Xi Jinping kepada Biden: Kebijakan AS Sebabkan Kesulitan Serius
Jum'at, 10 September 2021 - 14:58 WIB
BEIJING - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah melakukan pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping melalui sambungan telepon. Pembicaraan keduanya mengenai sejumlah kekhawatiran antara kedua negara.
Pembicaraan via telepon ini menandai panggilan kedua antara kedua pemimpin dunia sejak Biden menjabat setelah mengalahkan mantan Presiden Donald Trump dalam pemilihan AS 2020.
Menurut berita media pemerintah China Xinhua, Jinping mengatakan kepada Biden bahwa kebijakan Amerika terhadap China telah menyebabkan "kesulitan serius" bagi hubungan kedua negara.
“Jika China dan AS bekerja sama, baik negara dan dunia akan diuntungkan; Jika China dan AS saling berhadapan, kedua negara dan dunia akan menderita. Hubungan China-AS bukanlah pertanyaan pilihan apakah perlu dilakukan baik, tetapi pertanyaan yang diperlukan adalah bagaimana melakukannya dengan baik," kata Xi, menurut laporan Xinhua yang dinukil CNN, Jumat (10/9/2021).
Pemimpin China itu mengatakan kedua negara dapat melanjutkan dialog untuk "mempromosikan koordinasi dan kerja sama" pada isu-isu seperti perubahan iklim, COVID-19 dan isu-isu internasional lainnya.
Sementara itu menurut pernyataan pers Gedung Putih, baik Biden dan Xi Jinping melakukan percakapan yang mencakup bidang di mana kepentingan kedua negara bertemu, dan bidang di mana minat, nilai, dan perspektif keduanya berbeda.
“Mereka setuju untuk terlibat dalam kedua rangkaian masalah secara terbuka dan lugas. Diskusi ini, seperti yang dijelaskan oleh Presiden Biden, adalah bagian dari upaya berkelanjutan Amerika Serikat untuk secara bertanggung jawab mengelola persaingan antara Amerika Serikat dan RRC,” kata Gedung Putih.
Dalam pembicaraan selama 90 menit itu, Biden berusaha untuk melakukan diskusi luas dan strategis tentang bagaimana mengelola hubungan AS-China yang kompetitif untuk menghindari membelok ke arah konflik.
Hubungan AS dengan China penuh dengan ketegangan dalamm beberapa bulan terakhir terutama terkait pelanggaran keamanan siber. AS menuduh China melakukan penyimpangan yang meluas, termasuk peretasan besar-besaran sistem email Microsoft dan serangan ransomware lainnya. Keduanya juga terlibat ketegangan berkepanjangan terkaitt pandemi COVID-19 dan klaim China atas Laut China Selatan.
Pembicaraan via telepon ini menandai panggilan kedua antara kedua pemimpin dunia sejak Biden menjabat setelah mengalahkan mantan Presiden Donald Trump dalam pemilihan AS 2020.
Menurut berita media pemerintah China Xinhua, Jinping mengatakan kepada Biden bahwa kebijakan Amerika terhadap China telah menyebabkan "kesulitan serius" bagi hubungan kedua negara.
“Jika China dan AS bekerja sama, baik negara dan dunia akan diuntungkan; Jika China dan AS saling berhadapan, kedua negara dan dunia akan menderita. Hubungan China-AS bukanlah pertanyaan pilihan apakah perlu dilakukan baik, tetapi pertanyaan yang diperlukan adalah bagaimana melakukannya dengan baik," kata Xi, menurut laporan Xinhua yang dinukil CNN, Jumat (10/9/2021).
Pemimpin China itu mengatakan kedua negara dapat melanjutkan dialog untuk "mempromosikan koordinasi dan kerja sama" pada isu-isu seperti perubahan iklim, COVID-19 dan isu-isu internasional lainnya.
Sementara itu menurut pernyataan pers Gedung Putih, baik Biden dan Xi Jinping melakukan percakapan yang mencakup bidang di mana kepentingan kedua negara bertemu, dan bidang di mana minat, nilai, dan perspektif keduanya berbeda.
“Mereka setuju untuk terlibat dalam kedua rangkaian masalah secara terbuka dan lugas. Diskusi ini, seperti yang dijelaskan oleh Presiden Biden, adalah bagian dari upaya berkelanjutan Amerika Serikat untuk secara bertanggung jawab mengelola persaingan antara Amerika Serikat dan RRC,” kata Gedung Putih.
Dalam pembicaraan selama 90 menit itu, Biden berusaha untuk melakukan diskusi luas dan strategis tentang bagaimana mengelola hubungan AS-China yang kompetitif untuk menghindari membelok ke arah konflik.
Hubungan AS dengan China penuh dengan ketegangan dalamm beberapa bulan terakhir terutama terkait pelanggaran keamanan siber. AS menuduh China melakukan penyimpangan yang meluas, termasuk peretasan besar-besaran sistem email Microsoft dan serangan ransomware lainnya. Keduanya juga terlibat ketegangan berkepanjangan terkaitt pandemi COVID-19 dan klaim China atas Laut China Selatan.
(ian)
tulis komentar anda