Khamenei Sebut Proposal AS Soal Kesepakatan Nuklir Tidak Patut Dipertimbangkan
Kamis, 15 April 2021 - 20:27 WIB
TEHERAN - Pemimpin Tertinggi Spiritual Iran , Ali Khamenei menyatakan, proposal yang diajukan oleh Washington tentang Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) tidak pantas untuk dipertimbangkan. Khamenei menyebut proposal Amerika Serikat (AS) itu terlalu menghina.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan bahwa Washington akan meringankan beberapa sanksi terhadap Teheran, jika Iran kembali mematuhi komitmennya di bawah perjanjian nuklir.
"Proposal mereka sombong dan menghina dan bahkan tidak pantas untuk dilihat," kata Khamenei dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (15/4/2021).
Khamenei kemudian mencatat bahwa meskipun Washington menyampaikan keinginannya untuk bernegosiasi. Tapi, jelasnya, AS sebenarnya tidak bercita-cita untuk menerima kebenaran.
Dia kemudian mengatakan, tidak seperti AS, Uni Eropa (UE) mengakui bahwa hak itu milik Iran. Tetapi, sayangnya menurut Khamenei, UE sangat bergantung pada AS.
Iran, AS dan Eropa diketahui sedang terlibat pembicaraan tidak langsung untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir. Pembicaraan tersebut berlangsung di Ibu Kota Austria, Wina.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan bahwa Washington akan meringankan beberapa sanksi terhadap Teheran, jika Iran kembali mematuhi komitmennya di bawah perjanjian nuklir.
"Proposal mereka sombong dan menghina dan bahkan tidak pantas untuk dilihat," kata Khamenei dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (15/4/2021).
Khamenei kemudian mencatat bahwa meskipun Washington menyampaikan keinginannya untuk bernegosiasi. Tapi, jelasnya, AS sebenarnya tidak bercita-cita untuk menerima kebenaran.
Dia kemudian mengatakan, tidak seperti AS, Uni Eropa (UE) mengakui bahwa hak itu milik Iran. Tetapi, sayangnya menurut Khamenei, UE sangat bergantung pada AS.
Iran, AS dan Eropa diketahui sedang terlibat pembicaraan tidak langsung untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir. Pembicaraan tersebut berlangsung di Ibu Kota Austria, Wina.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda