Api Membakar Dekat Gedung Putih, Toko-toko Dijarah di New York City
Senin, 01 Juni 2020 - 19:53 WIB
WASHINGTON - Api membakar di dekat Gedung Putih, bersamaan dengan toko-toko dijarah di New York City dan Southern California. Di lokasi lain, satu truk tangki dikemudikan ke arah demonstran di Minneapolis.
Amerika Serikat (AS) tampak kewalahan menghadapi unjuk rasa memprotes kematian George Floyd akibat dicekik oknum polisi. Garda Nasional telah dikerahkan di 15 negara bagian dan Washington DC untuk mengatasi kerusuhan yang telah berlangsung enam malam berturut-turut pada Minggu (31/5).
"Saya benci melihat kota saya seperti ini tapi pada akhirnya kami menuntut keadilan," tegas Jahvon Craven, 18, saat dia berdiri melihat demonstran di Interstate 35, pusat kota Minneapolis, beberapa saat sebelum jam malam pukul 8 malam mulai berlaku.
Otoritas menerapkan jam malam di puluhan kota di penjuru AS, yang terbanyak sejak pembunuhan terhadap Martin Luther King Jr pada 1968 saat kampanye pemilu dan pergolakan demonstrasi anti-perang.
Presiden AS Donald Trump menyebut pengunjuk rasa saat ini sebagai para penjahat. "Tegaslah para Walikota dan Gubernur Demokrat. Orang-orang itu para Anarkhis. Panggilan Garda Nasional kita sekarang," tweet Trump pada Minggu (31/5) siang.
Namun pemerintahan Trump tidak akan mengontrol Garda Nasional sekarang, menurut penasehat keamanan nasional Robert O’Brien. (Baca Juga: Jurnalis Rusia Jadi Korban Demonstrasi di AS, Moskow Kesal)
Di Washington DC, demonstran menyalakan api di dekat Gedung Putih pada Minggu (31/5). Asap hitam bercampur gas air mata terlihat di antara demonstran yang meneriakkan "George Floyd".
Kekerasan sporadis juga terjadi di Boston setelah unjuk rasa damai saat para aktivis melemparkan botol ke petugas kepolisian. (Baca Juga: Trump Disebut Bersembunyi di Bunker Saat Terjadi Demonstrasi di Depan Gedung Putih)
Amerika Serikat (AS) tampak kewalahan menghadapi unjuk rasa memprotes kematian George Floyd akibat dicekik oknum polisi. Garda Nasional telah dikerahkan di 15 negara bagian dan Washington DC untuk mengatasi kerusuhan yang telah berlangsung enam malam berturut-turut pada Minggu (31/5).
"Saya benci melihat kota saya seperti ini tapi pada akhirnya kami menuntut keadilan," tegas Jahvon Craven, 18, saat dia berdiri melihat demonstran di Interstate 35, pusat kota Minneapolis, beberapa saat sebelum jam malam pukul 8 malam mulai berlaku.
Otoritas menerapkan jam malam di puluhan kota di penjuru AS, yang terbanyak sejak pembunuhan terhadap Martin Luther King Jr pada 1968 saat kampanye pemilu dan pergolakan demonstrasi anti-perang.
Presiden AS Donald Trump menyebut pengunjuk rasa saat ini sebagai para penjahat. "Tegaslah para Walikota dan Gubernur Demokrat. Orang-orang itu para Anarkhis. Panggilan Garda Nasional kita sekarang," tweet Trump pada Minggu (31/5) siang.
Namun pemerintahan Trump tidak akan mengontrol Garda Nasional sekarang, menurut penasehat keamanan nasional Robert O’Brien. (Baca Juga: Jurnalis Rusia Jadi Korban Demonstrasi di AS, Moskow Kesal)
Di Washington DC, demonstran menyalakan api di dekat Gedung Putih pada Minggu (31/5). Asap hitam bercampur gas air mata terlihat di antara demonstran yang meneriakkan "George Floyd".
Kekerasan sporadis juga terjadi di Boston setelah unjuk rasa damai saat para aktivis melemparkan botol ke petugas kepolisian. (Baca Juga: Trump Disebut Bersembunyi di Bunker Saat Terjadi Demonstrasi di Depan Gedung Putih)
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda