Mossad Hancurkan Peralatan IAEA di Fasilitas Nuklir Karaj Iran
Selasa, 14 September 2021 - 09:01 WIB
Mossad juga dituduh sebagai dalang serangan siber April 2021 terhadap fasilitas pengayaan nuklir Natanz dan pembunuhan terhadap salah satu ilmuwan nuklir paling senior Iran Mohsen Fakhrizadeh pada November 2020.
“Kami masih perlu melihat tingkat kesenjangan dari data yang hilang,” papar Grossi pada Senin (13/9/2021) tentang serangan Karaj.
Dia mencatat bahwa belum jelas seberapa buruk serangan itu berdampak pada misi badan tersebut.
Insiden ini sangat ironis, karena Israel menuduh Iran berusaha mengembangkan senjata nuklir dan laporan IAEA tentang kegiatan nuklir Iran dipuji sebagai alat pemantauan yang sangat diperlukan dari program nuklir Iran. Teheran telah membantah memiliki ambisi senjata nuklir.
IAEA yang bertanggung jawab kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa, ditugaskan memantau kepatuhan Iran terhadap perjanjian internasional seperti Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) 2015.
Kesepakatan itu menetapkan batasan ketat pada kualitas dan kuantitas bahan nuklir yang dapat diproduksi Iran.
Namun, Teheran berhenti menaati JCPOA setelah AS secara sepihak menarik diri pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi pencekik ekonomi yang telah dihapus sebagai bagian dari kesepakatan.
Beberapa dari batasan yang tak dipatuhi Iran termasuk batas maksimum kemurnian pengayaan uranium dan berat keseluruhan uranium yang disimpan Iran, serta kesepakatan yang memungkinkan inspektur IAEA mengakses fasilitas tertentu tanpa pengumuman inspeksi sebelumnya.
Grossi mengatakan dia tidak mengharapkan Iran kembali ke kepatuhan JCPOA sebelum pembicaraan dengan AS menghasilkan jalan bagi kedua negara untuk kembali ke kesepakatan secara keseluruhan.
Negosiasi telah membuat kemajuan yang lambat sejak dilanjutkan awal tahun ini di Wina, Austria, setelah Presiden AS Joe Biden menjabat.
“Kami masih perlu melihat tingkat kesenjangan dari data yang hilang,” papar Grossi pada Senin (13/9/2021) tentang serangan Karaj.
Dia mencatat bahwa belum jelas seberapa buruk serangan itu berdampak pada misi badan tersebut.
Insiden ini sangat ironis, karena Israel menuduh Iran berusaha mengembangkan senjata nuklir dan laporan IAEA tentang kegiatan nuklir Iran dipuji sebagai alat pemantauan yang sangat diperlukan dari program nuklir Iran. Teheran telah membantah memiliki ambisi senjata nuklir.
IAEA yang bertanggung jawab kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa, ditugaskan memantau kepatuhan Iran terhadap perjanjian internasional seperti Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) 2015.
Kesepakatan itu menetapkan batasan ketat pada kualitas dan kuantitas bahan nuklir yang dapat diproduksi Iran.
Namun, Teheran berhenti menaati JCPOA setelah AS secara sepihak menarik diri pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi pencekik ekonomi yang telah dihapus sebagai bagian dari kesepakatan.
Beberapa dari batasan yang tak dipatuhi Iran termasuk batas maksimum kemurnian pengayaan uranium dan berat keseluruhan uranium yang disimpan Iran, serta kesepakatan yang memungkinkan inspektur IAEA mengakses fasilitas tertentu tanpa pengumuman inspeksi sebelumnya.
Grossi mengatakan dia tidak mengharapkan Iran kembali ke kepatuhan JCPOA sebelum pembicaraan dengan AS menghasilkan jalan bagi kedua negara untuk kembali ke kesepakatan secara keseluruhan.
Negosiasi telah membuat kemajuan yang lambat sejak dilanjutkan awal tahun ini di Wina, Austria, setelah Presiden AS Joe Biden menjabat.
Lihat Juga :
tulis komentar anda