Menhan Inggris Kritik Kesepakatan AS-Taliban, Kecam Penarikan Pasukan dari Afghanistan
Senin, 09 Agustus 2021 - 15:17 WIB
LONDON - Menteri Pertahanan Inggris , Ben Wallace mengkritik kesepakatan Amerika Serikat (AS) dan Taliban . Dia juga mengecam penarikan pasukan asing dari Afghanistan.
Wallace mengklaim bahwa "hampir semua" negara anggota NATO tidak tertarik pada seruan Inggris untuk tetap tinggal di Afghanistan setelah penarikan pasukan AS dari negara tersebut.
“Kami mencoba sejumlah negara yang berpikiran sama. Beberapa mengatakan mereka tertarik, tetapi parlemen mereka tidak. Menjadi jelas dengan cepat bahwa tanpa AS sebagai negara kerangka, opsi ini ditutup,” ucapnya.
“Inggris sedih, tentang semua darah dan harta yang telah dihabiskan, bahwa ini adalah bagaimana itu berakhir (di Afghanistan),” sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (9/8/2021).
Menurutnya, kemungkinan Inggris secara sepihak menempatkan pasukan di Afghanistan akan menjadi ”tidak layak”. “Karena kami (Inggris) harus menarik dari banyak tempat lain di seluruh dunia,” ucapnya.
Diajuga mengecam apa yang dia gambarkan sebagai "kesepakatan busuk" sehubungan dengan kesepakatan yang dibuat antara Presiden AS saat itu Donald Trump dan Taliban. Kesepakatan itu yang menetapkan penarikan pasukan Amerika dan NATO dari Afghanistan dalam waktu 14 bulan.
“Saya sedih bahwa kesepakatan itu memisahkan banyak dari apa yang telah dicapai di Afghanistan selama 20 tahun. Kami mungkin akan kembali dalam sepuluh atau 20 tahun. Tapi untuk bergerak sekarang sudah tidak mungkin. Kerusakan telah terjadi dengan kesepakatan itu,” tuturnya.
Mengacu pada penarikan NATO, Wallace menegaskan bahwa sekali lagi Barat telah diekspos pada pemikiran bahwa mereka hanya memperbaiki masalah, bukan mengelola masalah.
Wallace mengklaim bahwa "hampir semua" negara anggota NATO tidak tertarik pada seruan Inggris untuk tetap tinggal di Afghanistan setelah penarikan pasukan AS dari negara tersebut.
“Kami mencoba sejumlah negara yang berpikiran sama. Beberapa mengatakan mereka tertarik, tetapi parlemen mereka tidak. Menjadi jelas dengan cepat bahwa tanpa AS sebagai negara kerangka, opsi ini ditutup,” ucapnya.
“Inggris sedih, tentang semua darah dan harta yang telah dihabiskan, bahwa ini adalah bagaimana itu berakhir (di Afghanistan),” sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (9/8/2021).
Menurutnya, kemungkinan Inggris secara sepihak menempatkan pasukan di Afghanistan akan menjadi ”tidak layak”. “Karena kami (Inggris) harus menarik dari banyak tempat lain di seluruh dunia,” ucapnya.
Diajuga mengecam apa yang dia gambarkan sebagai "kesepakatan busuk" sehubungan dengan kesepakatan yang dibuat antara Presiden AS saat itu Donald Trump dan Taliban. Kesepakatan itu yang menetapkan penarikan pasukan Amerika dan NATO dari Afghanistan dalam waktu 14 bulan.
“Saya sedih bahwa kesepakatan itu memisahkan banyak dari apa yang telah dicapai di Afghanistan selama 20 tahun. Kami mungkin akan kembali dalam sepuluh atau 20 tahun. Tapi untuk bergerak sekarang sudah tidak mungkin. Kerusakan telah terjadi dengan kesepakatan itu,” tuturnya.
Mengacu pada penarikan NATO, Wallace menegaskan bahwa sekali lagi Barat telah diekspos pada pemikiran bahwa mereka hanya memperbaiki masalah, bukan mengelola masalah.
(ian)
tulis komentar anda