Dituding Belarusia sebagai Pihak Pemberi Ancaman Bom di Pesawat Ryanair, Hamas Kesal
Selasa, 25 Mei 2021 - 16:51 WIB
MINKSA - Belarusia menggunakan adanya ancaman bom sebagai alasan untuk memaksa pesawat Ryanair, dari Yunani menuju Lithuania, yang membawa tokoh oposisi mendarat di Minks. Belarusia mengatakan bahwa ancaman bom itu disampaikan oleh Hamas .
Pihak berwenang Belarusia merilis apa yang mereka katakan sebagai teks peringatan bom saat para pejabat berusaha meredakan protes internasional yang memuncak atas apa yang dikecam Eropa dan juga Amerika Serikat (AS) sebagai tindakan "pembajakan negara". Ancaman itu, menurut otoritas Belarusia, ditulis atas nama Hamas.
"Kami, tentara Hamas, menuntut agar Israel menghentikan tembakan di Jalur Gaza. Kami menuntut Uni Eropa (UE) menarik dukungannya untuk Israel dalam perang ini. Ada bom di pesawat itu. Kalau tidak menuruti tuntutan kami, bom itu akan meledak di Vilnius pada 23 Mei," bunyi teks peringatan yang dirilis oleh Kementerian Transportasi Belarusia.
Juru bicara, Hamas Fawzi Barhoum kemudian membantah kelompoknya memiliki pengetahuan atau koneksi dalam insiden tersebut.
"Kami tidak menggunakan metode ini, yang dapat dilakukan oleh beberapa pihak yang mencurigakan yang bertujuan untuk menjelekkan Hamas dan menggagalkan simpati dunia terhadap rakyat Palestina kami dan perlawanan sah mereka," ujarnya, seperti dilansir Reuters pada Sealsa (25/5/2021).
Sementara itu, Angkatan Udara Belarusia membantah bahwa jet tempur mereka memaksa pesawat Ryanair untuk mengalihkan penerbangan dan mendarat di Minks.
Kepala Angakata Udara Belarusia, Igor Golub mengatakan bahwa awak Ryanair mengambil keputusan untuk mengalihkan ke Minsk sendiri dan bahwa jet tempur dikirim untuk mengawalnya hanya setelah itu berbalik untuk terbang menuju Minks.
Pasca insiden ini, sejumlah maskapai penerbangan Eropa memutuskan untuk membatalkan seluruh penerbangan mereka ke Belarusia dan melarang pesawat mereka untuk melintasi wilayah udara Belarusia.
Pihak berwenang Belarusia merilis apa yang mereka katakan sebagai teks peringatan bom saat para pejabat berusaha meredakan protes internasional yang memuncak atas apa yang dikecam Eropa dan juga Amerika Serikat (AS) sebagai tindakan "pembajakan negara". Ancaman itu, menurut otoritas Belarusia, ditulis atas nama Hamas.
"Kami, tentara Hamas, menuntut agar Israel menghentikan tembakan di Jalur Gaza. Kami menuntut Uni Eropa (UE) menarik dukungannya untuk Israel dalam perang ini. Ada bom di pesawat itu. Kalau tidak menuruti tuntutan kami, bom itu akan meledak di Vilnius pada 23 Mei," bunyi teks peringatan yang dirilis oleh Kementerian Transportasi Belarusia.
Juru bicara, Hamas Fawzi Barhoum kemudian membantah kelompoknya memiliki pengetahuan atau koneksi dalam insiden tersebut.
"Kami tidak menggunakan metode ini, yang dapat dilakukan oleh beberapa pihak yang mencurigakan yang bertujuan untuk menjelekkan Hamas dan menggagalkan simpati dunia terhadap rakyat Palestina kami dan perlawanan sah mereka," ujarnya, seperti dilansir Reuters pada Sealsa (25/5/2021).
Sementara itu, Angkatan Udara Belarusia membantah bahwa jet tempur mereka memaksa pesawat Ryanair untuk mengalihkan penerbangan dan mendarat di Minks.
Kepala Angakata Udara Belarusia, Igor Golub mengatakan bahwa awak Ryanair mengambil keputusan untuk mengalihkan ke Minsk sendiri dan bahwa jet tempur dikirim untuk mengawalnya hanya setelah itu berbalik untuk terbang menuju Minks.
Pasca insiden ini, sejumlah maskapai penerbangan Eropa memutuskan untuk membatalkan seluruh penerbangan mereka ke Belarusia dan melarang pesawat mereka untuk melintasi wilayah udara Belarusia.
(sya)
tulis komentar anda