G7 Tegaskan Komitmen Lindungi Bumi dan Tingkatkan Akselerasi Pertumbuhan Hijau Global
Selasa, 15 Juni 2021 - 16:19 WIB
LONDON - Para pemimpin G7 menyetujui rencana untuk mengubah pembiayaan proyek infrastruktur di negara-negara berkembang, sebagai bagian dari serangkaian tindakan di untuk mengatasi krisis iklim dan melindungi alam. Hal itu disepakati dalam pertemuan pemimpin G7 di Inggris, akhir pekan lalu.
Melalui rencana ‘Build Back Better for the World’ negara-negara G7 akan bersatu di bawah kepresidenan Inggris dalam pengembangan tawaran pembiayaan berkualitas tinggi untuk pengadaan infrastruktur yang vital, dari perkeretaapian di Afrika hingga ladang angin di Asia.
Pendekatan baru ini diciptakan untuk memberi negara-negara berkembang akses ke keuangan yang lebih banyak, lebih baik dan lebih cepat, sambil mempercepat peralihan global ke energi baru terbarukan dan teknologi berkelanjutan.
Rencana itu adalah salah satu dari beberapa langkah untuk mengatasi perubahan iklim, dimana Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson juga meluncurkan Dana Planet Biru Inggris dari pengaturan sisi laut KTT G7 di Cornwall. Dana 500 juta Euro akan mendukung negara-negara termasuk Ghana, Indonesia dan negara-negara kepulauan Pasifik untuk mengatasi isu penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan, melindung, dan memulihkan ekosistem pesisir seperti bakau dan terumbu karang dan mengurangi polusi laut.
Johnson mengatakan bahwa melindungi planet adalah hal terpenting yang dapat kita lakukan sebagai pemimpin bagi masyarakat. Menurutnya, , ada hubungan langsung antara pengurangan emisi, pemulihan alam, penciptaan lapangan kerja dan upaya memastikan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
“Sebagai negara demokratis, kita memiliki tanggung jawab untuk membantu negara berkembang memetik manfaat dari pertumbuhan bersih melalui sistem yang adil dan transparan. G7 memiliki peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mendorong Revolusi Industri Hijau global, dengan potensi untuk mengubah cara hidup kita”, ujar Johnson.
Sementara itu Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, mengatakan, dalam pertemuan pemimpin G7, terlihat kemajuan besar dalam mengatasi krisis perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati yang erat keterkaitannya.
“Kami senang telah mendorong terciptanya kolaborasi antara para pemimpin negara demokrasi kaya dunia – dalam peningkatkan ambisi serta tetap bertanggung jawab dalam dekade kritis ini untuk planet kita," ucapnya, seperti dikutip dari siaran pers Kedutaan Besar Inggris di Jakarta yang diterima Sindonews pada Selasa (15/6/2021).
"Kami berharap dapat bekerja sama dengan Indonesia untuk melihat bagaimana negara ini dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari pengumuman ini – termasuk keuangan untuk infrastruktur; dana baru untuk adaptasi ketika target pendanaan iklim sebesar $100 miliar per tahun terpenuhi; dan melalui dana Planet Biru untuk memulihkan dan melindungi lautan kita," sambungnya.
G7 juga berkomitmen untuk mengurangi hampir separuh emisi mereka pada tahun 2030 dibandingkan dengan tahun 2010. Inggris telah melangkah lebih jauh, berjanji untuk mengurangi emisi setidaknya 68% pada tahun 2030 pada tingkat tahun 1990, pengurangan 58% pada tingkat 2010.
Para pemimpin G7 akan menetapkan tindakan yang akan mereka ambil untuk mengurangi emisi karbon, termasuk langkah-langkah seperti mengakhiri semua energi batu bara yang belum juga berkurang sesegera mungkin, mengakhiri hampir semua dukungan langsung pemerintah untuk sektor energi bahan bakar fosil di luar negeri dan menghapus mobil berbahan bakar bensin dan diesel secara bertahap.
Lihat Juga: Perang Rusia-Ukraina Sudah 1.000 Hari, G7 Tuduh Moskow Satu-satunya Penghambat Perdamaian
Melalui rencana ‘Build Back Better for the World’ negara-negara G7 akan bersatu di bawah kepresidenan Inggris dalam pengembangan tawaran pembiayaan berkualitas tinggi untuk pengadaan infrastruktur yang vital, dari perkeretaapian di Afrika hingga ladang angin di Asia.
Pendekatan baru ini diciptakan untuk memberi negara-negara berkembang akses ke keuangan yang lebih banyak, lebih baik dan lebih cepat, sambil mempercepat peralihan global ke energi baru terbarukan dan teknologi berkelanjutan.
Rencana itu adalah salah satu dari beberapa langkah untuk mengatasi perubahan iklim, dimana Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson juga meluncurkan Dana Planet Biru Inggris dari pengaturan sisi laut KTT G7 di Cornwall. Dana 500 juta Euro akan mendukung negara-negara termasuk Ghana, Indonesia dan negara-negara kepulauan Pasifik untuk mengatasi isu penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan, melindung, dan memulihkan ekosistem pesisir seperti bakau dan terumbu karang dan mengurangi polusi laut.
Johnson mengatakan bahwa melindungi planet adalah hal terpenting yang dapat kita lakukan sebagai pemimpin bagi masyarakat. Menurutnya, , ada hubungan langsung antara pengurangan emisi, pemulihan alam, penciptaan lapangan kerja dan upaya memastikan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
“Sebagai negara demokratis, kita memiliki tanggung jawab untuk membantu negara berkembang memetik manfaat dari pertumbuhan bersih melalui sistem yang adil dan transparan. G7 memiliki peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mendorong Revolusi Industri Hijau global, dengan potensi untuk mengubah cara hidup kita”, ujar Johnson.
Sementara itu Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, mengatakan, dalam pertemuan pemimpin G7, terlihat kemajuan besar dalam mengatasi krisis perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati yang erat keterkaitannya.
“Kami senang telah mendorong terciptanya kolaborasi antara para pemimpin negara demokrasi kaya dunia – dalam peningkatkan ambisi serta tetap bertanggung jawab dalam dekade kritis ini untuk planet kita," ucapnya, seperti dikutip dari siaran pers Kedutaan Besar Inggris di Jakarta yang diterima Sindonews pada Selasa (15/6/2021).
"Kami berharap dapat bekerja sama dengan Indonesia untuk melihat bagaimana negara ini dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari pengumuman ini – termasuk keuangan untuk infrastruktur; dana baru untuk adaptasi ketika target pendanaan iklim sebesar $100 miliar per tahun terpenuhi; dan melalui dana Planet Biru untuk memulihkan dan melindungi lautan kita," sambungnya.
G7 juga berkomitmen untuk mengurangi hampir separuh emisi mereka pada tahun 2030 dibandingkan dengan tahun 2010. Inggris telah melangkah lebih jauh, berjanji untuk mengurangi emisi setidaknya 68% pada tahun 2030 pada tingkat tahun 1990, pengurangan 58% pada tingkat 2010.
Para pemimpin G7 akan menetapkan tindakan yang akan mereka ambil untuk mengurangi emisi karbon, termasuk langkah-langkah seperti mengakhiri semua energi batu bara yang belum juga berkurang sesegera mungkin, mengakhiri hampir semua dukungan langsung pemerintah untuk sektor energi bahan bakar fosil di luar negeri dan menghapus mobil berbahan bakar bensin dan diesel secara bertahap.
Lihat Juga: Perang Rusia-Ukraina Sudah 1.000 Hari, G7 Tuduh Moskow Satu-satunya Penghambat Perdamaian
(ian)
tulis komentar anda