itu yang pernah ditemukan, dan pidato Powell itu kemudian dicemooh sebagai titik terendah dalam kariernya.
"Saya sedih dengan kematian Colin Powell tanpa diadili atas kejahatannya di Irak...Tapi saya yakin pengadilan Tuhan akan menunggunya," cuit Muntadher al-Zaidi, seorang jurnalis Irak yang melampiaskan kemarahannya pada AS dengan melemparkan sepatunya ke Presiden George W Bush saat konferensi pers 2008 di Baghdad.
Pada tahun 2011, Powell mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia menyesal memberikan informasi intelijen yang menyesatkan yang menyebabkan invasi AS, menyebutnya sebagai “noda dalam catatan saya.”
Dia mengatakan banyak sumber yang dikutip oleh komunitas intelijen salah.
Saif Salah al-Hety, seorang jurnalis Irak dalam sebuah tweet mengatakan kesaksian Powell kepada PBB tetap menjadi salah satu perkembangan paling penting di Irak hingga hari ini.
“Semoga penghakiman Allah atasnya, serta orang-orang yang mendukung, membantu dan berpartisipasi dengan dia,” kata al-Hety.
Saddam Hussein ditangkap oleh pasukan AS saat bersembunyi di Irak utara pada Desember 2003 dan kemudian dieksekusi oleh pemerintah Irak.
Namun penggulingan Saddam Hussein berubah menjadi kekerasan sektarian mematikan yang nyaris tak berkesudahan di negeri seribu satu malam itu. Kehancuran Irak-lah yang pada akhirnya membantu memunculkan kelompok bersenjata ISIL (ISIS).
Faktanya, tidak ada senjata seperti itu yang pernah ditemukan, dan pidato Powell itu kemudian dicemooh sebagai titik terendah dalam kariernya.
"Saya sedih dengan kematian Colin Powell tanpa diadili atas kejahatannya di Irak...Tapi saya yakin pengadilan Tuhan akan menunggunya," cuit Muntadher al-Zaidi, seorang jurnalis Irak yang melampiaskan kemarahannya pada AS dengan melemparkan sepatunya ke Presiden George W Bush saat konferensi pers 2008 di Baghdad.
Pada tahun 2011, Powell mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia menyesal memberikan informasi intelijen yang menyesatkan yang menyebabkan invasi AS, menyebutnya sebagai “noda dalam catatan saya.”
Dia mengatakan banyak sumber yang dikutip oleh komunitas intelijen salah.
Saif Salah al-Hety, seorang jurnalis Irak dalam sebuah tweet mengatakan kesaksian Powell kepada PBB tetap menjadi salah satu perkembangan paling penting di Irak hingga hari ini.
“Semoga penghakiman Allah atasnya, serta orang-orang yang mendukung, membantu dan berpartisipasi dengan dia,” kata al-Hety.
Saddam Hussein ditangkap oleh pasukan AS saat bersembunyi di Irak utara pada Desember 2003 dan kemudian dieksekusi oleh pemerintah Irak.
Namun penggulingan Saddam Hussein berubah menjadi kekerasan sektarian mematikan yang nyaris tak berkesudahan di negeri seribu satu malam itu. Kehancuran Irak-lah yang pada akhirnya membantu memunculkan kelompok bersenjata ISIL (ISIS).
tulis komentar anda