Bocor, Dokumen Skenario Pemakaman Ratu Elizabeth II
Sabtu, 04 September 2021 - 06:08 WIB
LONDON - Sebuah dokumen yang berisi tentang rencana pemakaman dan rencana pemerintah Inggris di hari-hari setelah Ratu Elizabeth II meninggal bocor ke publik.
Dikutip dari Politico, Sabtu (4/9/2021), dibawa sandi operasi London Bridge, dokumen tersebut mengukapkan apa yang akan dilakukan mulai dari perdana menteri Inggris yang akan diberitahu lewat telepon hingga kematian sang Ratu yang akan dimumukan melalui berita lewat kabel Press Association.
Ratu Elizabeth II kini berusia 95 tahun, dalam keadaan sehat dan diduga rencana ini telah ditinjau kembali. Namun, itu adalah rencana terbaru yang disusun oleh Kantor Kabinet untuk Operasi London Bridge, dan termasuk diskusi tentang pandemi virus Corona.
Dokumen-dokumen tersebut menunjukkan tingkat tindakan luar bisa yang dilakukan oleh sebuah kekuatan yang dimiliki Inggris, termasuk operasi keamanan besar-besaran untuk mengelola kerumunan yang belum pernah terjadi sebelumnya hingga kekacauan yang dapat terjadi, dalam kata-kata satu memo resmi, London menjadi penuh untuk pertama kalinya.
Mereka mengungkapkan rencana perdana menteri dan Kabinetnya untuk menemui peti mati ratu di stasiun St. Pancras, dan agar Raja Charles yang baru memulai tur ke Inggris pada hari-hari sebelum pemakaman.
Rincian jadwal selama 10 hari antara kematian ratu dan pemakamannya berkisar dari yang biasa hingga yang konyol. Dalam satu dokumen, Downing Street mengemukakan kekhawatiran bahwa mereka akan menghadapi gelombang kemarahan publik jika tidak dapat menurunkan bendera hingga setengah tiang dalam waktu 10 menit setelah aktivasi dan mungkin harus bergantung pada kontraktor eksternal. Di bagian lain, diputuskan bahwa retweet akan dilarang di seluruh departemen Whitehall kecuali jika disetujui oleh kepala komunikasi pemerintah.
Dalam rincian lengkap rencana itu, hari kematian Ratu Elizabeth II akan disebut sebagai "Hari H," dan bendera di Whitehall akan diturunkan menjadi setengah tiang.
Dalam satu dokumen, Downing Street mengemukakan kekhawatiran bahwa mereka akan menghadapi gelombang kemarahan publik jika tidak dapat menurunkan bendera hingga setengah tiang dalam waktu 10 menit setelah aktivasi dan mungkin harus bergantung pada kontraktor eksternal.
Dikutip dari Politico, Sabtu (4/9/2021), dibawa sandi operasi London Bridge, dokumen tersebut mengukapkan apa yang akan dilakukan mulai dari perdana menteri Inggris yang akan diberitahu lewat telepon hingga kematian sang Ratu yang akan dimumukan melalui berita lewat kabel Press Association.
Ratu Elizabeth II kini berusia 95 tahun, dalam keadaan sehat dan diduga rencana ini telah ditinjau kembali. Namun, itu adalah rencana terbaru yang disusun oleh Kantor Kabinet untuk Operasi London Bridge, dan termasuk diskusi tentang pandemi virus Corona.
Dokumen-dokumen tersebut menunjukkan tingkat tindakan luar bisa yang dilakukan oleh sebuah kekuatan yang dimiliki Inggris, termasuk operasi keamanan besar-besaran untuk mengelola kerumunan yang belum pernah terjadi sebelumnya hingga kekacauan yang dapat terjadi, dalam kata-kata satu memo resmi, London menjadi penuh untuk pertama kalinya.
Mereka mengungkapkan rencana perdana menteri dan Kabinetnya untuk menemui peti mati ratu di stasiun St. Pancras, dan agar Raja Charles yang baru memulai tur ke Inggris pada hari-hari sebelum pemakaman.
Rincian jadwal selama 10 hari antara kematian ratu dan pemakamannya berkisar dari yang biasa hingga yang konyol. Dalam satu dokumen, Downing Street mengemukakan kekhawatiran bahwa mereka akan menghadapi gelombang kemarahan publik jika tidak dapat menurunkan bendera hingga setengah tiang dalam waktu 10 menit setelah aktivasi dan mungkin harus bergantung pada kontraktor eksternal. Di bagian lain, diputuskan bahwa retweet akan dilarang di seluruh departemen Whitehall kecuali jika disetujui oleh kepala komunikasi pemerintah.
Dalam rincian lengkap rencana itu, hari kematian Ratu Elizabeth II akan disebut sebagai "Hari H," dan bendera di Whitehall akan diturunkan menjadi setengah tiang.
Dalam satu dokumen, Downing Street mengemukakan kekhawatiran bahwa mereka akan menghadapi gelombang kemarahan publik jika tidak dapat menurunkan bendera hingga setengah tiang dalam waktu 10 menit setelah aktivasi dan mungkin harus bergantung pada kontraktor eksternal.
tulis komentar anda