Gaza Hancur-hancuran Dibom Israel, Mengapa Pemimpin Hamas Tinggal di Qatar?
Senin, 17 Mei 2021 - 09:39 WIB
"Keputusan itu terkait dengan pengaturan internal di Hamas dan komplikasi terkait perjalanan ke dan dari Jalur Gaza," kata seorang pejabat Hamas kala itu seperti dikutip Jerusalem Post.
Para pejabat Hamas membantah bahwa Mesir telah melarang Haniyeh kembali ke Jalur Gaza dan mengatakan pemimpin Hamas itu telah memutuskan untuk tidak kembali ke rumah pada tahap ini.
Seorang pejabat Hamas mengatakan Haniyeh telah memutuskan untuk menetap di Qatar pada fase ini, dan tidak diketahui apakah keluarganya akan bergabung dengannya.
Laporan tentang keputusan Haniyeh untuk tidak kembali ke Jalur Gaza diyakini terkait dengan ketidakpuasan Mesir atas kunjungannya ke Iran tahun lalu.
Haniyeh mengunjungi Iran untuk menghadiri pemakaman komandan Pasukan Quds Qasem Soleimani, yang dibunuh oleh AS di Irak pada Januari 2020.
Laporan yang belum dikonfirmasi mengatakan Mesir telah memutuskan untuk menghukum Haniyeh dengan mencegahnya kembali ke Jalur Gaza melalui perlintasan perbatasan Rafah.
Pejabat Hamas awalnya mengonfirmasi bahwa Mesir kesal dengan Haniyeh karena mengunjungi Iran. Namun, para pejabat kelompok itu kemudian mengatakan bahwa krisis antara Hamas dan Mesir telah diselesaikan.
Haniyeh yang meninggalkan Jalur Gaza pada 2 Desember 2019 pernah mengunjungi Mesir, Turki, Oman, Qatar dan Malaysia, selain ke Iran. Dia juga berencana mengunjungi Lebanon, Mauritania, Rusia dan Kuwait.
Qatar, negara menjadi tempat singgah Hamas, dikenal sebagai donatur untuk rakyat Palestina, khususnya di Jalur Gaza.
Para pejabat Hamas membantah bahwa Mesir telah melarang Haniyeh kembali ke Jalur Gaza dan mengatakan pemimpin Hamas itu telah memutuskan untuk tidak kembali ke rumah pada tahap ini.
Seorang pejabat Hamas mengatakan Haniyeh telah memutuskan untuk menetap di Qatar pada fase ini, dan tidak diketahui apakah keluarganya akan bergabung dengannya.
Laporan tentang keputusan Haniyeh untuk tidak kembali ke Jalur Gaza diyakini terkait dengan ketidakpuasan Mesir atas kunjungannya ke Iran tahun lalu.
Haniyeh mengunjungi Iran untuk menghadiri pemakaman komandan Pasukan Quds Qasem Soleimani, yang dibunuh oleh AS di Irak pada Januari 2020.
Laporan yang belum dikonfirmasi mengatakan Mesir telah memutuskan untuk menghukum Haniyeh dengan mencegahnya kembali ke Jalur Gaza melalui perlintasan perbatasan Rafah.
Baca Juga
Pejabat Hamas awalnya mengonfirmasi bahwa Mesir kesal dengan Haniyeh karena mengunjungi Iran. Namun, para pejabat kelompok itu kemudian mengatakan bahwa krisis antara Hamas dan Mesir telah diselesaikan.
Haniyeh yang meninggalkan Jalur Gaza pada 2 Desember 2019 pernah mengunjungi Mesir, Turki, Oman, Qatar dan Malaysia, selain ke Iran. Dia juga berencana mengunjungi Lebanon, Mauritania, Rusia dan Kuwait.
Qatar, negara menjadi tempat singgah Hamas, dikenal sebagai donatur untuk rakyat Palestina, khususnya di Jalur Gaza.
tulis komentar anda