AS: Biden dan Erdogan Gagal Capai Kesepakatan soal S-400 Rusia
Jum'at, 18 Juni 2021 - 13:38 WIB
WASHINGTON - Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan gagal mencapai kesepakatan terkait sistem rudal S-400 Rusia yang dibeli dan dioperasikan Ankara.
Kedua pemimpin itu melakukan pertemuan menjelang pertemuan puncak antara Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Jenewa, Swiss, 16 Juni lalu.
Wshington, sebagai sekutu Ankara di keanggotaan NATO, telah berkali-kali menuntut Turki menyingkirkan sistem pertahanan rudal S-400 dengan alasan tidak kompatibel dengan persenjataan Moskow. Namun, Turki nekat mengoperasikannya yang membuatnya gagal memperoleh jet tempur siluman F-35 yang dibeli dari Lockheed Martin AS.
“Mereka mendiskusikannya; tidak ada penyelesaian masalah. Ada komitmen untuk melanjutkan dialog tentang S-400,” kata Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dalam briefing dengan wartawan hari Kamis.
Sullivan berbicara sehari setelah Biden kembali dari perjalanan luar negeri pertamanya sejak menjabat.
Biden berpartisipasi dalam pertemuan puncak dan pertemuan dengan para pejabat dari G-7 dan NATO saat singgah di Inggris, Belgia dan Swiss.
Hubungan antara Washington dan Ankara telah merosot ke posisi terendah sejak Erdogan mengejar agendanya sendiri, terlepas dari kritik internasional.
Sebagai anggota NATO, Turki membeli sistem rudal pertahanan Rusia meskipun ada ancaman sanksi dari Washington.
Secara terpisah, Biden dan Erdogan membahas krisis Afghanistan dan menyinggung proposal Turki untuk mengambil kendali keamanan di bandara Kabul setelah penarikan AS selesai.
“Keduanya menugaskan tim hanya untuk mengerjakan detail akhir. Tetapi komitmen yang jelas dari para pemimpin ditetapkan bahwa Turki akan memainkan peran utama dalam mengamankan Bandara Internasional Hamid Karzai,” kata Sullivan kepada wartawan yang dilansir AFP, Jumat (18/6/2021).
Kedua pemimpin itu melakukan pertemuan menjelang pertemuan puncak antara Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Jenewa, Swiss, 16 Juni lalu.
Wshington, sebagai sekutu Ankara di keanggotaan NATO, telah berkali-kali menuntut Turki menyingkirkan sistem pertahanan rudal S-400 dengan alasan tidak kompatibel dengan persenjataan Moskow. Namun, Turki nekat mengoperasikannya yang membuatnya gagal memperoleh jet tempur siluman F-35 yang dibeli dari Lockheed Martin AS.
“Mereka mendiskusikannya; tidak ada penyelesaian masalah. Ada komitmen untuk melanjutkan dialog tentang S-400,” kata Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dalam briefing dengan wartawan hari Kamis.
Sullivan berbicara sehari setelah Biden kembali dari perjalanan luar negeri pertamanya sejak menjabat.
Biden berpartisipasi dalam pertemuan puncak dan pertemuan dengan para pejabat dari G-7 dan NATO saat singgah di Inggris, Belgia dan Swiss.
Hubungan antara Washington dan Ankara telah merosot ke posisi terendah sejak Erdogan mengejar agendanya sendiri, terlepas dari kritik internasional.
Sebagai anggota NATO, Turki membeli sistem rudal pertahanan Rusia meskipun ada ancaman sanksi dari Washington.
Secara terpisah, Biden dan Erdogan membahas krisis Afghanistan dan menyinggung proposal Turki untuk mengambil kendali keamanan di bandara Kabul setelah penarikan AS selesai.
“Keduanya menugaskan tim hanya untuk mengerjakan detail akhir. Tetapi komitmen yang jelas dari para pemimpin ditetapkan bahwa Turki akan memainkan peran utama dalam mengamankan Bandara Internasional Hamid Karzai,” kata Sullivan kepada wartawan yang dilansir AFP, Jumat (18/6/2021).
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda