NYT: Ledakan di Fasilitas Nuklir Natanz Iran Diaktifkan dari Jarak Jauh
Rabu, 14 April 2021 - 09:27 WIB
TEHERAN - Ledakan yang menyebabkan pemadaman listrik di fasilitas nuklir Natanz , Iran, pada Minggu dini hari dipicu oleh alat peledak yang diaktifkan dari jarak jauh. Itu merupakan laporan New York Times (NYT) hari Selasa yang mengutip sumber intelijen.
Media Israel, Channel 13, juga menerbitkan laporan serupa yang menyatakan sebuah alat peledak ditempatkan di dekat jalur listrik utama dan diledakkan pada dini hari yang menyebabkan seluruh fasilitas nuklir berhenti berfungsi.
Untuk sementara ini, Iran tidak mengakui rincian laporan media AS dan Israel tersebut. Meski demikian, para pejabat Teheran menuduh Israel sebagai pelaku sabotase di fasilitas pengayaan uranium tersebut.
Mantan Kepala Organisasi Energi Atom (AEOI) Iran, Fereydoon Abbasi-Davani, mengakui kehebatan dari skema sabotase tersebut.
“Skema musuh sangat bagus. Saya melihatnya dari sudut pandang ilmiah. Mereka memikirkannya, menggunakan ahli mereka dan merencanakan ledakan sedemikian rupa sehingga listrik utama dan kabel listrik akan rusak," kata Abbasi-Davani kepada stasiun televisi pemerintah Iran.
Menurut media berbahasa Ibrani, Maariv, sumber-sumber intelijen memperkirakan akan memakan waktu berbulan-bulan sebelum Iran memperbaiki kerusakan tersebut.
Wakil Presiden Iran Eshaq Jahangiri telah mengatakan bahwa orang-orang harus bertanggung jawab atas perlindungan Natanz, karena serangan terhadapnya dapat menyebabkan konsekuensi bencana bagi reputasi, ekonomi, dan keamanan Iran.
Sementara itu, pejabat pemerintahan Presiden AS Joe Biden pada hari Senin menyatakan keprihatinan mereka bahwa ledakan hari Minggu dapat menyebabkan Teheran memindahkan proyek nuklirnya ke lokasi yang lebih dalam di bawah tanah.
Lihat Juga: Israel Lebih Suka Trump atau Kamala Harris jadi Presiden AS ? Simak Penjelasan dan Alasannya
Media Israel, Channel 13, juga menerbitkan laporan serupa yang menyatakan sebuah alat peledak ditempatkan di dekat jalur listrik utama dan diledakkan pada dini hari yang menyebabkan seluruh fasilitas nuklir berhenti berfungsi.
Untuk sementara ini, Iran tidak mengakui rincian laporan media AS dan Israel tersebut. Meski demikian, para pejabat Teheran menuduh Israel sebagai pelaku sabotase di fasilitas pengayaan uranium tersebut.
Mantan Kepala Organisasi Energi Atom (AEOI) Iran, Fereydoon Abbasi-Davani, mengakui kehebatan dari skema sabotase tersebut.
“Skema musuh sangat bagus. Saya melihatnya dari sudut pandang ilmiah. Mereka memikirkannya, menggunakan ahli mereka dan merencanakan ledakan sedemikian rupa sehingga listrik utama dan kabel listrik akan rusak," kata Abbasi-Davani kepada stasiun televisi pemerintah Iran.
Menurut media berbahasa Ibrani, Maariv, sumber-sumber intelijen memperkirakan akan memakan waktu berbulan-bulan sebelum Iran memperbaiki kerusakan tersebut.
Wakil Presiden Iran Eshaq Jahangiri telah mengatakan bahwa orang-orang harus bertanggung jawab atas perlindungan Natanz, karena serangan terhadapnya dapat menyebabkan konsekuensi bencana bagi reputasi, ekonomi, dan keamanan Iran.
Sementara itu, pejabat pemerintahan Presiden AS Joe Biden pada hari Senin menyatakan keprihatinan mereka bahwa ledakan hari Minggu dapat menyebabkan Teheran memindahkan proyek nuklirnya ke lokasi yang lebih dalam di bawah tanah.
Lihat Juga: Israel Lebih Suka Trump atau Kamala Harris jadi Presiden AS ? Simak Penjelasan dan Alasannya
(min)
tulis komentar anda