Dua Gadis Indonesia Diserang di AS, Ras Diyakini Jadi Penyebabnya
Sabtu, 27 Maret 2021 - 12:45 WIB
PHILADELPHIA - Dua gadis pelajar Indonesia diserang sekelompok perempuan kulit hitam di stasiun Balai Kota SEPTA (SEPTA’s City Hall Station) di Philadelphia, Amerika Serikat (AS), pada Minggu malam lalu. Kedua korban percaya jadi target serangan karena ras mereka.
Kedua korban, yang minta tak diidentifikasi demi keselamatan mereka, ditampar dan dicemooh saat menunggu kereta Broad Street Line arah selatan di stasiun Balai Kota SEPTA sekitar pukul 20.00.
Gadis-gadis berusia 17 dan 18 tahun itu mengatakan kepadaPhiladelphiaInquirer bahwa mereka sedang duduk di sebuah bangku di peron kereta bawah tanah ketika empat perempuan kulit hitam mendekati mereka, dan dua menampar wajah mereka. Salah satu dari penyerang melontarkan cemoohan kasar.
Mereka percaya ras menjadi latar belakang sasaran karena mereka sebelumnya mendekati pria dan wanita keturunan Indonesia, dan tidak mendekati orang lain di platform yang berkulit putih, hitam, dan hispanik.
Seorang juru bicara SEPTA mengatakan insiden itu awalnya tidak dilaporkan ke polisi transit SEPTA atau Departemen Kepolisian Philadelphia. Pihak berwenang sekarang sedang menyelidikinya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi dalam keterangan yang dirilis Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Sabtu (27/3/2021), mengatakan kasus itu sudah ditangani polisi setempat.
"Polisi sedang selidiki rekaman CCTV. Perwakilan RI juga terus lakukan komunikasi dengan simpul masyarakat dan Mahasiswa Indonesia di AS," kata Menlu Retno.
Kedua korban, yang minta tak diidentifikasi demi keselamatan mereka, ditampar dan dicemooh saat menunggu kereta Broad Street Line arah selatan di stasiun Balai Kota SEPTA sekitar pukul 20.00.
Gadis-gadis berusia 17 dan 18 tahun itu mengatakan kepadaPhiladelphiaInquirer bahwa mereka sedang duduk di sebuah bangku di peron kereta bawah tanah ketika empat perempuan kulit hitam mendekati mereka, dan dua menampar wajah mereka. Salah satu dari penyerang melontarkan cemoohan kasar.
Mereka percaya ras menjadi latar belakang sasaran karena mereka sebelumnya mendekati pria dan wanita keturunan Indonesia, dan tidak mendekati orang lain di platform yang berkulit putih, hitam, dan hispanik.
Seorang juru bicara SEPTA mengatakan insiden itu awalnya tidak dilaporkan ke polisi transit SEPTA atau Departemen Kepolisian Philadelphia. Pihak berwenang sekarang sedang menyelidikinya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi dalam keterangan yang dirilis Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Sabtu (27/3/2021), mengatakan kasus itu sudah ditangani polisi setempat.
"Polisi sedang selidiki rekaman CCTV. Perwakilan RI juga terus lakukan komunikasi dengan simpul masyarakat dan Mahasiswa Indonesia di AS," kata Menlu Retno.
tulis komentar anda