Pasukan AS Salah Serbu Pabrik Minyak Bunga Matahari Bulgaria saat Latihan NATO

Kamis, 03 Juni 2021 - 06:06 WIB
Tank Angkatan Darat AS M1A1 Abrams menembakkan artileri saat latihan militer NATO Crystal Arrow 2021 di Adazi, Latvia, pada 26 Maret 2021. Foto/REUTERS
SOFIA - Pemilik pabrik minyak bunga matahari skala kecil di Bulgaria menuduh tentara Amerika Serikat (AS) secara ilegal menyerbu pabriknya selama latihan militer NATO bulan lalu.

Sang pemilik pabrik Marin Dimitrov mengatakan dia telah mengajukan gugatan terhadap mereka yang bertanggung jawab atas insiden 11 Mei tersebut.

Swift Response 2021 adalah latihan multinasional pimpinan Angkatan Darat AS yang diadakan di Estonia, Bulgaria dan Rumania dengan melibatkan lebih dari 7.000 pasukan terjun payung dari 10 negara NATO.





“Selama latihan, anggota Brigade Lintas Udara ke-173 yang berbasis di Italia melakukan simulasi merebut dan mengamankan Pangkalan Udara Cheshnegirovo yang telah dinonaktifkan di Bulgaria selatan dengan membersihkan bunker dan bangunan lainnya,” papar pernyataan Angkatan Darat AS.



“Pada 11 Mei, tentara Amerika memasuki dan membersihkan satu bangunan di sebelah lapangan terbang yang mereka pikir adalah bagian dari area pelatihan tetapi ternyata ditempati warga sipil Bulgaria yang menjalankan bisnis swasta,” ungkap pernyataan militer AS itu.



“Tidak ada senjata yang ditembakkan selama interaksi itu,” papar pernyataan Angkatan Darat AS.

Presiden Bulgaria Rumen Radev mengatakan, "Sama sekali tidak dapat diterima jika kehidupan dan ketenangan warga Bulgaria dipertaruhkan oleh unit militer, baik mereka bagian dari angkatan bersenjata Bulgaria atau asing."

“Latihan di wilayah Bulgaria yang melibatkan Sekutu kami harus meningkatkan rasa aman dan kepercayaan pada pertahanan kolektif, bukannya menyebabkan ketegangan di antara warga Bulgaria,” ujar Radev.

Kedutaan Besar AS di Bulgaria menyampaikan permintaan maaf kepada pemilik bisnis dan para karyawannya.

"Kami selalu belajar dari latihan ini dan sepenuhnya menyelidiki penyebab kesalahan ini," ungkap pernyataan Kedubes AS.

“Kami akan menerapkan prosedur yang ketat untuk secara jelas mendefinisikan area pelatihan kami dan mencegah jenis insiden ini di masa depan,” papar pernyataan itu.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More