Inggris Tawarkan Perlindungan pada Duta Besar Myanmar untuk London
Jum'at, 09 April 2021 - 17:16 WIB
LONDON - Inggris menawarkan perlindungan kepada Duta Besar (Dubes) Myanmar untuk London Kyaw Zwar Minn setelah dia dipecat dari kedutaannya oleh para diplomat pro-junta.
Kyaw Zwar Minn bertemu pada Kamis (8/4) dengan Menteri Luar Negeri Inggris untuk Asia Nigel Adams setelah para diplomat kedutaan besarnya mengatakan mereka tidak dapat lagi mengenalinya sebagai duta besar, sejalan keputusan junta menghentikan jabatannya.
“Saya menghormati keberanian dan patriotismenya. Kami akan mendukungnya untuk memastikan keselamatan dan keamanannya di Inggris,” ungkap Adams dalam tweet di atas gambar kedua pria yang terlihat muram pada pertemuan mereka.
Inggris mengatakan pihaknya mengutuk pelarangan dubes itu dari kedutaannya pada Selasa.
Setelah itu Kyaw dipaksa tidur di mobilnya semalaman ketika pengunjuk rasa anti-junta berkumpul di luar, diawasi oleh polisi London.
"Mengingat perilaku penindasan terhadap Minn, kami berusaha memastikan dia dapat hidup dengan aman di Inggris, sementara dia memutuskan masa depan jangka panjangnya," papar juru bicara Kantor Luar Negeri Inggris.
Kyaw Zwar Minn bertemu pada Kamis (8/4) dengan Menteri Luar Negeri Inggris untuk Asia Nigel Adams setelah para diplomat kedutaan besarnya mengatakan mereka tidak dapat lagi mengenalinya sebagai duta besar, sejalan keputusan junta menghentikan jabatannya.
“Saya menghormati keberanian dan patriotismenya. Kami akan mendukungnya untuk memastikan keselamatan dan keamanannya di Inggris,” ungkap Adams dalam tweet di atas gambar kedua pria yang terlihat muram pada pertemuan mereka.
Inggris mengatakan pihaknya mengutuk pelarangan dubes itu dari kedutaannya pada Selasa.
Setelah itu Kyaw dipaksa tidur di mobilnya semalaman ketika pengunjuk rasa anti-junta berkumpul di luar, diawasi oleh polisi London.
"Mengingat perilaku penindasan terhadap Minn, kami berusaha memastikan dia dapat hidup dengan aman di Inggris, sementara dia memutuskan masa depan jangka panjangnya," papar juru bicara Kantor Luar Negeri Inggris.
tulis komentar anda