Kedutaan Besar Uni Emirat Arab di Israel akan Dibuka di Tel Aviv
Selasa, 13 Juli 2021 - 16:24 WIB
ABU DHABI - Meskipun menghadapi badai kritik baru-baru ini, Uni Emirat Arab (UEA) tetap berlayar di sepanjang jalur normalisasi dengan Israel .
Sebagai bukti keseriusannya, UEA diperkirakan membuka Kedutaan Besarnya di Israel pada Rabu (14/7).
Lokasi Kedutaan Besar (Kedubes) UEA adalah gedung Bursa Efek Tel Aviv dan bukan Yerusalem.
Selama ini Yerusalem dianggap Israel sebagai ibu kotanya dan telah berkampanye dengan penuh semangat untuk mendapatkan pengakuan internasional atas kota tersebut.
Namun, sebagian besar negara di dunia telah menolak klaim Israel tersebut.
Upacara, yang diselenggarakan Duta Besar UEA untuk Israel, Mohammed Al Khaja, dilaporkan akan mencakup resepsi, pengibaran bendera, upacara pemotongan pita, dan tur VIP.
Presiden Israel, Isaac Herzog, akan hadir dalam pembukaan Kedubes UEA tersebut.
Israel membuka kedutaan besarnya di ibu kota UEA pada akhir Juni.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Yair Lapid meresmikan kedutaan Israel di Abu Dhabi dan konsulat Israel di Dubai selama kunjungan dua hari.
Pembukaan Kedubes UEA di Tel Aviv terjadi ketika hubungan antara UEA dan Arab Saudi mulai memburuk selama beberapa pekan terakhir, sebagian karena pelukan erat Abu Dhabi terhadap Israel.
Arab Saudi pekan lalu mengumumkan amandemen aturan yang mengatur impor dari negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC), dalam apa yang dilihat sebagai upaya menantang status UEA sebagai pusat perdagangan dan bisnis di kawasan itu.
Perubahan aturan akan berarti bahwa barang-barang yang dibuat di zona bebas di dalam UEA atau dengan keterlibatan Israel akan terpengaruh secara negatif.
Apa yang disebut Kesepakatan Abraham, yang menguraikan rincian normalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab, yang dinegosiasikan di era mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, juga menghadapi sejumlah kemunduran.
Dana Abraham, bagian dari komponen ekonomi Kesepakatan Abraham yang dibentuk untuk menyuntikkan lebih dari USD3 miliar ke pasar investasi pembangunan di sektor swasta untuk mempromosikan kerja sama ekonomi dan mendorong kemakmuran di Timur Tengah dan sekitarnya, dibekukan oleh pemerintahan Presiden AS Joe Biden.
Sebulan sebelumnya, penjualan jet dan drone F-35 AS ke UEA, dipertanyakan akibat hubungan dekat Abu Dhabi dengan China.
Padahal penjualan pesawat dan drone itu menjadi salah satu alasan utama mengapa UEA menormalkan hubungan dengan Israel tahun lalu.
Sebagai bukti keseriusannya, UEA diperkirakan membuka Kedutaan Besarnya di Israel pada Rabu (14/7).
Lokasi Kedutaan Besar (Kedubes) UEA adalah gedung Bursa Efek Tel Aviv dan bukan Yerusalem.
Selama ini Yerusalem dianggap Israel sebagai ibu kotanya dan telah berkampanye dengan penuh semangat untuk mendapatkan pengakuan internasional atas kota tersebut.
Namun, sebagian besar negara di dunia telah menolak klaim Israel tersebut.
Upacara, yang diselenggarakan Duta Besar UEA untuk Israel, Mohammed Al Khaja, dilaporkan akan mencakup resepsi, pengibaran bendera, upacara pemotongan pita, dan tur VIP.
Presiden Israel, Isaac Herzog, akan hadir dalam pembukaan Kedubes UEA tersebut.
Israel membuka kedutaan besarnya di ibu kota UEA pada akhir Juni.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Yair Lapid meresmikan kedutaan Israel di Abu Dhabi dan konsulat Israel di Dubai selama kunjungan dua hari.
Pembukaan Kedubes UEA di Tel Aviv terjadi ketika hubungan antara UEA dan Arab Saudi mulai memburuk selama beberapa pekan terakhir, sebagian karena pelukan erat Abu Dhabi terhadap Israel.
Arab Saudi pekan lalu mengumumkan amandemen aturan yang mengatur impor dari negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC), dalam apa yang dilihat sebagai upaya menantang status UEA sebagai pusat perdagangan dan bisnis di kawasan itu.
Perubahan aturan akan berarti bahwa barang-barang yang dibuat di zona bebas di dalam UEA atau dengan keterlibatan Israel akan terpengaruh secara negatif.
Apa yang disebut Kesepakatan Abraham, yang menguraikan rincian normalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab, yang dinegosiasikan di era mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, juga menghadapi sejumlah kemunduran.
Dana Abraham, bagian dari komponen ekonomi Kesepakatan Abraham yang dibentuk untuk menyuntikkan lebih dari USD3 miliar ke pasar investasi pembangunan di sektor swasta untuk mempromosikan kerja sama ekonomi dan mendorong kemakmuran di Timur Tengah dan sekitarnya, dibekukan oleh pemerintahan Presiden AS Joe Biden.
Sebulan sebelumnya, penjualan jet dan drone F-35 AS ke UEA, dipertanyakan akibat hubungan dekat Abu Dhabi dengan China.
Padahal penjualan pesawat dan drone itu menjadi salah satu alasan utama mengapa UEA menormalkan hubungan dengan Israel tahun lalu.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda