Pemerintah Venezuela Kehilangan Kendali, Geng Bersenjata Duduki Caracas
Senin, 19 Juli 2021 - 02:05 WIB
CARACAS - Anggota geng yang dikenal dengan nama "The Boys" meminta warga di Barrio El Cementerio di Caracas untuk meninggalkan daerah itu. Mereka juga memperingatkan penduduk di Ibu Kota Venezuela itu bahwa penembakan tidak akan segera berhenti.
Wilayah El Cementerio dan lima lingkungan terdekat dilumpuhkan oleh serangan senjata yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baku tembak antara polisi dan geng yang berkekuatan setidaknya 300 orang yang berbasis di sekelompok barrios di Caracas barat adalah tandabahwa Presiden Nicolas Maduro kehilangan kendali atas sebagian Venezuela, yang menderita krisis ekonomi yang mendalam dan rusaknya supremasi hukum.
“Menjadi semakin jelas bahwa Maduro kehilangan kendali di dalam dan di luar Caracas,” kata Alexander Campos, seorang peneliti di Universitas Pusat Venezuela yang mempelajari kekerasan dan politik.
"Kapasitas dan ambisi kelompok kriminal mulai dari geng hingga gerilyawan berkembang," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Senin (19/7/2021).
Dia mengatakan operasi polisi dengan kekerasan yang diluncurkan Maduro pada 2015, dijuluki "Operasi Pembebasan Rakyat," membantu mengkonsolidasikan sejumlah geng yang awalnya, yang awalnya beroperasi di lingkungan Cota 905 dan daerah sekitarnya dengan memberi mereka musuh bersama.
Kelompok HAM mengatakan hal itu menyebabkan ratusan pembunuhan di luar proses hukum.
Pada tahun 2017 geng-geng itu membuat kesepakatan dengan pemerintah untuk membiarkan mereka beroperasi di sektor-sektor tertentu dengan imbalan menurunkan kekerasan.
Tetapi, seiring waktu geng-geng itu menjadi lebih kuat melalui peningkatan perdagangan narkoba dan menargetkan anak-anak sebagai rekrutan. Penduduk setempat mengatakan geng-geng itu sekarang dipersenjatai dengan granat dan senapan serbu.
Wilayah El Cementerio dan lima lingkungan terdekat dilumpuhkan oleh serangan senjata yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baku tembak antara polisi dan geng yang berkekuatan setidaknya 300 orang yang berbasis di sekelompok barrios di Caracas barat adalah tandabahwa Presiden Nicolas Maduro kehilangan kendali atas sebagian Venezuela, yang menderita krisis ekonomi yang mendalam dan rusaknya supremasi hukum.
“Menjadi semakin jelas bahwa Maduro kehilangan kendali di dalam dan di luar Caracas,” kata Alexander Campos, seorang peneliti di Universitas Pusat Venezuela yang mempelajari kekerasan dan politik.
"Kapasitas dan ambisi kelompok kriminal mulai dari geng hingga gerilyawan berkembang," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Senin (19/7/2021).
Dia mengatakan operasi polisi dengan kekerasan yang diluncurkan Maduro pada 2015, dijuluki "Operasi Pembebasan Rakyat," membantu mengkonsolidasikan sejumlah geng yang awalnya, yang awalnya beroperasi di lingkungan Cota 905 dan daerah sekitarnya dengan memberi mereka musuh bersama.
Kelompok HAM mengatakan hal itu menyebabkan ratusan pembunuhan di luar proses hukum.
Pada tahun 2017 geng-geng itu membuat kesepakatan dengan pemerintah untuk membiarkan mereka beroperasi di sektor-sektor tertentu dengan imbalan menurunkan kekerasan.
Tetapi, seiring waktu geng-geng itu menjadi lebih kuat melalui peningkatan perdagangan narkoba dan menargetkan anak-anak sebagai rekrutan. Penduduk setempat mengatakan geng-geng itu sekarang dipersenjatai dengan granat dan senapan serbu.
(ian)
tulis komentar anda