Victoria-China Teken Kerjasama, AS Ancam Putus Hubungan Intelijen dengan Australia
Minggu, 24 Mei 2020 - 22:05 WIB
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo telah memperingatkan bahwa Washington dapat menghentikan aktivitas berbagi data intelijen dengan Australia. Ancaman ini datang setelah Perdana Menteri Negara Bagian Victoria, Daniel Andrews menandatangani kesepakatan Belt and Road Initiative China.
Kesepakatan menetapkan pemberian pinjaman dan investasi dari China kepada salah satu negara bagian Australia dalam proyek-proyek infrastruktur. Victoria tetap satu-satunya negara bagian Australia yang menandatangani perjanjian itu.
"Kami tidak akan mengambil risiko apa pun terhadap infrastruktur telekomunikasi kami, risiko apa pun terhadap elemen keamanan nasional dari apa yang perlu kami lakukan dengan mitra Five Eyes kami," ucap Pompeo, merujuk pada aliansi berbagi intelijen antara Australia, Inggris, Kanada, Selandia Baru, dan AS.
Pompeo, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (24/5/2020), dengan jelas merujuk Belt and Road Initiative, mengatakan bahwa dia tidak tahu sifat dari proyek-proyek itu secara tepat.
"Sejauh mereka memiliki dampak buruk pada kemampuan kita untuk melindungi telekomunikasi dari warga negara kita, atau jaringan keamanan untuk komunitas pertahanan dan intelijen kita - kita cukup memutuskan, kita hanya akan terpisah," ucapnya.
"AS akan menjaga kepercayaan pada jaringan, saya berharap teman dan sekutu Washington, terutama mitra Five Eyes kami seperti Australia, melakukan hal yang sama," sambungnya.
Dia memperingatkan bahwa warga negara Australia harus tahu bahwa masing-masing dan setiap proyek-proyek Belt and Road itu harus dilihat dengan sangat cermat. Pompeo menyebut, beberapa proyek mungkin hanya akan meningkatkan transaksi komersial, tapi beberapa lainnya mungkin akan ada konsekuensi lebih.
"Sering ada uang yang dipinjamkan pada tingkat konsesi, atau kondisi yang ditempatkan pada dokumen utang, atau konsesi yang harus dibuat kepada Partai Komunis China untuk mendapatkan proyek-proyek Belt and Road Initiative yang dibangun. Risiko yang ada nyata, untuk orang-orang di wilayah itu, risiko nyata terhadap negara dan terus terang mereka membangun kapasitas Partai Komunis China untuk melukai di tempat lain," tukasnya.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Kesepakatan menetapkan pemberian pinjaman dan investasi dari China kepada salah satu negara bagian Australia dalam proyek-proyek infrastruktur. Victoria tetap satu-satunya negara bagian Australia yang menandatangani perjanjian itu.
"Kami tidak akan mengambil risiko apa pun terhadap infrastruktur telekomunikasi kami, risiko apa pun terhadap elemen keamanan nasional dari apa yang perlu kami lakukan dengan mitra Five Eyes kami," ucap Pompeo, merujuk pada aliansi berbagi intelijen antara Australia, Inggris, Kanada, Selandia Baru, dan AS.
Pompeo, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (24/5/2020), dengan jelas merujuk Belt and Road Initiative, mengatakan bahwa dia tidak tahu sifat dari proyek-proyek itu secara tepat.
"Sejauh mereka memiliki dampak buruk pada kemampuan kita untuk melindungi telekomunikasi dari warga negara kita, atau jaringan keamanan untuk komunitas pertahanan dan intelijen kita - kita cukup memutuskan, kita hanya akan terpisah," ucapnya.
"AS akan menjaga kepercayaan pada jaringan, saya berharap teman dan sekutu Washington, terutama mitra Five Eyes kami seperti Australia, melakukan hal yang sama," sambungnya.
Dia memperingatkan bahwa warga negara Australia harus tahu bahwa masing-masing dan setiap proyek-proyek Belt and Road itu harus dilihat dengan sangat cermat. Pompeo menyebut, beberapa proyek mungkin hanya akan meningkatkan transaksi komersial, tapi beberapa lainnya mungkin akan ada konsekuensi lebih.
"Sering ada uang yang dipinjamkan pada tingkat konsesi, atau kondisi yang ditempatkan pada dokumen utang, atau konsesi yang harus dibuat kepada Partai Komunis China untuk mendapatkan proyek-proyek Belt and Road Initiative yang dibangun. Risiko yang ada nyata, untuk orang-orang di wilayah itu, risiko nyata terhadap negara dan terus terang mereka membangun kapasitas Partai Komunis China untuk melukai di tempat lain," tukasnya.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(esn)
tulis komentar anda