Mahathir: Pemimpin Partai Pribumi Bersatu Berpaling dari Janji Mereka
Senin, 01 Juni 2020 - 16:27 WIB
KUALA LUMPUR - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad mengatakan, para pemimpin Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) berpaling dari janji pemilihan mereka untuk melawan kleptokrasi. Mahathir mengatakan, mereka berpaling dengan bergabung dengan partai-partai yang kalah dalam pemilihan umum terakhir untuk menjatuhkan koalisi Pakatan Harapan (PH).
Dalam sebuah posting blog, seperti dilansir Channel News Asia pada Senin (1/6/2020), Mahathir mengatakan, beberapa pemimpin dan anggota Bersatu bergabung dengan partai di masa lalu karena mereka menyembunyikan ambisi untuk menjatuhkan Perdana Menteri yang mencuri miliaran dana pemerintah.
"Tetapi ketika "Presiden Bersatu" berkomplot dengan pihak-pihak yang dikalahkan untuk menjatuhkan PH dan menjadi Perdana Menteri dengan dukungan dari para pemimpin yang mencuri, para pemimpin Bersatu lainnya menerimanya selama ada manfaat untuk dinikmati," tulis Mahathir, tanpa menyebutkan nama.
“Apa yang terjadi dengan janji di masa lalu untuk melawan dan menjatuhkan pemimpin kleptokratis? Oh. Itu itu adalah janji untuk mendapatkan dukungan pemilih. Sekarang bisa melupakannya," sambungnya.
Pekan lalu, Mahathir sendiri telah dikeluarkan dari partai yang dia bentuk pada 2016 silam, menyusul keputusan mereka untuk tidak duduk bersama pemerintah Perikatan Nasional (PN) yang baru dibentuk yang dipimpin oleh Presiden Bersatu, Muhyiddin Yassin.
Pekan lalu, Muhyiddin menjelaskan bahwa tindakan Mahathir dan empat anggota partai lainnya telah bertentangan dengan konstitusi partai, yang mengakibatkan penghentian keanggotaan mereka dengan efek langsung. Mahathir, bagaimanapun, membantah legitimasi penghentian dan bersikeras bahwa dia masih ketua partai.
Dalam sebuah posting blog, seperti dilansir Channel News Asia pada Senin (1/6/2020), Mahathir mengatakan, beberapa pemimpin dan anggota Bersatu bergabung dengan partai di masa lalu karena mereka menyembunyikan ambisi untuk menjatuhkan Perdana Menteri yang mencuri miliaran dana pemerintah.
"Tetapi ketika "Presiden Bersatu" berkomplot dengan pihak-pihak yang dikalahkan untuk menjatuhkan PH dan menjadi Perdana Menteri dengan dukungan dari para pemimpin yang mencuri, para pemimpin Bersatu lainnya menerimanya selama ada manfaat untuk dinikmati," tulis Mahathir, tanpa menyebutkan nama.
“Apa yang terjadi dengan janji di masa lalu untuk melawan dan menjatuhkan pemimpin kleptokratis? Oh. Itu itu adalah janji untuk mendapatkan dukungan pemilih. Sekarang bisa melupakannya," sambungnya.
Pekan lalu, Mahathir sendiri telah dikeluarkan dari partai yang dia bentuk pada 2016 silam, menyusul keputusan mereka untuk tidak duduk bersama pemerintah Perikatan Nasional (PN) yang baru dibentuk yang dipimpin oleh Presiden Bersatu, Muhyiddin Yassin.
Pekan lalu, Muhyiddin menjelaskan bahwa tindakan Mahathir dan empat anggota partai lainnya telah bertentangan dengan konstitusi partai, yang mengakibatkan penghentian keanggotaan mereka dengan efek langsung. Mahathir, bagaimanapun, membantah legitimasi penghentian dan bersikeras bahwa dia masih ketua partai.
(esn)
tulis komentar anda