Memilukan, Anak-anak Myanmar Sembunyi di Lubang Tanah karena Dibom Militer
Selasa, 06 April 2021 - 09:16 WIB
Anak-anak semakin menjadi sasaran serangan mematikan dari pasukan keamanan di Myanmar, yang telah diguncang oleh kekerasan lebih dari dua bulan sejak militer mengambil alih kekuasaan dari pemerintah sipil pimpinan Aung San Suu Kyi.
Kemarin, seorang ayah berbicara tentang momen mengerikan ketika dia menemukan putrinya telah ditembak mati oleh anggota pasukan keamanan saat korban bermain di rumah.
Setidaknya 43 anak telah tewas oleh angkatan bersenjata Myanmar, menurut organisasi Save the Children.
Kelompok itu mengatakan negara Asia Tenggara tersebut berada dalam "situasi mimpi buruk", dengan korban termuda yang diketahui baru berusia enam tahun.
"Ini adalah skenario mimpi buruk yang sedang berlangsung," kata kelompok itu. “Anak-anak yang tidak bersalah memiliki masa depan mereka secara brutal."
"Keluarga yang berduka—di antara mereka adalah anak-anak kecil yang telah melihat saudara kandung meninggal—menderita kehilangan dan rasa sakit yang tak terbayangkan," imbuh kelompok tersebut.
Lebih dari 2.500 orang telah ditahan sejak kudeta militer, menurut kelompok pemantau lokal; Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP). Kelompok pemantau itu juga mencatat korban tewas sebanyak 564 hingga hari Minggu, karena pasukan keamanan terus menggunakan kekuatan mematikan terhadap pengunjuk rasa antikudeta.
Kemarin, seorang ayah berbicara tentang momen mengerikan ketika dia menemukan putrinya telah ditembak mati oleh anggota pasukan keamanan saat korban bermain di rumah.
Setidaknya 43 anak telah tewas oleh angkatan bersenjata Myanmar, menurut organisasi Save the Children.
Kelompok itu mengatakan negara Asia Tenggara tersebut berada dalam "situasi mimpi buruk", dengan korban termuda yang diketahui baru berusia enam tahun.
"Ini adalah skenario mimpi buruk yang sedang berlangsung," kata kelompok itu. “Anak-anak yang tidak bersalah memiliki masa depan mereka secara brutal."
"Keluarga yang berduka—di antara mereka adalah anak-anak kecil yang telah melihat saudara kandung meninggal—menderita kehilangan dan rasa sakit yang tak terbayangkan," imbuh kelompok tersebut.
Lebih dari 2.500 orang telah ditahan sejak kudeta militer, menurut kelompok pemantau lokal; Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP). Kelompok pemantau itu juga mencatat korban tewas sebanyak 564 hingga hari Minggu, karena pasukan keamanan terus menggunakan kekuatan mematikan terhadap pengunjuk rasa antikudeta.
(min)
tulis komentar anda