Dewan HAM PBB Gelar Pertemuan Khusus Bahas Situasi Palestina
Kamis, 20 Mei 2021 - 20:28 WIB
JENEWA - Dewan HAM PBB pada pekan depan akan menggelar sesi khusus untuk membahas "situasi HAM yang parah" di wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur. Pertemuan itu digelar atas permintaan Pakistan dan Palestina.
"Sidang khusus itu diadakan berdasarkan permintaan resmi yang diajukan kemarin bersama oleh Pakistan, sebagai Koordinator Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Palestina," kata Dewan HAM PBB dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (20/5/2021).
Dalam sebuah surat kepada Dewan HAM, Duta Besar Pakistan, Khalil Hashmi, koordinator OKI untuk HAM dan kemanusiaan, dan Duta Besar Palestina, Ibrahim Khraishi meminta diadakannya sesi khusus karena mendesaknya situasi saat ini.
Bersamaan dengan surat tersebut, keduanya juga melampirkan dua dokumen Annex dengan negara OKI serta negara non OKI - yang merupakan anggota dan pengamat Dewan HAM - yang mendukung permintaan sidang khusus tersebut.
Di antara negara-negara non-OKI, Cina, Afrika Selatan, Venezuela, Bolivia, Kuba, Meksiko, Namibia, dan Eritrea telah mendukung penyelenggaraan sidang khusus ini.
Diperkirakan 4.500 warga Palestina diyakini ditahan di penjara Israel, termasuk 39 wanita dan 350 tahanan administratif.
Sementara itu, menurut Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 230 warga Palestina telah tewas, termasuk 65 anak-anak dan 39 wanita, dan lebih dari 1.700 lainnya terluka dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak 10 Mei.
"Sidang khusus itu diadakan berdasarkan permintaan resmi yang diajukan kemarin bersama oleh Pakistan, sebagai Koordinator Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Palestina," kata Dewan HAM PBB dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (20/5/2021).
Dalam sebuah surat kepada Dewan HAM, Duta Besar Pakistan, Khalil Hashmi, koordinator OKI untuk HAM dan kemanusiaan, dan Duta Besar Palestina, Ibrahim Khraishi meminta diadakannya sesi khusus karena mendesaknya situasi saat ini.
Bersamaan dengan surat tersebut, keduanya juga melampirkan dua dokumen Annex dengan negara OKI serta negara non OKI - yang merupakan anggota dan pengamat Dewan HAM - yang mendukung permintaan sidang khusus tersebut.
Di antara negara-negara non-OKI, Cina, Afrika Selatan, Venezuela, Bolivia, Kuba, Meksiko, Namibia, dan Eritrea telah mendukung penyelenggaraan sidang khusus ini.
Diperkirakan 4.500 warga Palestina diyakini ditahan di penjara Israel, termasuk 39 wanita dan 350 tahanan administratif.
Baca Juga
Sementara itu, menurut Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 230 warga Palestina telah tewas, termasuk 65 anak-anak dan 39 wanita, dan lebih dari 1.700 lainnya terluka dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak 10 Mei.
(esn)
tulis komentar anda