Eks Diktator Sudan al-Bashir Masuk RS, Diduga Terinfeksi Corona
Jum'at, 29 Mei 2020 - 12:37 WIB
KHARTOUM - Bekas diktator Sudan, Omar al-Bashir , dilarikan ke rumah sakit (RS) dengan gejala mirip terinfeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Dia selama ini mendekam di penjara sejak rezimnya jatuh 2019 karena kudeta.
Media Sudan , Dabanga, yang mengutip Jaksa Penuntut Umum, melaporkan al-Bashir dirawat di sebuah rumah sakit di Khartoum.
Selain mantan presiden tersebut, tujuh anggota rezimnya—yang juga dijebloskan ke penjara sejak 2019—juga di bawa ke rumah sakit yang sama. Tiga dari mereka memiliki kondisi kronis dan tiga lainnya dikonfirmasi sakit Covid-19. Sedangkan al-Bashir memiliki gejala mirip terinfeksi virus corona SARS-CoV-2.
"Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, Jaksa Penuntut Umum mengonfirmasi bahwa Ahmed Haroun; mantan Menteri Negara untuk Urusan Kemanusiaan dan mantan Gubernur Kordofan Utara; sedang dirawat karena Covid-19," tulis Dabanga dalam laporannya yang dilansir Al Arabiya, Jumat (29/5/2020). (Baca: Menteri Pertahanan Sudan Konfirmasi 'Pencopotan' Presiden Bashir )
"Abdelrahim Hussein (Mantan Menteri Dalam Negeri, mantan Menteri Pertahanan, dan mantan Gubernur Khartoum) dan Ali Osman Taha (mantan Menteri Urusan Asing dan Wakil Presiden Pertama), juga sedang dirawat karena Covid-19," lanjut laporan Dabanga.
Pada hari Rabu, pihak berwenang telah mengumumkan bahwa Taha, Haroun, dan Hussein terpapar Covid-19 di penjara.
Pemerintah baru Sudan telah memutuskan bahwa al-Bashir dan para pembantunya harus diadili di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Taha menjabat sebagai wakil presiden dari 1998-2013 di era rezim al-Bashir. Dia sebelumnya adalah menteri luar negeri Sudan.
Hussein bertugas di beberapa posisi termasuk menteri pertahanan dan menteri dalam negeri. Dia juga ditugaskan sebagai gubernur Khartoum sebelum al-Bashir digulingkan.
Haroun menjabat sebagai menteri negara untuk interior, menteri negara untuk urusan kemanusiaan, dan gubernur Kordofan Selatan yang dilanda konflik.
Ketiganya adalah anggota Partai Kongres Nasional yang sekarang tanpa al-Bashir.
Sebuah laporan terpisah dari Sudan Tribune mengatakan pada Rabu bahwa al-Bashir dilaporkan menolak untuk dites Covid-19 saat berada di penjara. Laporan itu menambahkan bahwa al-Bashir sedang dalam kondisi psikologi yang sulit.
Sudan, menurut laporan worldometers pada Jumat (29/5/2020), memiliki 4.346 kasus Covid-19 dengan 195 kematian dan sebanyak 749 pasien berhasil disembuhkan.
Media Sudan , Dabanga, yang mengutip Jaksa Penuntut Umum, melaporkan al-Bashir dirawat di sebuah rumah sakit di Khartoum.
Selain mantan presiden tersebut, tujuh anggota rezimnya—yang juga dijebloskan ke penjara sejak 2019—juga di bawa ke rumah sakit yang sama. Tiga dari mereka memiliki kondisi kronis dan tiga lainnya dikonfirmasi sakit Covid-19. Sedangkan al-Bashir memiliki gejala mirip terinfeksi virus corona SARS-CoV-2.
"Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, Jaksa Penuntut Umum mengonfirmasi bahwa Ahmed Haroun; mantan Menteri Negara untuk Urusan Kemanusiaan dan mantan Gubernur Kordofan Utara; sedang dirawat karena Covid-19," tulis Dabanga dalam laporannya yang dilansir Al Arabiya, Jumat (29/5/2020). (Baca: Menteri Pertahanan Sudan Konfirmasi 'Pencopotan' Presiden Bashir )
"Abdelrahim Hussein (Mantan Menteri Dalam Negeri, mantan Menteri Pertahanan, dan mantan Gubernur Khartoum) dan Ali Osman Taha (mantan Menteri Urusan Asing dan Wakil Presiden Pertama), juga sedang dirawat karena Covid-19," lanjut laporan Dabanga.
Pada hari Rabu, pihak berwenang telah mengumumkan bahwa Taha, Haroun, dan Hussein terpapar Covid-19 di penjara.
Pemerintah baru Sudan telah memutuskan bahwa al-Bashir dan para pembantunya harus diadili di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Taha menjabat sebagai wakil presiden dari 1998-2013 di era rezim al-Bashir. Dia sebelumnya adalah menteri luar negeri Sudan.
Hussein bertugas di beberapa posisi termasuk menteri pertahanan dan menteri dalam negeri. Dia juga ditugaskan sebagai gubernur Khartoum sebelum al-Bashir digulingkan.
Haroun menjabat sebagai menteri negara untuk interior, menteri negara untuk urusan kemanusiaan, dan gubernur Kordofan Selatan yang dilanda konflik.
Ketiganya adalah anggota Partai Kongres Nasional yang sekarang tanpa al-Bashir.
Sebuah laporan terpisah dari Sudan Tribune mengatakan pada Rabu bahwa al-Bashir dilaporkan menolak untuk dites Covid-19 saat berada di penjara. Laporan itu menambahkan bahwa al-Bashir sedang dalam kondisi psikologi yang sulit.
Sudan, menurut laporan worldometers pada Jumat (29/5/2020), memiliki 4.346 kasus Covid-19 dengan 195 kematian dan sebanyak 749 pasien berhasil disembuhkan.
(min)
tulis komentar anda