Gaji Tentara Bayaran Suriah Dirampok
Kamis, 27 Mei 2021 - 22:12 WIB
Para rekrutan tersebut biasanya adalah anggota kelompok yang dikalahkan oleh pasukan pro-rezim selama konflik Suriah dan dipersatukan di bawah payung Tentara Nasional Suriah (SNA) yang dikendalikan Turki.
"Komunitas internasional harus meminta pertanggungjawaban mereka yang terlibat, sementara juga menangani akar penyebab yang membuat pekerjaan tentara bayaran menjadi satu-satunya sumber pendapatan bagi banyak orang Suriah," kata Direktur Eksekutif STJ Bassam al-Ahmad.
Laporan tersebut merinci berapa banyak pejuang yang dikirim ke Libya atau Nagorno-Karabakh memiliki sedikit pilihan dalam masalah tersebut dan hanya menerima sebagian kecil dari uang yang dijanjikan.
"Pejuang individu secara teratur ditipu oleh tokoh-tokoh senior SNA," katanya.
Laporan itu menceritakan kasus seorang pejuang yang dikirim ke Libya dengan satu brigade dari divisi Sultan Murad yang dipimpin SNA yang mengatakan para perwira tinggi berusaha untuk merebut gaji orang-orang yang berpangkat tinggi.
"Kami pergi tiga bulan tanpa dibayar, dan setelah kami masing-masing meminta uang muka USD300, mereka hanya memberi kami 100 dan menyimpan sisanya," pejuang itu bersaksi.
Tentara bayaran yang direkrut ditawari kesepakatan, terkadang dalam kontrak tertulis, dengan bayaran bulanan USD3.000 dengan kompensasi kepada keluarga sebesar USD75.000 jika tewas dan terkadang bahkan kewarganegaraan Turki.
Seorang perantara yang mengatur perjalanan perekrutan untuk Turki dan dikutip dalam laporan itu mengatakan kelompok bersenjata selalu melanggar kontrak dan memberi para pejuang gaji USD800-1.400.
"Komunitas internasional harus meminta pertanggungjawaban mereka yang terlibat, sementara juga menangani akar penyebab yang membuat pekerjaan tentara bayaran menjadi satu-satunya sumber pendapatan bagi banyak orang Suriah," kata Direktur Eksekutif STJ Bassam al-Ahmad.
Laporan tersebut merinci berapa banyak pejuang yang dikirim ke Libya atau Nagorno-Karabakh memiliki sedikit pilihan dalam masalah tersebut dan hanya menerima sebagian kecil dari uang yang dijanjikan.
"Pejuang individu secara teratur ditipu oleh tokoh-tokoh senior SNA," katanya.
Laporan itu menceritakan kasus seorang pejuang yang dikirim ke Libya dengan satu brigade dari divisi Sultan Murad yang dipimpin SNA yang mengatakan para perwira tinggi berusaha untuk merebut gaji orang-orang yang berpangkat tinggi.
"Kami pergi tiga bulan tanpa dibayar, dan setelah kami masing-masing meminta uang muka USD300, mereka hanya memberi kami 100 dan menyimpan sisanya," pejuang itu bersaksi.
Tentara bayaran yang direkrut ditawari kesepakatan, terkadang dalam kontrak tertulis, dengan bayaran bulanan USD3.000 dengan kompensasi kepada keluarga sebesar USD75.000 jika tewas dan terkadang bahkan kewarganegaraan Turki.
Seorang perantara yang mengatur perjalanan perekrutan untuk Turki dan dikutip dalam laporan itu mengatakan kelompok bersenjata selalu melanggar kontrak dan memberi para pejuang gaji USD800-1.400.
Lihat Juga :
tulis komentar anda