Oposisi Myanmar Hilang Kepercayaan Terhadap ASEAN

Sabtu, 05 Juni 2021 - 14:00 WIB
Opisisi Myanmar hilang kepercayaan terhadap ASEAN. Foto/ERIA
YANGON - Kelompok penentang junta Myanmar mengatakan telah kehilangan kepercayaan pada upaya Asia Tenggara untuk mengakhiri krisis di negara itu. Hal itu diungkapkan ketika dua utusan regional bertemu dengan penguasa militer Min Aung Hlaing di ibu kota Naypyitaw.

Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) telah memimpin upaya diplomatik internasional utama untuk menemukan jalan keluar dari krisis di Myanmar, sebuah negara yang kacau balau sejak penggulingan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi oleh militer pada 1 Februari.

"Kami memiliki sedikit kepercayaan pada upaya ASEAN . Semua harapan kami hilang," kata Moe Zaw Oo, Wakil Menteri Luar Negeri dalam pemerintahan oposisi yang telah dinyatakan junta sebagai makar.

"Saya tidak berpikir mereka memiliki rencana yang solid untuk kredibilitas mereka," katanya tentang ASEAN seperti dikutip dari Straits Times, Sabtu (5/6/2021).



Moe Zaw Oo berbicara dalam konferensi pers streaming yang terganggu di seluruh Myanmar akibat dari pemadaman internet.

Dua sumber yang diberi pengarahan tentang pemadaman, yang menolak disebutkan namanya karena alasan keamanan, mengatakan kepada Reuters bahwa pihak berwenang telah memerintahkan penutupan.

Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), yang terdiri dari kelompok-kelompok pro-demokrasi dan pendukung partai penguasa Suu Kyi, pada Jumat mengatakan akan mengakhiri konflik di Myanmar dan menulis konstitusi federal baru tetapi pertama-tama harus mengalahkan junta.

Menteri pertahanannya Khin Ma Ma Myo mengatakan milisi yang disebut Pasukan Pertahanan Rakyat telah dibentuk secara nasional, tetapi harus bekerja sama dengan kelompok-kelompok bersenjata yang ada.

Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More