Sikut Wajah Bayi Majikan, PRT Indonesia Dipenjara di Singapura
Senin, 05 April 2021 - 14:30 WIB
SINGAPURA - Seorang pembantu rumah tangga (PRT) asal Indonesia pada Senin (5/4/2021) dihukum sembilan bulan penjara di Singapura . Dia dinyatakan bersalah atas tuduhan menganiaya bayi berumur setahun, anak majikannya.
PRT bernama Suliana Kasim Dapok, 42, mengaku bersalah atas dua tuduhan penganiayaan terhadap bayi majikannya.
Suliana mengaku pada saat kejadian sedang kesal karena masalah pribadi. Dia lantas melampiaskan ketidasenangannya pada bayi laki-laki berusia satu tahun yang berada di bawah asuhannya. Dia menginjak kaki dan menyikut wajah korban hingga terjatuh.
Bayi itu tidak dapat disebutkan namanya karena perintah pembungkaman oleh pengadilan untuk melindungi identitasnya dan detail tentang rumahnya hanya bisa disunting dari dokumen pengadilan.
Pengadilan mendengar kesaksian bahwa Suliana mulai bekerja untuk keluarga majikannya pada Oktober 2018. Tugasnya termasuk mengasuh keempat anak majikan.
Bayi itu berada di rumah sekitar pukul 11.15 pada tanggal 8 Mei tahun lalu ketika dia muntah di karpet di ruang tamu.
Wakil Jaksa Penuntut Umum Ben Mathias Tan mengatakan: "Terdakwa sedang dalam proses membersihkan karpet dengan deterjen saat korban berjalan menuju terdakwa."
"Karena terdakwa tidak ingin korban bersentuhan dengan deterjen, maka terdakwa menyikut wajah korban sehingga korban terjatuh ke lantai dan menangis," katanya, seperti dikutip Straits Times.
Suliana kemudian berjalan menuju dapur setelah menyeka karpet ketika dia mengira bayi itu akan memegang kakinya.
Untuk mencegahnya melakukannya, dan karena frustrasi lantaran harus membersihkan muntahannya, terdakwa menginjak lutut kanan korban, menyebabkan korban menangis lebih keras.
Menurut pengadilan, Suliana terus melecehkan anak itu di ruang tamu sekitar 20 menit kemudian.
"Terdakwa sedang duduk di sofa melipat cucian. Terdakwa memberi isyarat agar korban datang, dan korban melakukannya," kata Ben Mathias.
"Terdakwa kemudian mendorong kepala korban hingga jatuh ke lantai. Terdakwa kemudian menarik kaki korban untuk ditarik ke arahnya, dan memeriksa popok korban," ujarnya.
Sambil beranjak dari sofa untuk menyingkirkan pakaian, Suliana menginjak kaki kanan bayi itu hingga membuatnya menangis.
Kamera CCTV di dalam flat menunjukkan terdakwa memang berkali-kali menganiaya korban. Sang majikan atau Ibu korban lantas melapor ke polisi pada pukul 13.12 siang pada hari itu.
Bayi itu dibawa ke KK Women's and Children's Hospital satu jam kemudian dan dia ditemukan memar di sepanjang tulang punggungnya.
Menurut hukum di Singapura, untuk setiap kasus penganiayaan seorang anak, pelanggar dapat dipenjara hingga delapan tahun dan didenda hingga 8.000 dollar Singapura.
Lihat Juga: Duduk Perkara Putra Pendiri Singapura Kabur ke Inggris: Seteru Keluarga Jadi Masalah Negara
PRT bernama Suliana Kasim Dapok, 42, mengaku bersalah atas dua tuduhan penganiayaan terhadap bayi majikannya.
Suliana mengaku pada saat kejadian sedang kesal karena masalah pribadi. Dia lantas melampiaskan ketidasenangannya pada bayi laki-laki berusia satu tahun yang berada di bawah asuhannya. Dia menginjak kaki dan menyikut wajah korban hingga terjatuh.
Bayi itu tidak dapat disebutkan namanya karena perintah pembungkaman oleh pengadilan untuk melindungi identitasnya dan detail tentang rumahnya hanya bisa disunting dari dokumen pengadilan.
Pengadilan mendengar kesaksian bahwa Suliana mulai bekerja untuk keluarga majikannya pada Oktober 2018. Tugasnya termasuk mengasuh keempat anak majikan.
Bayi itu berada di rumah sekitar pukul 11.15 pada tanggal 8 Mei tahun lalu ketika dia muntah di karpet di ruang tamu.
Wakil Jaksa Penuntut Umum Ben Mathias Tan mengatakan: "Terdakwa sedang dalam proses membersihkan karpet dengan deterjen saat korban berjalan menuju terdakwa."
"Karena terdakwa tidak ingin korban bersentuhan dengan deterjen, maka terdakwa menyikut wajah korban sehingga korban terjatuh ke lantai dan menangis," katanya, seperti dikutip Straits Times.
Suliana kemudian berjalan menuju dapur setelah menyeka karpet ketika dia mengira bayi itu akan memegang kakinya.
Untuk mencegahnya melakukannya, dan karena frustrasi lantaran harus membersihkan muntahannya, terdakwa menginjak lutut kanan korban, menyebabkan korban menangis lebih keras.
Menurut pengadilan, Suliana terus melecehkan anak itu di ruang tamu sekitar 20 menit kemudian.
"Terdakwa sedang duduk di sofa melipat cucian. Terdakwa memberi isyarat agar korban datang, dan korban melakukannya," kata Ben Mathias.
"Terdakwa kemudian mendorong kepala korban hingga jatuh ke lantai. Terdakwa kemudian menarik kaki korban untuk ditarik ke arahnya, dan memeriksa popok korban," ujarnya.
Sambil beranjak dari sofa untuk menyingkirkan pakaian, Suliana menginjak kaki kanan bayi itu hingga membuatnya menangis.
Kamera CCTV di dalam flat menunjukkan terdakwa memang berkali-kali menganiaya korban. Sang majikan atau Ibu korban lantas melapor ke polisi pada pukul 13.12 siang pada hari itu.
Bayi itu dibawa ke KK Women's and Children's Hospital satu jam kemudian dan dia ditemukan memar di sepanjang tulang punggungnya.
Menurut hukum di Singapura, untuk setiap kasus penganiayaan seorang anak, pelanggar dapat dipenjara hingga delapan tahun dan didenda hingga 8.000 dollar Singapura.
Lihat Juga: Duduk Perkara Putra Pendiri Singapura Kabur ke Inggris: Seteru Keluarga Jadi Masalah Negara
(min)
tulis komentar anda