Sheikh Jarrah, Simbol Perlawanan Palestina Terhadap Agresi Israel

Senin, 17 Mei 2021 - 04:30 WIB
Ilustrasi
YERUSALEM - Bau busuk menyelimuti Sheikh Jarrah, sebuah lingkungan kecil di Yerusalem Timur , tempat para pengunjuk rasa berusaha mencegah Israel mengusir delapan keluarga Palestina dan membiarkan orang-orang Yahudi masuk. Sheikh Jarrah telah menjadi simbol perlawanan Palestina terhadap kerakusan Israel.

Dalam beberapa pekan terakhir, polisi Israel telah berulang kali menembakkan cairan berbau busuk yang dikenal sebagai air sigung yang bertahan sepanjang malam untuk mencoba membubarkan para demonstran.





Itu menjadikan Syekh Jarrah sebagai lambang dari apa yang dilihat orang Palestina sebagai kampanye Israel untuk memaksa mereka keluar dari Yerusalem Timur. Sebuah area pepohonan rumah batu pasir, konsulat asing, dan hotel mewah, Sheikh Jarrah terletak sekitar 500 meter dari Gerbang Damaskus Kota Tua.

Melansir Al Arabiya, wilayah ini dinamai dari nama dokter pribadi Saladin, penakluk Muslim yang merebut Yerusalem dari Tentara Salib pada 1187. Israel merebut Kota Tua, dan sisa Yerusalem Timur dan Tepi Barat yang berdekatan, dalam perang tahun 1967. Israel menganggap semua wilayah Yerusalem sebagai ibukotanya, termasuk Sheikh Jarrah.

Warga Palestina tinggal di sebagian besar rumah Syekh Jarrah, tetapi pemukim Israel telah pindah ke beberapa propertinya. Pemukin Israel mengatakan bahwa properti itu dimiliki oleh orang-orang Yahudi sebelum perang Israel-Arab tahun 1948 yang mengikuti berakhirnya Mandat Inggris untuk Palestina.



Nabil al-Kurd, adalah salah satu warga Palestina yang menghadapi penggusuran dari jalan lingkungan Othman Ibn Affan setelah pertempuran hukum yang panjang. “Israel tidak akan puas sampai saya dikeluarkan dari rumah yang pernah saya tinggali hampir sepanjang hidup saya,” katanya.

Orang-orang Palestina telah tinggal di Sheikh Jarrah sejak mereka ditempatkan kembali di sana pada tahun 1950-an oleh Yordania, setelah melarikan diri atau dipaksa meninggalkan rumah mereka di Yerusalem Barat dan Haifa selama pertempuran seputar penciptaan Israel pada tahun 1948.

Para pemukim yang mengajukan gugatan atas jalan Othman Ibn Affan mengatakan, mereka membeli tanah itu dari dua asosiasi Yahudi yang membelinya pada akhir abad ke-19.



Pengadilan Israel yang lebih rendah mendukung para pemukim berdasarkan hukum Israel yang mengizinkan orang Yahudi untuk mengklaim kembali kepemilikan properti yang hilang pada tahun 1948.

Tidak ada hukum seperti itu yang memberikan hak kepada warga Palestina untuk melakukan hal yang sama di Yerusalem Barat atau bagian lain Israel. “Keluarga kami datang ke sini sebagai pengungsi. Itu terjadi lagi,” kata warga Sheikh Jarrah, Khaled Hamad.

Penggusuran tersebut mendapat tentangan dari dunia internasional, termasuk Amerika Serikat (AS). Ini dapat meningkatkan kemungkinan penggusuran tersebut menjadi tanggung jawab diplomatik bagi Israel.

Protes anti penggusuran telah diadakan di kota-kota Palestina di Tepi Barat dan oleh orang-orang Arab Israel di Haifa dan Nazareth. Salem Barahmeh, anggota gerakan pemuda Palestina Generasi untuk Pembaruan Demokratis, mengatakan Syekh Jarrah memobilisasi pemuda Palestina di Palestina dan di seluruh dunia.
(esn)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More