Perang dengan Hamas Memanas, 120 Personel Militer AS Hengkang dari Israel
Jum'at, 14 Mei 2021 - 07:35 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) telah menarik sekitar 120 personel militer dari Israel di tengah memanasnya pertempuran antara militer Zionis dengan kelompok Hamas di Jalur Gaza, Palestina .
Juru bicara Komando Eropa AS (EUCOM) Charles Prichard kepada Sputniknews, Kamis (13/5/2021) mengonfirmasi hengkangnya ratusan personel militer Amerika dari negara Yahudi tersebut.
“Sekitar 120 personel DoD (Departemen Pertahanan) tiba di Jerman dari Israel hari ini melalui pesawat C-17 yang berbasis di Pangkalan Udara Ramstein. Kami membuat keputusan dengan berkoordinasi dengan Israel," kata Prichard.
Prichard mengatakan ratusan personel itu sebelumnya berada di Israel untuk acara perencanaan rutin, yang dijadwalkan selesai minggu ini.
Amerika Serikat merupakan sekutu utama Israel dan terbiasa memasok bantuan, termasuk bantuan militer, untuk rezim Zionis tersebut. Sejak konflik terbaru dengan Hamas pecah, Amerika juga menyuarakan dukungan pada Zionis.
Pesawat tak berawak, helikopter dan jet tempur Israel telah menyerang Jalur Gaza sejak Senin, setelah kelompok militan Palestina; Hamas dan Jihad Islam Palestina, mulai menembakkan roket, rudal dan mortir ke Israel.
Kelompok-kelompok itu mengatakan tindakan mereka adalah pembalasan atas penggusuran paksa Israel terhadap warga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem dan penindasan terhadap pengunjuk rasa di Masjid Al-Aqsa.
Hamas dan Jihad Islam Palestina mengeklaim telah meluncurkan lebih dari 1.500 roket ke kota-kota Israel selatan dan tengah sejak 10 Mei. Pada hari Kamis, tiga roket juga ditembakkan dari dalam Lebanon, ke utara Israel.
Enam orang Israel telah tewas sejauh ini, termasuk satu tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan seorang anak laki-laki berusia enam tahun.
Sedangkan pejabat kesehatan di Gaza mengatakan bahwa lebih dari 100 warga Palestina, termasuk 27 anak-anak, telah menjadi korban tewas dalam serangan Israel hingga hari Kamis, sementara hampir 600 orang lainnya terluka.
Israel telah membom lebih dari 650 sasaran di Gaza, menghancurkan beberapa gedung bertingkat tinggi di daerah kantong berpenduduk padat Palestina. IDF mengatakan serangannya telah menewaskan puluhan militan, termasuk beberapa komandan tinggi Hamas.
Yang terbaru, Israel kini tak hanya menggempur Jalur Gaza dengan serangan udara, tapi juga dengan serangan darat. Bergabungnya Angkatan Udara dan Angkatan Darat rezim Zionis ini membuat perang yang telah berkobar semakin besar dan meluas.
IDF tidak membenarkan atau menyangkal apakah ada tentara Angkatan Darat yang benar-benar menyeberang ke kantong Palestina.
“Angkatan Udara dan Darat IDF sekarang menyerang Jalur Gaza. Rincian lebih lanjut akan datang," kata IDF dalam pengumuman di Twitter, Jumat (14/5/2021).
Juru bicara Komando Eropa AS (EUCOM) Charles Prichard kepada Sputniknews, Kamis (13/5/2021) mengonfirmasi hengkangnya ratusan personel militer Amerika dari negara Yahudi tersebut.
“Sekitar 120 personel DoD (Departemen Pertahanan) tiba di Jerman dari Israel hari ini melalui pesawat C-17 yang berbasis di Pangkalan Udara Ramstein. Kami membuat keputusan dengan berkoordinasi dengan Israel," kata Prichard.
Prichard mengatakan ratusan personel itu sebelumnya berada di Israel untuk acara perencanaan rutin, yang dijadwalkan selesai minggu ini.
Amerika Serikat merupakan sekutu utama Israel dan terbiasa memasok bantuan, termasuk bantuan militer, untuk rezim Zionis tersebut. Sejak konflik terbaru dengan Hamas pecah, Amerika juga menyuarakan dukungan pada Zionis.
Pesawat tak berawak, helikopter dan jet tempur Israel telah menyerang Jalur Gaza sejak Senin, setelah kelompok militan Palestina; Hamas dan Jihad Islam Palestina, mulai menembakkan roket, rudal dan mortir ke Israel.
Kelompok-kelompok itu mengatakan tindakan mereka adalah pembalasan atas penggusuran paksa Israel terhadap warga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem dan penindasan terhadap pengunjuk rasa di Masjid Al-Aqsa.
Hamas dan Jihad Islam Palestina mengeklaim telah meluncurkan lebih dari 1.500 roket ke kota-kota Israel selatan dan tengah sejak 10 Mei. Pada hari Kamis, tiga roket juga ditembakkan dari dalam Lebanon, ke utara Israel.
Enam orang Israel telah tewas sejauh ini, termasuk satu tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan seorang anak laki-laki berusia enam tahun.
Sedangkan pejabat kesehatan di Gaza mengatakan bahwa lebih dari 100 warga Palestina, termasuk 27 anak-anak, telah menjadi korban tewas dalam serangan Israel hingga hari Kamis, sementara hampir 600 orang lainnya terluka.
Israel telah membom lebih dari 650 sasaran di Gaza, menghancurkan beberapa gedung bertingkat tinggi di daerah kantong berpenduduk padat Palestina. IDF mengatakan serangannya telah menewaskan puluhan militan, termasuk beberapa komandan tinggi Hamas.
Yang terbaru, Israel kini tak hanya menggempur Jalur Gaza dengan serangan udara, tapi juga dengan serangan darat. Bergabungnya Angkatan Udara dan Angkatan Darat rezim Zionis ini membuat perang yang telah berkobar semakin besar dan meluas.
IDF tidak membenarkan atau menyangkal apakah ada tentara Angkatan Darat yang benar-benar menyeberang ke kantong Palestina.
“Angkatan Udara dan Darat IDF sekarang menyerang Jalur Gaza. Rincian lebih lanjut akan datang," kata IDF dalam pengumuman di Twitter, Jumat (14/5/2021).
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda