Bertemu Menlu Singapura, Menlu RI Bahas Investasi hingga Pariwisata
Kamis, 25 Maret 2021 - 22:25 WIB
JAKARTA - Peningkatan kerjasama bilateral antara Indonesia dan Singapura menjadi topik utama pembicaraan antara Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Singapura , Vivian Balakrishnan. Keduanya bertemu di Jakarta.
Berbicara dalam konferensi pers virtual, Retno menuturkan, dia dan Vivian mengawali pertemuan dengan membahas rencana pertemuan puncak pemimpin kedua negara. Lalu, dibahas pula isu utama yang akan dibahas dalam pertemuan itu.
Retno mengatakan, dia dan vivian membahas tiga isu yang kemungkinan akan menjadi fokus dalam pertemuan puncak pemimpin kedua negara. Pertama adalah soal investasi. Dia menuturkan, Singapura adalah investor utama Indonesia. Arus masuk investasi asing langsung dari Singapura terus meningkat meskipun terjadi pandemi.
Ratifikasi Perjanjian Investasi Bilateral (BIT), jelas Retno, pada awal bulan ini diharapkan dapat mendorong arus investasi yang lebih besar melalui kepastian dan kepercayaan.
"Dan, BIT ini juga mencerminkan komitmen kuat kami terhadap kerja sama ekonomi yang terbuka dan adil, dan menandakan optimisme yang diperkuat untuk pemulihan ekonomi yang cepat. Jadi, kami berharap Leaders Retreat juga akan memberikan dorongan lebih lanjut untuk investasi," ucapnya pada Kamis (25/3/2021).
"Kedua, kami membahas persiapan yang hati-hati untuk menghidupkan kembali sektor perjalanan dan pariwisata. Kami bertukar pandangan tentang situasi COVID-19 di negara kami serta kemajuan program vaksinasi untuk kedua negara," sambungnya.
Kepada Vivian, ungkap Retno, dia menjelaskan bahwa sampai saat ini Indonesia telah memvaksinasi lebih dari sembilan juta orang dan pada satu titik Indonesia mencapai angka 500 ribu vaksinasi perhari.
"Namun, tren bagus ini jangan sampai membuat kita terlena. Sebaliknya, kami harus bekerja lebih keras untuk pulih bersama, dan untuk pulih lebih kuat. Dan, kami sangat senang memiliki Travel Corridor Arrangement (TCA) sebagai alat untuk memfasilitasi pelancong bisnis resmi dan penting. Indonesia berharap TCA terus beroperasi," ungkapnya.
Dirinya menyebut, sambil terus mengikuti perkembangan pandemi, dia dan Vivian mencatat komunikasi tentang kemungkinan untuk memiliki proyek percontohan tentang pembukaan kembali perbatasan kedua negara untuk tujuan pariwisata dengan cara yang aman, bertahap dan hati-hati.
Berbicara dalam konferensi pers virtual, Retno menuturkan, dia dan Vivian mengawali pertemuan dengan membahas rencana pertemuan puncak pemimpin kedua negara. Lalu, dibahas pula isu utama yang akan dibahas dalam pertemuan itu.
Retno mengatakan, dia dan vivian membahas tiga isu yang kemungkinan akan menjadi fokus dalam pertemuan puncak pemimpin kedua negara. Pertama adalah soal investasi. Dia menuturkan, Singapura adalah investor utama Indonesia. Arus masuk investasi asing langsung dari Singapura terus meningkat meskipun terjadi pandemi.
Ratifikasi Perjanjian Investasi Bilateral (BIT), jelas Retno, pada awal bulan ini diharapkan dapat mendorong arus investasi yang lebih besar melalui kepastian dan kepercayaan.
"Dan, BIT ini juga mencerminkan komitmen kuat kami terhadap kerja sama ekonomi yang terbuka dan adil, dan menandakan optimisme yang diperkuat untuk pemulihan ekonomi yang cepat. Jadi, kami berharap Leaders Retreat juga akan memberikan dorongan lebih lanjut untuk investasi," ucapnya pada Kamis (25/3/2021).
"Kedua, kami membahas persiapan yang hati-hati untuk menghidupkan kembali sektor perjalanan dan pariwisata. Kami bertukar pandangan tentang situasi COVID-19 di negara kami serta kemajuan program vaksinasi untuk kedua negara," sambungnya.
Kepada Vivian, ungkap Retno, dia menjelaskan bahwa sampai saat ini Indonesia telah memvaksinasi lebih dari sembilan juta orang dan pada satu titik Indonesia mencapai angka 500 ribu vaksinasi perhari.
"Namun, tren bagus ini jangan sampai membuat kita terlena. Sebaliknya, kami harus bekerja lebih keras untuk pulih bersama, dan untuk pulih lebih kuat. Dan, kami sangat senang memiliki Travel Corridor Arrangement (TCA) sebagai alat untuk memfasilitasi pelancong bisnis resmi dan penting. Indonesia berharap TCA terus beroperasi," ungkapnya.
Dirinya menyebut, sambil terus mengikuti perkembangan pandemi, dia dan Vivian mencatat komunikasi tentang kemungkinan untuk memiliki proyek percontohan tentang pembukaan kembali perbatasan kedua negara untuk tujuan pariwisata dengan cara yang aman, bertahap dan hati-hati.
Lihat Juga :
tulis komentar anda