Israel Melarang Aktivis Yerusalem Masuk Masjid Al-Aqsa selama 6 Bulan
Selasa, 20 April 2021 - 00:01 WIB
YERUSALEM - Israel memanggil aktivis Yerusalem Mohamed Arnaout untuk diinterogasi di pusat penahanan Qishla dan melarang dia masuk ke Masjid Al-Aqsa selama enam bulan.
Tindakan Israel itu dilaporkan Pusat Informasi Palestina.
Arnaout adalah mantan tahanan yang telah menghabiskan lebih dari 15 bulan di penjara Israel karena peran aktifnya dalam menolak pembongkaran rumah dan pemindahan warga Palestina oleh Israel.
Polisi Israel telah melarangnya melakukan perjalanan internasional.
Arnaout sudah menikah dan ayah dari lima anak. Otoritas Israel sebelumnya telah melarang istrinya mengunjunginya saat berada dalam penahanan.
Masjid Al-Aqsa menghadapi rencana Yudaisasi saat kelompok pemukim Yahudi sayap kanan telah berulang kali menyerbu dan menduduki Masjid Al-Aqsa dalam upaya membaginya secara spasial dan temporer antara Muslim dan Yahudi.
Sebelumnya dilaporkan, Mufti Besar Yerusalem dan Ulama Masjid Al-Aqsa Sheikh Muhammad Hussein menyeru negara-negara Arab dan Muslim ikut campur melawan pelanggaran Israel terhadap tempat suci umat Islam.
Seruan itu diungkapkan Pusat Informasi Palestina.
Hussein mengatakan dalam pernyataan bahwa otoritas Israel membuka pintu menara Masjid Al-Aqsa, memutus kabel listrik pengeras suara untuk mencegah Adzan dan menyita makanan iftar atau berbuka puasa.
Otoritas Israel juga mengancam akan menyerbu Masjid Al-Aqsa di hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan.
Dia memperingatkan Israel berusaha memaksakan ketentuan paksaan yang harus diterima oleh warga Palestina.
Mengenai ancaman dari "Kelompok Kuil" untuk menyerbu Masjid Al-Aqsa pada hari-hari terakhir Ramadhan, Hussein menekankan, "Masjid akan tetap menjadi penghalang yang tidak dapat ditembus siapa pun yang mencoba menodai halamannya."
Dia juga meminta penduduk Palestina di Israel untuk mengintensifkan kehadirannya di Masjid Al-Aqsa untuk mengusir serangan para pemukim Yahudi ke tempat suci Muslim tersebut.
Tindakan Israel itu dilaporkan Pusat Informasi Palestina.
Arnaout adalah mantan tahanan yang telah menghabiskan lebih dari 15 bulan di penjara Israel karena peran aktifnya dalam menolak pembongkaran rumah dan pemindahan warga Palestina oleh Israel.
Polisi Israel telah melarangnya melakukan perjalanan internasional.
Arnaout sudah menikah dan ayah dari lima anak. Otoritas Israel sebelumnya telah melarang istrinya mengunjunginya saat berada dalam penahanan.
Masjid Al-Aqsa menghadapi rencana Yudaisasi saat kelompok pemukim Yahudi sayap kanan telah berulang kali menyerbu dan menduduki Masjid Al-Aqsa dalam upaya membaginya secara spasial dan temporer antara Muslim dan Yahudi.
Sebelumnya dilaporkan, Mufti Besar Yerusalem dan Ulama Masjid Al-Aqsa Sheikh Muhammad Hussein menyeru negara-negara Arab dan Muslim ikut campur melawan pelanggaran Israel terhadap tempat suci umat Islam.
Seruan itu diungkapkan Pusat Informasi Palestina.
Hussein mengatakan dalam pernyataan bahwa otoritas Israel membuka pintu menara Masjid Al-Aqsa, memutus kabel listrik pengeras suara untuk mencegah Adzan dan menyita makanan iftar atau berbuka puasa.
Otoritas Israel juga mengancam akan menyerbu Masjid Al-Aqsa di hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan.
Dia memperingatkan Israel berusaha memaksakan ketentuan paksaan yang harus diterima oleh warga Palestina.
Mengenai ancaman dari "Kelompok Kuil" untuk menyerbu Masjid Al-Aqsa pada hari-hari terakhir Ramadhan, Hussein menekankan, "Masjid akan tetap menjadi penghalang yang tidak dapat ditembus siapa pun yang mencoba menodai halamannya."
Dia juga meminta penduduk Palestina di Israel untuk mengintensifkan kehadirannya di Masjid Al-Aqsa untuk mengusir serangan para pemukim Yahudi ke tempat suci Muslim tersebut.
(sya)
tulis komentar anda