Kelompok Separatis Serbu Penjara di Nigeria, Bebaskan 1.800 Napi
Selasa, 06 April 2021 - 15:41 WIB
YENAGOA - Lebih dari 1.800 narapidana melarikan diri setelah kelompok bersenjata yang membawa granat berpeluncur roket, senapan mesin, bahan peledak dan senapan, menyerang sebuah penjara di kota tenggara Nigeria , Owerri.
Polisi Nigeria meyakini jika kelompok separatis terlarang, Masyarakat Asli Biafra (IPOB), berada di balik serangan itu, tetapi juru bicara kelompok itu membantah terlibat serangan tersebut.
Gerakan separatis di tenggara Nigeria adalah salah satu dari beberapa tantangan keamanan serius yang dihadapi Presiden Muhammadu Buhari, termasuk pemberontakan Islam selama satu dekade di timur laut, serentetan penculikan sekolah di barat laut dan pembajakan di Teluk Guinea.
"Pusat Penjara Owerri di negara bagian Imo telah diserang oleh orang-orang bersenjata yang tidak dikenal dan secara paksa membebaskan total 1.844 narapidana yang ditahan," kata juru bicara Layanan Pemasyarakatan Nigeria dalam sebuah pernyataan pada Senin malam.
"Para penyerang menyerbu fasilitas itu sekitar pukul 02:15 pagi pada hari Senin," katanya seperti dilansir dari Reuters, Selasa (6/4/2021).
Dalam pernyataan terpisah, pihak kepolisian mengatakan para penyerang menggunakan bahan peledak untuk meledakkan blok administrasi penjara dan memasuki halaman penjara.
Ketegangan meningkat di tenggara dalam beberapa bulan terakhir setelah tuduhan bahwa sayap paramiliter IPOB, yang dikenal sebagai Jaringan Keamanan Timur, telah terlibat dalam bentrokan dengan militer.
"Penyelidikan awal telah mengungkapkan bahwa para penyerang adalah anggota Masyarakat Asli Biafra (IPOB) yang dilarang," kata Frank Mba, juru bicara Kepolisian Nigeria.
Namun juru bicara IPOB mengatakan kepada Reuters melalui panggilan telepon bahwa kelompok tersebut tidak terlibat. Dia mengatakan pernyataan akan dikeluarkan pada waktunya.
Beberapa kantor polisi telah diserang di tenggara Nigeria sejak Januari, dengan sejumlah besar amunisi dicuri. Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Polisi Nigeria meyakini jika kelompok separatis terlarang, Masyarakat Asli Biafra (IPOB), berada di balik serangan itu, tetapi juru bicara kelompok itu membantah terlibat serangan tersebut.
Gerakan separatis di tenggara Nigeria adalah salah satu dari beberapa tantangan keamanan serius yang dihadapi Presiden Muhammadu Buhari, termasuk pemberontakan Islam selama satu dekade di timur laut, serentetan penculikan sekolah di barat laut dan pembajakan di Teluk Guinea.
"Pusat Penjara Owerri di negara bagian Imo telah diserang oleh orang-orang bersenjata yang tidak dikenal dan secara paksa membebaskan total 1.844 narapidana yang ditahan," kata juru bicara Layanan Pemasyarakatan Nigeria dalam sebuah pernyataan pada Senin malam.
"Para penyerang menyerbu fasilitas itu sekitar pukul 02:15 pagi pada hari Senin," katanya seperti dilansir dari Reuters, Selasa (6/4/2021).
Dalam pernyataan terpisah, pihak kepolisian mengatakan para penyerang menggunakan bahan peledak untuk meledakkan blok administrasi penjara dan memasuki halaman penjara.
Ketegangan meningkat di tenggara dalam beberapa bulan terakhir setelah tuduhan bahwa sayap paramiliter IPOB, yang dikenal sebagai Jaringan Keamanan Timur, telah terlibat dalam bentrokan dengan militer.
"Penyelidikan awal telah mengungkapkan bahwa para penyerang adalah anggota Masyarakat Asli Biafra (IPOB) yang dilarang," kata Frank Mba, juru bicara Kepolisian Nigeria.
Namun juru bicara IPOB mengatakan kepada Reuters melalui panggilan telepon bahwa kelompok tersebut tidak terlibat. Dia mengatakan pernyataan akan dikeluarkan pada waktunya.
Beberapa kantor polisi telah diserang di tenggara Nigeria sejak Januari, dengan sejumlah besar amunisi dicuri. Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
(ian)
tulis komentar anda