Long COVID Punya 203 Gejala pada 10 Organ, Bisa Bertahan Hingga 7 Bulan
Jum'at, 16 Juli 2021 - 06:01 WIB
LONDON - Long COVID memiliki 203 gejala yang memengaruhi 10 organ. Peringatan itu berdasarkan studi global terbesar tentang kondisi tersebut.
Studi yang dipimpin para peneliti di University College London (UCL), mengidentifikasi 203 gejala long COVID-19.
Istilah long COVID dipakai untuk serangkaian penyakit yang terkadang menimpa orang setelah infeksi COVID-19 berakhir. Dari beragam gejala yang ditemukan, 66 gejala dapat bertahan hingga tujuh bulan.
Gejala paling umum yang dilaporkan ribuan penderita adalah kelelahan, disfungsi kognitif atau kadang-kadang disebut sebagai "kabut otak", dan malaise otak pasca aktivitas, di mana gejala memburuk setelah aktivitas fisik atau mental.
Gejala lain yang kurang umum dilaporkan termasuk halusinasi, tremor, kulit gatal, perubahan siklus menstruasi, disfungsi seksual, jantung berdebar, masalah kontrol kandung kemih, herpes zoster, kehilangan memori, penglihatan kabur, diare dan tinnitus.
Tim peneliti sendiri semuanya sudah atau telah menderita long COVID, dan telah menyerukan perluasan pedoman klinis yang digunakan para profesional medis untuk mendiagnosis kondisi tersebut.
Studi yang dipimpin para peneliti di University College London (UCL), mengidentifikasi 203 gejala long COVID-19.
Istilah long COVID dipakai untuk serangkaian penyakit yang terkadang menimpa orang setelah infeksi COVID-19 berakhir. Dari beragam gejala yang ditemukan, 66 gejala dapat bertahan hingga tujuh bulan.
Gejala paling umum yang dilaporkan ribuan penderita adalah kelelahan, disfungsi kognitif atau kadang-kadang disebut sebagai "kabut otak", dan malaise otak pasca aktivitas, di mana gejala memburuk setelah aktivitas fisik atau mental.
Gejala lain yang kurang umum dilaporkan termasuk halusinasi, tremor, kulit gatal, perubahan siklus menstruasi, disfungsi seksual, jantung berdebar, masalah kontrol kandung kemih, herpes zoster, kehilangan memori, penglihatan kabur, diare dan tinnitus.
Tim peneliti sendiri semuanya sudah atau telah menderita long COVID, dan telah menyerukan perluasan pedoman klinis yang digunakan para profesional medis untuk mendiagnosis kondisi tersebut.
Lihat Juga :
tulis komentar anda