Keruntuhan 'Final' Israel Telah Diprediksi Einstein dalam Suratnya

Jum'at, 04 Juni 2021 - 17:57 WIB
Surat itu asli dan dijual dalam pelelangan ketika muncul kembali dan sejak itu digambarkan sebagai salah satu dokumen anti-Zionis paling tegas oleh sang jenius tersebut.

Tidak ada yang lebih berbeda dalam nada dan isi dari surat yang dia tulis kepada Manchester Guardian pada 1929, ketika dia memuji "pionir muda, pria dan wanita dengan kaliber intelektual dan moral yang luar biasa, memecahkan batu dan membangun jalan di bawah terik matahari Palestina" dan "pemukiman pertanian yang berkembang pesat yang muncul dari tanah yang telah lama ditinggalkan... pengembangan listrik tenaga air... (dan) industri... dan, di atas segalanya, pertumbuhan sistem pendidikan... Yang pengamat... bisa gagal ditangkap oleh keajaiban pencapaian luar biasa dan pengabdian yang hampir manusiawi seperti itu?"

Einstein mendasarkan pandangannya pada saat ia mengunjungi Palestina selama 12 hari pada 1923, saat memberikan kuliah di Hebrew University of Jerusalem. Ternyata itu adalah satu-satunya kunjungan dia ke tanah suci itu.

Sebagai seorang pasifis seumur hidup, Einstein menyukai gerakan perdamaian global ketika dia menulis "Manifesto untuk Orang-orang Eropa" untuk meminta perdamaian di Eropa melalui persatuan politik semua negara di seluruh benua.

“Tidak heran dia tidak pernah mengunjungi negara Israel, yang terbentuk dari laras senjata, dinamit, dan darah orang-orang Palestina,” tutur Ridley.

Ada banyak "Deir Yassin" sejak Peraih Nobel Einstein mengutuk langsung apa yang dilihatnya sebagai terorisme Yahudi.

“Hari ini, dengan Gaza yang masih membara dari serangan militer brutal terbaru Benjamin Netanyahu terhadap penduduk sipil yang sebagian besar tidak bersenjata, masa depan negara Zionis tidak pernah tampak lebih genting,” ungkap Ridley.

Menurut Ridley, “Kita diberitahu bahwa semua karir politik berakhir dengan kegagalan, dan Netanyahu hanyalah salah satu contohnya. Kita juga diberitahu bahwa keruntuhan masyarakat tidak dapat dihindari dengan jatuhnya pemerintah secara terus-menerus dan meningkatnya kekerasan yang sering disebabkan oleh perang dan bencana.”

Israel telah mengadakan empat Pemilihan Umum hanya dalam waktu dua tahun, yang tidak mampu menghasilkan pemerintahan yang stabil.

“Cara Netanyahu mempertahankan cengkeramannya pada kekuasaan adalah dengan menunjukkan bahwa dia adalah orang kuat yang dibutuhkan negara untuk mempertahankan diri dari Palestina,” ungkap Ridley.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More