Iran Kembali Terapkan Lockdown di Tengah Peningkatan Infeksi Covid-19
Minggu, 15 Agustus 2021 - 21:05 WIB
TEHERAN - Iran kembali menerapkan lockdown di tengah peningkatan infeksi Covid-19 . Penguncian tersebut akan berlangsung selama sepekan dan mulai berlaku pada Senin (16/8/2021).
Iran menjadi negara dengan tingkat infeksi Covid-19 terburuk di Timur Tengah dan infeksi kembali meningkat, yang didorong oleh varian Delta.
Kemarin, Iran melaporkan 466 kematian dan 29.700 kasus baru. Itu membuat total korban tewas pandemi menjadi 97.208, dan total kasus yang dikonfirmasi menjadi 4.389.085.
Gugus tugas Covid-19 Iran memerintahkan semua pasar, kantor publik, bank, bioskop, gym, restoran dan bisnis yang tidak penting di setiap kota ditutup hingga Sabtu depan, dan melarang perjalanan antara semua kota.
Pihak berwenang telah mencoba untuk mempercepat kampanye vaksinasi negara itu, di tengah kritik bahwa itu dimulai terlambat, dan ketika sistem perawatan kesehatan Iran yang kelelahan berjuang untuk mengatasi meningkatnya jumlah kasus. Hanya sekitar 3,8 juta orang telah melakukan vaksinasi penuh, dari total populasi 83 juta jiwa.
Ribuan orang mengantri di pusat vaksinasi di Iran Mall di Teheran, di mana perwakilan Kementerian Kesehatan, Bahare Karimi mengatakan petugas kesehatan sudah sangat kelelahan.
Dia mengatakan, pusat itu memberikan vaksin Sinopharm buatan China, tetapi jenis vaksin yang diberikan mungkin berbeda dari hari ke hari. Selain Sinopharm, Iran juga menggunakan vaksin Sputnik V Rusia, Bharat Biotech India dan vaksin AstraZeneca/Oxford.
Pihak berwenang telah menyetujui penggunaan darurat dua vaksin buatan lokal, tetapi satu-satunya yang diproduksi secara massal, COVIran Barekat, kekurangan pasokan.
Pekerja apotek Hamed Rahmati mengeluh saat dia menunggu dalam antrian untuk menerima vaksin. “Mereka tidak mengimpor vaksin ketika seharusnya dan sekarang sudah terlambat,” katanya, seperti dilansir Arab News pada Minggu (15/8/2021).
Presiden baru Iran, Ebrahim Raisi mengatakan, negaranya membutuhkan tambahan 60 juta dosis vaksin untuk bisa mengendalikan situasi.
Iran menjadi negara dengan tingkat infeksi Covid-19 terburuk di Timur Tengah dan infeksi kembali meningkat, yang didorong oleh varian Delta.
Kemarin, Iran melaporkan 466 kematian dan 29.700 kasus baru. Itu membuat total korban tewas pandemi menjadi 97.208, dan total kasus yang dikonfirmasi menjadi 4.389.085.
Gugus tugas Covid-19 Iran memerintahkan semua pasar, kantor publik, bank, bioskop, gym, restoran dan bisnis yang tidak penting di setiap kota ditutup hingga Sabtu depan, dan melarang perjalanan antara semua kota.
Pihak berwenang telah mencoba untuk mempercepat kampanye vaksinasi negara itu, di tengah kritik bahwa itu dimulai terlambat, dan ketika sistem perawatan kesehatan Iran yang kelelahan berjuang untuk mengatasi meningkatnya jumlah kasus. Hanya sekitar 3,8 juta orang telah melakukan vaksinasi penuh, dari total populasi 83 juta jiwa.
Ribuan orang mengantri di pusat vaksinasi di Iran Mall di Teheran, di mana perwakilan Kementerian Kesehatan, Bahare Karimi mengatakan petugas kesehatan sudah sangat kelelahan.
Dia mengatakan, pusat itu memberikan vaksin Sinopharm buatan China, tetapi jenis vaksin yang diberikan mungkin berbeda dari hari ke hari. Selain Sinopharm, Iran juga menggunakan vaksin Sputnik V Rusia, Bharat Biotech India dan vaksin AstraZeneca/Oxford.
Pihak berwenang telah menyetujui penggunaan darurat dua vaksin buatan lokal, tetapi satu-satunya yang diproduksi secara massal, COVIran Barekat, kekurangan pasokan.
Pekerja apotek Hamed Rahmati mengeluh saat dia menunggu dalam antrian untuk menerima vaksin. “Mereka tidak mengimpor vaksin ketika seharusnya dan sekarang sudah terlambat,” katanya, seperti dilansir Arab News pada Minggu (15/8/2021).
Presiden baru Iran, Ebrahim Raisi mengatakan, negaranya membutuhkan tambahan 60 juta dosis vaksin untuk bisa mengendalikan situasi.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda