18 Warga Rusia Tewas Usai Tenggak Vodka Palsu
Minggu, 10 Oktober 2021 - 01:30 WIB
ORENBURG - Delapan belas warga Rusia dilaporkan tewas usai menenggak vodka palsu yang mengandung methanol di Orsk, wilayah Orenburg, Rusia. Selain korban tewas, sejumlah orang yang ikut mengkonsumsi vodka palsu tersebut dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Seperti dilaporkan Mirror.co.uk, Jumat (8/10), Polisi setempat menyatakan, sebuah keajaiban tidak muncul korban lebih banyak lagi. Dalam beberapa kasus, konsentrasi vodka palsu itu tiga sampai lima kali lebih tinggi dari dosis yang mematikan, menurut seorang pejabat setempat.
Usia korban tewas berkisar antara 36 hingga 72 tahun, kata laporan. Di antara mereka yang terbunuh oleh vodka palsu adalah Murat Berekeshov (41) dan istrinya Aislu (39). Warga lain yang meninggal di Orsk, wilayah Orenburg adalah seorang pensiunan, Aleksandr Sirotinin (68), bersama dengan Dmitry Karelin (40) dan Zhan Nurmakanov (36).
Sementara seorang warga lokal, Dmitry Granchenko (42), kini dilaporkan berjuang untuk hidupnya setelah meminum alkohol palsu. Seorang penjual minuman mematikan tersebut, Ildar Suyunshalinov mengaku tak tahu kalau minuman keras yang dijualnya itu akan membawa dampak mematikan. “Saya membeli alkohol di pangkalan grosir Orsk. Saya tidak tahu itu mematikan,” ujar Suyunshalinov.
Polisi dilaporkan telah menangkap tiga orang, yang terdiri dari dua pria berusia 60 dan 28 tahun, dan seorang wanita, 47 tahun. Selain itu, lebih dari 1.000 botol telah disita, meskipun alkohol palsu terlihat tidak dapat dibedakan dari alkohol biasa.
“Lebih dari 3.000 botol plastik kosong dan peralatan untuk produksi, penyimpanan, pembotolan, dan pengemasan produk yang mengandung alkohol dalam volume besar disita,” kata laporan penegak hukum setempat.
Konsumsi minuman keras dan produk rumah tangga yang mengandung alkohol cukup umum di daerah miskin Rusia dan disalahkan atas sejumlah besar kematian terkait alkohol. Gubernur wilayah Denis Pasler mengeluarkan seruan mendesak kepada penduduk setempat untuk menahan diri dari membeli alkohol.
Pada tahun 2006 Rusia menyatakan keadaan darurat karena kematian akibat konsumsi vodka bajakan. The Independent melaporkan bahwa di beberapa daerah, rumah sakit sedang berjuang untuk mengatasi gelombang keracunan alkohol.
Mereka mengutip stasiun radio Ekho Moskvy yang dilaporkan mengatakan jumlah korban "lebih mirip korban dari sebuah perang kecil". Dewan Federasi, majelis tinggi parlemen, mengatakan dalam sebuah surat kepada Perdana Menteri saat itu, Mikhail Fradkov, bahwa 42.000 orang Rusia meninggal karena keracunan alkohol setiap tahun.
Seperti dilaporkan Mirror.co.uk, Jumat (8/10), Polisi setempat menyatakan, sebuah keajaiban tidak muncul korban lebih banyak lagi. Dalam beberapa kasus, konsentrasi vodka palsu itu tiga sampai lima kali lebih tinggi dari dosis yang mematikan, menurut seorang pejabat setempat.
Usia korban tewas berkisar antara 36 hingga 72 tahun, kata laporan. Di antara mereka yang terbunuh oleh vodka palsu adalah Murat Berekeshov (41) dan istrinya Aislu (39). Warga lain yang meninggal di Orsk, wilayah Orenburg adalah seorang pensiunan, Aleksandr Sirotinin (68), bersama dengan Dmitry Karelin (40) dan Zhan Nurmakanov (36).
Sementara seorang warga lokal, Dmitry Granchenko (42), kini dilaporkan berjuang untuk hidupnya setelah meminum alkohol palsu. Seorang penjual minuman mematikan tersebut, Ildar Suyunshalinov mengaku tak tahu kalau minuman keras yang dijualnya itu akan membawa dampak mematikan. “Saya membeli alkohol di pangkalan grosir Orsk. Saya tidak tahu itu mematikan,” ujar Suyunshalinov.
Polisi dilaporkan telah menangkap tiga orang, yang terdiri dari dua pria berusia 60 dan 28 tahun, dan seorang wanita, 47 tahun. Selain itu, lebih dari 1.000 botol telah disita, meskipun alkohol palsu terlihat tidak dapat dibedakan dari alkohol biasa.
“Lebih dari 3.000 botol plastik kosong dan peralatan untuk produksi, penyimpanan, pembotolan, dan pengemasan produk yang mengandung alkohol dalam volume besar disita,” kata laporan penegak hukum setempat.
Konsumsi minuman keras dan produk rumah tangga yang mengandung alkohol cukup umum di daerah miskin Rusia dan disalahkan atas sejumlah besar kematian terkait alkohol. Gubernur wilayah Denis Pasler mengeluarkan seruan mendesak kepada penduduk setempat untuk menahan diri dari membeli alkohol.
Pada tahun 2006 Rusia menyatakan keadaan darurat karena kematian akibat konsumsi vodka bajakan. The Independent melaporkan bahwa di beberapa daerah, rumah sakit sedang berjuang untuk mengatasi gelombang keracunan alkohol.
Mereka mengutip stasiun radio Ekho Moskvy yang dilaporkan mengatakan jumlah korban "lebih mirip korban dari sebuah perang kecil". Dewan Federasi, majelis tinggi parlemen, mengatakan dalam sebuah surat kepada Perdana Menteri saat itu, Mikhail Fradkov, bahwa 42.000 orang Rusia meninggal karena keracunan alkohol setiap tahun.
(esn)
tulis komentar anda