Cerita Dokter China yang Temukan Virus Corona di Wuhan
Sabtu, 18 April 2020 - 15:42 WIB
Menurut laporan Xinhua, dokter Zhang telah bekerja selama epidemi SARS 2003 dan sensitif terhadap tanda-tanda epidemi.
Dia mengklaim pasien lain mulai datang dengan kasus serupa yang mengarah ke diskusi ahli dengan 10 orang setelah mereka melaporkan kasus tersebut.
"Kami mengatakan kami mencurigai ada sesuatu yang salah, tetapi kami tidak tahu apa itu," katanya.
Laporan Xinhua menyatakan penyelidikan terhadap penyakit misterius itu diluncurkan keesokan harinya, dan pada 30 Desember, semua lembaga medis di Wuhan diperingatkan akan wabah pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya di kota tersebut.
Pada 31 Desember, sebuah tim ahli dari Komisi Kesehatan Nasional (NHC) China dikirim ke Wuhan dan semua penduduk diperintahkan untuk memakai masker wajah dan menghindari daerah yang ramai. Pada saat itu, 27 kasus virus telah dikonfirmasi di seluruh kota.
Laporan itu muncul ketika China berada di bawah tekanan yang meningkat dari Amerika Serikat dan negara lain untuk menjelaskan sumber COVID-19.
Penuturan dokter Zhang selaras dengan timeline atau kronologi yang diberikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang memperingatkan wabah pada 31 Desember.
Penuturan Zhang juga cocok dengan keterangan yang diberikan oleh dokter Li Wenliang, sosok yang dianggap media Barat sebagai dokter whistleblower COVID-19. Li kala itu mengatakan kepada rekan-rekannya dalam kelompok obrolan online pada 30 Desember bahwa ada pasien yang dikarantina di unit gawat darurat.
Tetapi sejak awal pandemi, China dituduh menipu jumlah korban meninggal dan mencoba meremehkan bahaya dari wabah COVID-19 termasuk fakta bahwa penularan antar-manusia terjadi di kota Wuhan.
Banyak ahli mempertanyakan apakah negara komunis itu benar-benar transparan, dan khawatir ketika dokter Li dan dokter lain ditangkap oleh polisi atas tuduhan menyebarkan desas-desus.
Dia mengklaim pasien lain mulai datang dengan kasus serupa yang mengarah ke diskusi ahli dengan 10 orang setelah mereka melaporkan kasus tersebut.
"Kami mengatakan kami mencurigai ada sesuatu yang salah, tetapi kami tidak tahu apa itu," katanya.
Laporan Xinhua menyatakan penyelidikan terhadap penyakit misterius itu diluncurkan keesokan harinya, dan pada 30 Desember, semua lembaga medis di Wuhan diperingatkan akan wabah pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya di kota tersebut.
Pada 31 Desember, sebuah tim ahli dari Komisi Kesehatan Nasional (NHC) China dikirim ke Wuhan dan semua penduduk diperintahkan untuk memakai masker wajah dan menghindari daerah yang ramai. Pada saat itu, 27 kasus virus telah dikonfirmasi di seluruh kota.
Laporan itu muncul ketika China berada di bawah tekanan yang meningkat dari Amerika Serikat dan negara lain untuk menjelaskan sumber COVID-19.
Penuturan dokter Zhang selaras dengan timeline atau kronologi yang diberikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang memperingatkan wabah pada 31 Desember.
Penuturan Zhang juga cocok dengan keterangan yang diberikan oleh dokter Li Wenliang, sosok yang dianggap media Barat sebagai dokter whistleblower COVID-19. Li kala itu mengatakan kepada rekan-rekannya dalam kelompok obrolan online pada 30 Desember bahwa ada pasien yang dikarantina di unit gawat darurat.
Tetapi sejak awal pandemi, China dituduh menipu jumlah korban meninggal dan mencoba meremehkan bahaya dari wabah COVID-19 termasuk fakta bahwa penularan antar-manusia terjadi di kota Wuhan.
Banyak ahli mempertanyakan apakah negara komunis itu benar-benar transparan, dan khawatir ketika dokter Li dan dokter lain ditangkap oleh polisi atas tuduhan menyebarkan desas-desus.
Lihat Juga :
tulis komentar anda