Intelijen Inggris Dilaporkan Bantu AS Selidiki Dugaan COVID-19 Bocor dari Lab Wuhan
Sabtu, 29 Mei 2021 - 15:16 WIB
LONDON - Badan intelijen Inggris dilaporkan turun tangan membantu Amerika Serikat (AS) untuk menyelidiki apakah benar virus corona SARS CoV-2 penyebab COVID-19 bocor dari laboratorium di kota Wuhan , China.
Laporan yang diterbitkan The Telegraph tersebut mengatakan komunitas intelijen Inggris sebenarnya telah melakukan penyelidikan sendiri terhadap asal-usul pandemi COVID-19.
Sedangkan sikap resmi London saat ini tentang masalah tersebut adalah bahwa teori virus corona bocor dari laboratorium tidak boleh dikesampingkan.
"Kami memberikan kontribusi intelijen apa yang kami miliki di Wuhan, serta menawarkan untuk membantu Amerika menguatkan dan menganalisis intelijen apa pun yang mereka miliki yang dapat kami bantu," kata seorang sumber keamanan senior Whitehall kepada The Telegraph, yang dilansir Sabtu (29/5/2021).
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Rabu lalu bahwa komunitas intelijen AS telah menentukan tidak ada informasi yang cukup untuk menilai apakah COVID-19 berasal dari kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi atau dari kebocoran laboratorium.
Dia lantas memerintahkan badan-badan intelijen untuk melipatgandakan upaya mereka untuk menyelidiki masalah tersebut dan untuk melaporkan temuan mereka kepadanya dalam 90 hari.
Pada bulan Maret, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis versi lengkap dari laporan oleh sekelompok ahli internasional dari organisasi tersebut tentang kunjungan ke kota Wuhan di China.
Laporan tersebut menyimpulkan bahwa kebocoran COVID-19 dari laboratorium sangat kecil kemungkinannya. Menurut para ahli, jenis baru virus corona kemungkinan besar ditularkan ke manusia dari kelelawar melalui hewan lain.
Namun, laporan intelijen AS yang baru-baru ini dirilis yang dikutip oleh The Wall Street Journal (WSJ) mengeklaim bahwa tiga peneliti dari Institut Virologi Wuhan di China jatuh sakit dengan infeksi pernapasan yang menyerupai COVID-19 pada November 2019, sebulan sebelum China secara resmi melaporkan kasus COVID-19. Beijing membantah keras laporan WSJ.
Beijing telah berulang kali mengecam Washington atas masalah tersebut, dengan mengatakan bahwa menetapkan asal-usul virus adalah pertanyaan ilmiah yang sulit.
"Ini hanya menunjukkan bahwa AS tidak tertarik untuk menemukan kebenaran, tidak menginginkan penelitian ilmiah, ini hanya permainan politik, upaya untuk menyalahkan orang lain dan membuang tanggung jawab mereka," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian pada hari Jumat.
Laporan yang diterbitkan The Telegraph tersebut mengatakan komunitas intelijen Inggris sebenarnya telah melakukan penyelidikan sendiri terhadap asal-usul pandemi COVID-19.
Sedangkan sikap resmi London saat ini tentang masalah tersebut adalah bahwa teori virus corona bocor dari laboratorium tidak boleh dikesampingkan.
"Kami memberikan kontribusi intelijen apa yang kami miliki di Wuhan, serta menawarkan untuk membantu Amerika menguatkan dan menganalisis intelijen apa pun yang mereka miliki yang dapat kami bantu," kata seorang sumber keamanan senior Whitehall kepada The Telegraph, yang dilansir Sabtu (29/5/2021).
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Rabu lalu bahwa komunitas intelijen AS telah menentukan tidak ada informasi yang cukup untuk menilai apakah COVID-19 berasal dari kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi atau dari kebocoran laboratorium.
Dia lantas memerintahkan badan-badan intelijen untuk melipatgandakan upaya mereka untuk menyelidiki masalah tersebut dan untuk melaporkan temuan mereka kepadanya dalam 90 hari.
Pada bulan Maret, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis versi lengkap dari laporan oleh sekelompok ahli internasional dari organisasi tersebut tentang kunjungan ke kota Wuhan di China.
Laporan tersebut menyimpulkan bahwa kebocoran COVID-19 dari laboratorium sangat kecil kemungkinannya. Menurut para ahli, jenis baru virus corona kemungkinan besar ditularkan ke manusia dari kelelawar melalui hewan lain.
Namun, laporan intelijen AS yang baru-baru ini dirilis yang dikutip oleh The Wall Street Journal (WSJ) mengeklaim bahwa tiga peneliti dari Institut Virologi Wuhan di China jatuh sakit dengan infeksi pernapasan yang menyerupai COVID-19 pada November 2019, sebulan sebelum China secara resmi melaporkan kasus COVID-19. Beijing membantah keras laporan WSJ.
Beijing telah berulang kali mengecam Washington atas masalah tersebut, dengan mengatakan bahwa menetapkan asal-usul virus adalah pertanyaan ilmiah yang sulit.
"Ini hanya menunjukkan bahwa AS tidak tertarik untuk menemukan kebenaran, tidak menginginkan penelitian ilmiah, ini hanya permainan politik, upaya untuk menyalahkan orang lain dan membuang tanggung jawab mereka," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian pada hari Jumat.
(min)
tulis komentar anda