Intelijen AS: Kabul Akan Jatuh ke Taliban dalam 90 Hari
Kamis, 12 Agustus 2021 - 12:22 WIB
"Kelompok ini tidak menargetkan warga sipil atau rumah mereka di wilayah mana pun, melainkan operasi telah dilakukan dengan sangat presisi dan hati-hati," kata juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, dalam sebuah pernyataan kemarin.
Jatuhnya Faizabad ke tangan Taliban adalah kemunduran terbaru bagi pemerintahan Presiden Ashraf Ghani, yang terbang ke Mazar-i-Sharif untuk mengumpulkan para panglima perang tua untuk mempertahankan kota terbesar di utara saat pasukan Taliban mendekat.
Ghani menghabiskan bertahun-tahun mengesampingkan para panglima perang saat dia mencoba memproyeksikan otoritas pemerintah pusatnya atas provinsi-provinsi yang membandel.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Selasa lalu bahwa dia tidak menyesali keputusannya untuk menarik pasukan Amerika dan mendesak para pemimpin Afghanistan untuk memperjuangkan tanah air mereka sendiri.
Menurutnya, Washington telah menghabiskan lebih dari USD1 triliun selama 20 tahun dan kehilangan ribuan tentara AS, dan terus memberikan dukungan udara, makanan, peralatan, dan gaji yang signifikan kepada pasukan Afghanistan.
"Rakyat Afghanistan perlu menentukan...apakah mereka memiliki kemauan politik untuk melawan dan apakah mereka memiliki kemampuan untuk bersatu sebagai pemimpin untuk melawan," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki.
Psaki menolak untuk mengomentari penilaian intelijen bahwa Kabul dapat jatuh ke tangan Taliban dalam waktu 90 hari. Namun, dia mengatakan rencana untuk menarik total pasukan AS pada 31 Agustus tetap dilakukan.
Jatuhnya Faizabad ke tangan Taliban adalah kemunduran terbaru bagi pemerintahan Presiden Ashraf Ghani, yang terbang ke Mazar-i-Sharif untuk mengumpulkan para panglima perang tua untuk mempertahankan kota terbesar di utara saat pasukan Taliban mendekat.
Ghani menghabiskan bertahun-tahun mengesampingkan para panglima perang saat dia mencoba memproyeksikan otoritas pemerintah pusatnya atas provinsi-provinsi yang membandel.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Selasa lalu bahwa dia tidak menyesali keputusannya untuk menarik pasukan Amerika dan mendesak para pemimpin Afghanistan untuk memperjuangkan tanah air mereka sendiri.
Menurutnya, Washington telah menghabiskan lebih dari USD1 triliun selama 20 tahun dan kehilangan ribuan tentara AS, dan terus memberikan dukungan udara, makanan, peralatan, dan gaji yang signifikan kepada pasukan Afghanistan.
"Rakyat Afghanistan perlu menentukan...apakah mereka memiliki kemauan politik untuk melawan dan apakah mereka memiliki kemampuan untuk bersatu sebagai pemimpin untuk melawan," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki.
Psaki menolak untuk mengomentari penilaian intelijen bahwa Kabul dapat jatuh ke tangan Taliban dalam waktu 90 hari. Namun, dia mengatakan rencana untuk menarik total pasukan AS pada 31 Agustus tetap dilakukan.
(min)
tulis komentar anda