Kapal Induk China Rampungkan Latihan Perang di Laut China Selatan
Senin, 03 Mei 2021 - 08:30 WIB
BEIJING - Kapal induk China, Shandong, dan kelompok tempurnya telah menyelesaikan latihan perang di Laut China Selatan . Hal itu disampaikan Kementerian Pertahanan setempat pada hari Minggu.
Juru bicara Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA-N) China, Gao Xiucheng, mengatakan latihan itu sah dan dapat meningkatkan kemampuan China untuk melindungi kedaulatan nasional, keamanan, dan kepentingan pembangunannya.
Latihan itu, lanjut dia, juga dapat membantu melindungi perdamaian dan stabilitas regional.
Gao berharap dunia luar akan memandang latihan ini secara objektif dan rasional.
"Ke depan, Angkatan Laut China akan terus menggelar latihan serupa,” ujarnya, seperti dikutip South China Morning Post, Senin (3/5/2021).
Shandong adalah kapal induk kedua China, namun merupakan kapal induk pertama yang diproduksi di dalam negeri.
Latihan perang tersebut adalah latihan pertama Shandong di Laut China Selatan yang disengketakan tahun ini.
Latihan itu dilakukan beberapa minggu setelah Amerika Serikat (AS) dan Filipina menyuarakan keprihatinan tentang kehadiran lebih dari 200 kapal penangkap ikan China di dekat terumbu yang disengketakan di Laut China Selatan.
Juru bicara Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA-N) China, Gao Xiucheng, mengatakan latihan itu sah dan dapat meningkatkan kemampuan China untuk melindungi kedaulatan nasional, keamanan, dan kepentingan pembangunannya.
Latihan itu, lanjut dia, juga dapat membantu melindungi perdamaian dan stabilitas regional.
Gao berharap dunia luar akan memandang latihan ini secara objektif dan rasional.
"Ke depan, Angkatan Laut China akan terus menggelar latihan serupa,” ujarnya, seperti dikutip South China Morning Post, Senin (3/5/2021).
Shandong adalah kapal induk kedua China, namun merupakan kapal induk pertama yang diproduksi di dalam negeri.
Latihan perang tersebut adalah latihan pertama Shandong di Laut China Selatan yang disengketakan tahun ini.
Latihan itu dilakukan beberapa minggu setelah Amerika Serikat (AS) dan Filipina menyuarakan keprihatinan tentang kehadiran lebih dari 200 kapal penangkap ikan China di dekat terumbu yang disengketakan di Laut China Selatan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda