Dampak Covid-19, Sistem Kesehatan Jepang Terancam Lumpuh
Selasa, 21 April 2020 - 10:35 WIB
TOKYO - Sistem kesehatan Jepang terancam lumpuh karena jumlah kasus pasien Covid-19 telah mencapai 10.000. Padahal, PM Shinzo Abe telah memberlakukan status darurat wilayah.
Para pakar memperingatkan, infeksi Covid-19 akan terus meningkat setiap harinya. Kasus virus corona di Jepang memang tidak terlalu parah jika dibandingkan dengan China dan India. Jumlah korban meninggal mencapai 171 orang dan negara itu sudah memberlakukan status darurat selama satu bulan.
Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe meminta para penduduk mengurangi kontak dengan orang lain. Jumlah pengguna transportasi publik pun mengalami penurunan secara signifikan. Namun, banyak toko dan restoran tetap beroperasi.
“Sistem kesehatan Jepang terancam lumpuh di banyak tempat di Jepang,” kata pakar penyakit infeksi Universitas Kobe, Kentaro Iwata, dilansir Channel News Asia. Dia memang berulang kali mengkritik kebijakan PM Abe yang dinilai lambat.
Iwata mengatakan, strategi Jepang dalam melaksanakan pengujian Covid-19 sangat lambat dan tidak melaksanakan pelacakan intensif terhadap pasien yang positif. “Kita harus siap menghadapi perubahan situasi. Kita perlu perubahan strategi penanganan Covid-19,” paparnya. (Muh Shamil)
Lihat Juga: Kisah Nishimura Mako, Satu-satunya Wanita yang Gabung Yakuza dan Tak Pernah Kalah Bertarung
Para pakar memperingatkan, infeksi Covid-19 akan terus meningkat setiap harinya. Kasus virus corona di Jepang memang tidak terlalu parah jika dibandingkan dengan China dan India. Jumlah korban meninggal mencapai 171 orang dan negara itu sudah memberlakukan status darurat selama satu bulan.
Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe meminta para penduduk mengurangi kontak dengan orang lain. Jumlah pengguna transportasi publik pun mengalami penurunan secara signifikan. Namun, banyak toko dan restoran tetap beroperasi.
“Sistem kesehatan Jepang terancam lumpuh di banyak tempat di Jepang,” kata pakar penyakit infeksi Universitas Kobe, Kentaro Iwata, dilansir Channel News Asia. Dia memang berulang kali mengkritik kebijakan PM Abe yang dinilai lambat.
Iwata mengatakan, strategi Jepang dalam melaksanakan pengujian Covid-19 sangat lambat dan tidak melaksanakan pelacakan intensif terhadap pasien yang positif. “Kita harus siap menghadapi perubahan situasi. Kita perlu perubahan strategi penanganan Covid-19,” paparnya. (Muh Shamil)
Lihat Juga: Kisah Nishimura Mako, Satu-satunya Wanita yang Gabung Yakuza dan Tak Pernah Kalah Bertarung
(ysw)
tulis komentar anda