Penembak Jitu Iran Raih Medali Emas Olimpiade, Media Israel Menyebutnya Teroris
Senin, 26 Juli 2021 - 10:26 WIB
TEL AVIV - Javad Foroughi, marksman atau penembak jitu anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran memenangkan medali emas di ajang Olimpiade Tokyo. Media Israel, The Jerusalem Post, menyuarakan ketidaksenangannya dengan menyebut sosok Foroughi sebagai teroris.
Laporan media Israel padaSenin (26/7/2021) mengutip organisasi atletik hak asasi manusia (HAM) Iran; United for Navid, yang pada hari Sabtu mengecam Komite Olimpiade Internasional karena mem-posting tweet yang memuji penembak jitu Iran Javad Foroughi atas kesuksesannya memenangkan medali emas.
Label IRGC Iran sebagai organisasi teroris sebenarnya disematkan oleh Amerika Serikat (AS) di era pemerintah Donald Trump.
"Pemberian Medali Emas Olimpiade kepada penembak jitu Iran Javad Foroughi tidak hanya menjadi bencana bagi olahraga Iran tetapi juga bagi komunitas internasional, dan terutama reputasi International Komite Olimpiade (IOC). Foroughi yang berusia 41 tahun adalah anggota lama organisasi teroris [IRGC] dan saat ini," tulis United For Navid.
Sebelumnya, akun Twitter IOC yang memiliki lebih dari 6 juta pengikut memuji sosok Foroughi. “Debut emas! Medali juara pertama. Javad Foroughi memenangkan emas di final pistol udara pria, memecahkan Rekor Olimpiade pada penampilan Olimpiade pertamanya. Bagus sekali! @ISSF_Shooting #Shooting," tulis akun @Olimpiade.
Nama United for Navid diambil dari nama pegulat Yunani-Romawi; Navid Afkari, yang dipenjara, disiksa, dan dieksekusi oleh Iran karena partisipasinya melawan rezim teokratis pada 2018.
Masih Alinejad, jurnalis Iran-Amerika dan aktivis hak-hak perempuan, bersama dengan mantan pegulat Iran-Amerika Sardar Pashaei, memelopori kampanye tersebut.
United for Navid mengatakan; "IRGC memiliki sejarah kekerasan dan pembunuhan tidak hanya terhadap orang-orang Iran dan pengunjuk rasa di sana, tetapi juga orang-orang yang tidak bersalah di Suriah, Irak dan Lebanon. IRGC adalah organisasi teroris asing yang ditunjuk oleh Amerika Serikat.”
Rezim Iran telah memainkan peran penting dalam membantu Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam perang yang mengakibatkan kematian lebih dari 500.000 orang.
United For Navid mengaku pernah menulis surat kepada IOC awal tahun ini dan memperingatkan mereka tentang kemungkinan kehadiran militer dan bahkan politisi yang menjabat sebagai perwakilan atletik Iran.
"Pejabat IOC tidak pernah mengambil tindakan apapun. Pemberian medali emas Olimpiade kepada anggota organisasi teroris merupakan penghinaan bagi atlet lain dan tanda hitam di IOC. United for Navid menyerukan penyelidikan segera oleh IOC, dan sampai penyelidikan selesai, tangguhkan penghargaan medali apa pun," kata organisasi tersebut.
Ellie Cohanim, mantan wakil utusan khusus AS kelahiran Iran untuk memantau dan memerangi antisemitisme di Departemen Luar Negeri AS, men-tweet: “Sungguh memalukan bagi Olimpiade. Orang ini telah dianggap sebagai anggota IRGC sebagai organisasi teroris yang ditunjuk.”
Sementara itu, surat kabar pro-Iran, Javan, menunjukkan gambar Foroughi memberikan penghormatan militer di podium. “Sebuah medali tak terduga…dimenangkan oleh seorang perawat Garda yang pada saat yang sama adalah pembela kesehatan dan kuil,” tulis surat kabar tersebut.
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
Laporan media Israel padaSenin (26/7/2021) mengutip organisasi atletik hak asasi manusia (HAM) Iran; United for Navid, yang pada hari Sabtu mengecam Komite Olimpiade Internasional karena mem-posting tweet yang memuji penembak jitu Iran Javad Foroughi atas kesuksesannya memenangkan medali emas.
Label IRGC Iran sebagai organisasi teroris sebenarnya disematkan oleh Amerika Serikat (AS) di era pemerintah Donald Trump.
"Pemberian Medali Emas Olimpiade kepada penembak jitu Iran Javad Foroughi tidak hanya menjadi bencana bagi olahraga Iran tetapi juga bagi komunitas internasional, dan terutama reputasi International Komite Olimpiade (IOC). Foroughi yang berusia 41 tahun adalah anggota lama organisasi teroris [IRGC] dan saat ini," tulis United For Navid.
Sebelumnya, akun Twitter IOC yang memiliki lebih dari 6 juta pengikut memuji sosok Foroughi. “Debut emas! Medali juara pertama. Javad Foroughi memenangkan emas di final pistol udara pria, memecahkan Rekor Olimpiade pada penampilan Olimpiade pertamanya. Bagus sekali! @ISSF_Shooting #Shooting," tulis akun @Olimpiade.
Nama United for Navid diambil dari nama pegulat Yunani-Romawi; Navid Afkari, yang dipenjara, disiksa, dan dieksekusi oleh Iran karena partisipasinya melawan rezim teokratis pada 2018.
Masih Alinejad, jurnalis Iran-Amerika dan aktivis hak-hak perempuan, bersama dengan mantan pegulat Iran-Amerika Sardar Pashaei, memelopori kampanye tersebut.
United for Navid mengatakan; "IRGC memiliki sejarah kekerasan dan pembunuhan tidak hanya terhadap orang-orang Iran dan pengunjuk rasa di sana, tetapi juga orang-orang yang tidak bersalah di Suriah, Irak dan Lebanon. IRGC adalah organisasi teroris asing yang ditunjuk oleh Amerika Serikat.”
Rezim Iran telah memainkan peran penting dalam membantu Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam perang yang mengakibatkan kematian lebih dari 500.000 orang.
United For Navid mengaku pernah menulis surat kepada IOC awal tahun ini dan memperingatkan mereka tentang kemungkinan kehadiran militer dan bahkan politisi yang menjabat sebagai perwakilan atletik Iran.
"Pejabat IOC tidak pernah mengambil tindakan apapun. Pemberian medali emas Olimpiade kepada anggota organisasi teroris merupakan penghinaan bagi atlet lain dan tanda hitam di IOC. United for Navid menyerukan penyelidikan segera oleh IOC, dan sampai penyelidikan selesai, tangguhkan penghargaan medali apa pun," kata organisasi tersebut.
Ellie Cohanim, mantan wakil utusan khusus AS kelahiran Iran untuk memantau dan memerangi antisemitisme di Departemen Luar Negeri AS, men-tweet: “Sungguh memalukan bagi Olimpiade. Orang ini telah dianggap sebagai anggota IRGC sebagai organisasi teroris yang ditunjuk.”
Sementara itu, surat kabar pro-Iran, Javan, menunjukkan gambar Foroughi memberikan penghormatan militer di podium. “Sebuah medali tak terduga…dimenangkan oleh seorang perawat Garda yang pada saat yang sama adalah pembela kesehatan dan kuil,” tulis surat kabar tersebut.
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
(min)
tulis komentar anda