Lagi, Jet Tempur Siluman F-35 AS Jatuhkan Bom Nuklir B61 Inert
Kamis, 07 Oktober 2021 - 07:48 WIB
WASHINGTON - Dua jet tempur siluman F-35A Amerika Serikat (AS) kembali menjatuhkan bom nuklir B61 inert atau yang tidak diaktifkan. Ini tes terakhir setelah uji coba serupa pada 2020 lalu.
Kantor Program Gabungan F-35, dalam rilisnya, mengataan kedua jet tempur itu telah menyelesaikan Demonstrasi Sistem Senjata Penuh dari bom nuklir B61-12 militer AS.
Dirancang pada tahun 1963, bom nuklir B61 telah melayani militer AS selama beberapa dekade.
Menurut siaran pers tersebut, uji coba penjatuhan bom itu berlangsung di lokasi tes Tonopah di Nevada pada 4 Oktober 2021.
Bom sepanjang 12 kaki (3,6 meter) diperkirakan memiliki berat sekitar 825 pon (374,2 kg) sedang dirancang untuk dikirim dari udara baik sebagai balistik atau dalam mode penurunan gravitasi terpandu.
Dalam uji coba tersebut, pilot dari Skuadron Uji dan Evaluasi 422 lepas landas dengan pesawat F-35A Angkatan Udara AS dari Pangkalan Angkatan Udara Nellis di Nevada dan melakukan dua penjatuhan secara terpisah dari tiruan B61-12.
Bom inert dilepaskan pada ketinggian dan kecepatan udara yang berbeda, menandai tes terakhir dari 10 uji coba penjatuhan dari F-35.
Setelah uji coba tersebut, Departemen Pertahanan dan Departemen Energi, yang merupakan mitra dalam program, sekarang akan menganalisis data untuk memverifikasi apakah persyaratan pengujian dipenuhi oleh B-61 selama operasinya pada F-35.
"Senjata seri B61 adalah senjata nuklir gravitasi taktis yang dapat digunakan pada Pesawat Berkemampuan Ganda seperti F-15E dan F-16C/D," kata Letnan Kolonel Daniel Jackson, kepala divisi, pencegahan strategis markas besar dan integrasi nuklir Komandao Tempur Udara (ACC).
Menurut situs resmi Departemen Luar Negeri AS yang dikutip SINDOnews.com, Kamis (7/10/2021), Amerika saat ini memiliki 3.750 hulu ledak nuklir di gudang senjatanya. Jumlah hulu ledak nuklir sebanyak itu dapat menghancurkan seluruh dunia.
Kantor Program Gabungan F-35, dalam rilisnya, mengataan kedua jet tempur itu telah menyelesaikan Demonstrasi Sistem Senjata Penuh dari bom nuklir B61-12 militer AS.
Dirancang pada tahun 1963, bom nuklir B61 telah melayani militer AS selama beberapa dekade.
Menurut siaran pers tersebut, uji coba penjatuhan bom itu berlangsung di lokasi tes Tonopah di Nevada pada 4 Oktober 2021.
Bom sepanjang 12 kaki (3,6 meter) diperkirakan memiliki berat sekitar 825 pon (374,2 kg) sedang dirancang untuk dikirim dari udara baik sebagai balistik atau dalam mode penurunan gravitasi terpandu.
Dalam uji coba tersebut, pilot dari Skuadron Uji dan Evaluasi 422 lepas landas dengan pesawat F-35A Angkatan Udara AS dari Pangkalan Angkatan Udara Nellis di Nevada dan melakukan dua penjatuhan secara terpisah dari tiruan B61-12.
Bom inert dilepaskan pada ketinggian dan kecepatan udara yang berbeda, menandai tes terakhir dari 10 uji coba penjatuhan dari F-35.
Setelah uji coba tersebut, Departemen Pertahanan dan Departemen Energi, yang merupakan mitra dalam program, sekarang akan menganalisis data untuk memverifikasi apakah persyaratan pengujian dipenuhi oleh B-61 selama operasinya pada F-35.
"Senjata seri B61 adalah senjata nuklir gravitasi taktis yang dapat digunakan pada Pesawat Berkemampuan Ganda seperti F-15E dan F-16C/D," kata Letnan Kolonel Daniel Jackson, kepala divisi, pencegahan strategis markas besar dan integrasi nuklir Komandao Tempur Udara (ACC).
Menurut situs resmi Departemen Luar Negeri AS yang dikutip SINDOnews.com, Kamis (7/10/2021), Amerika saat ini memiliki 3.750 hulu ledak nuklir di gudang senjatanya. Jumlah hulu ledak nuklir sebanyak itu dapat menghancurkan seluruh dunia.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda