Biden: Pertumpahan Darah Myanmar Benar-benar Keterlaluan!

Senin, 29 Maret 2021 - 08:11 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Foto/REUTERS
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengecam keras pertumpahan darah yang dilakukan pasukan keamanan junta terhadap pengunjuk rasa anti-kudeta di Myanmar . Dia mengatakan tindakan itu benar-benar keterlaluan.

Kecaman Biden disampaikan hari Minggu setelah pasukan keamanan junta Myanmar membunuh lebih dari 100 orang termasuk setidaknya tujuh anak.



Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan dan menahan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi pada 1 Februari. Kudeta itu memicu protes massa yang menuntut kembali ke demokrasi.



Pada hari Sabtu, setidaknya 107 orang tewas di berbagai wilayah Myanmar ketika pasukan keamanan menembaki para pengunjuk rasa.

"Ini mengerikan," kata Biden kepada wartawan dalam sambutan singkat yang dia berikan di negara bagian asalnya, Delaware.

"Ini benar-benar keterlaluan dan berdasarkan laporan yang saya dapatkan, banyak sekali orang yang terbunuh sama sekali tidak perlu."

Pembunuhan massal hari Sabtu terjadi setelah junta militer menggelar parade militer besar-besaran untuk merayakan Hari Angkatan Bersenjata.

Uni Eropa menggambarkan kekerasan mematikan itu sebagai tindakan yang tidak bisa diterima.

"Jauh dari merayakan, militer Myanmar kemarin telah membuat hari yang mengerikan dan memalukan," kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Senin (29/3/2021).



Kecaman itu muncul setelah menteri pertahanan 12 negara termasuk Amerika Serikat, Inggris, Jepang dan Australia mengecam militer Myanmar.

"Seorang militer profesional mengikuti standar perilaku internasional dan bertanggung jawab untuk melindungi—tidak merugikan—orang-orang yang dilayaninya," bunyi pernyataan 12 menteri tersebut.

"Kami mendesak Angkatan Bersenjata Myanmar untuk menghentikan kekerasan dan bekerja untuk memulihkan rasa hormat dan kredibilitas dari rakyat Myanmar yang telah hilang melalui tindakannya."

Menurut kelompok pemantau lokal, jumlah korban tewas akibat tindakan keras sejak kudeta telah meningkat menjadi sedikitnya 423 orang.

Pemakaman diadakan kemarin untuk beberapa korban, setelah hari paling berdarah sejak kudeta itu.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More